Laporan BI: Serapan Tenaga Kerja Meningkat pada Kuartal I 2018

Bank Indonesia (BI) mencatat kenaikan peningkatan penggunaan tenaga kerja terutama di sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan lainnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Apr 2018, 14:41 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2018, 14:41 WIB
Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia Gratis, Ini Syaratnya
Karyawan menghitung uang kertas rupiah yang rusak di tempat penukaran uang rusak di Gedung Bank Indonessia, Jakarta (4/4). Selain itu BI juga meminta masyarakat agar menukarkan uang yang sudah tidak layar edar. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) melaporkan hasil survei kegiatan dunia usaha (SKDU) membaik pada kuartal I 2018. Ini tercermin dari perkembangan penggunaan tenaga kerja yang terus meningkat.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Statistik BI, Yati Kurniati mengatakan, kenaikan tingkat penggunaan tenaga kerja tercermin pada membaiknya kontraksi Saldo Bersih Tertimbang (SBT) jumlah tenaga kerja dari -0,89 persen pada kuartal IV-2017 menjadi -0,88 persen pada kuartal I-2018.

"Berdasarkan sektor lapangan usaha, peningkatan penggunaan tenaga kerja terutama terjadi pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan dengan SBT 0,81 persen," kata Yati, di Gedung BI, Kamis (12/4/2018).

Yati mengungkapkan, responden survei sebanyak 3.200 perusahaan menyampaikan, peningkatan penggunaan tenaga kerja tersebut seiring dengan peningkatan volume produksi.

Sementara itu, pada kuartal II-2018 optimisme peningkatan kegiatan usaha juga didukung oleh perkiraan tingkat penggunaan tenaga kerja sebagaimana tercermin dari SBT sebesar 5,29 persen.

Peningkatan jumlah tenaga kerja pada kuartal II-2018 diperkirakan terjadi pada sebagian besar sektor ekonomi, terutama pada sektor perdagangan, hotel dan restoran (SBT 1,40 persen), jasa-jasa (SBT 1,36 persen) dan keuangan, real estate dan jasa perusahaan (SBT 1,31 persen).

"Responden menyampaikan bahwa peningkatan jumlah karyawan tersebut selain didorong oleh peningkatan penjualan juga disebabkan oleh perluasan usaha,” kata dia.

 

 

Reporter: Yayu Agustini

Sumber: Merdeka.com

 

Kegiatan Bisnis RI Menggeliat pada Kuartal I

Investasi Teksil Meningkat Saat Ekonomi Lesu
Pekerja memotong pola di pabrik Garmen,Tangerang, Banten, Selasa (13/10/2015). Industri tekstil di dalam negeri terus menggeliat. Hal ini ditandai aliran investasi yang mencapai Rp 4 triliun (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) melaporkan berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), kegiatan usaha pada kuartal I-2018 meningkat dari kuartal IV-2017. Beberapa sektor mencatatkan kenaikan, di antaranya pertanian, perkebunan, dan lainnya. 

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Statistik BI, Yati Kurniati mengatakan peningkatan tersebut tercermin dari angka Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kegiatan usaha per sektor ekonomi sebesar 8,23 persen, lebih tinggi ketimbang kuartal IV-2017 sebesar 7,40 persen.

Sektor yang tercatat mengalami kenaikan hanya pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan, dan sektor industri pengolahan. Sektor lainnya tercatat mengalami penurunan, namun tidak signifikan.

"Peningkatan kegiatan usaha terutama terjadi pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan, serta sektor industri pengolahan," kata Yati dalam sebuah acara jumpa pers di Gedung BI, Kamis 12 April 2018.

Yati mengungkapkan, pada kuartal II-2018, kegiatan usaha diperkirakan meningkat lebih lanjut, terutama didorong oleh penguatan permintaan dan faktor musiman Ramadhan dan Idul Fitri.

"Kegiatan usaha pada kuartal I-2018 meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya. Ke depan, ekspansi kegiatan usaha diperkirakan akan terus berlanjut," dia optimistis. 

Peningkatan tertinggi terjadi pada sektor industri pengolahan yang semula minus 0,12 menjadi 2,17. Sementara penurunan tertinggi terjadi pada sektor perdagangan, hotel dan restoran.

Yati menjelaskan, sektor industri pengolahan mengalami kenaikan signifikan disebabkan meningkatnya produksi tekstil menjelang Idul Fitri. Sementara perdagangan, hotel dan restoran mengalami penurunan sebab pada kuarta; sebelumnya yang merupakan akhir tahun adalah musim liburan. Survei ini dilakukan pada 3.200 perusahaan yang memiliki omzet minimal Rp 2,5 miliar per tahun.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya