RI Ekspor Benih Pare sampai Bayam ke 10 Negara

Benih hortikultura Indonesia sudah menembus pasar di 10 negara. Benih apa saja itu?

oleh Septian Deny diperbarui 17 Apr 2018, 13:08 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2018, 13:08 WIB
Pare
Pare

Liputan6.com, Jakarta - Produk benih hortikultura Indonesia menembus pasar di 10 negara. Hal ini menunjukkan jika industri perbenihan lokal mampu bersaing dengan produk benih negara lain.

Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi mengatakan, selama ini Kementan terus mendorong peningkatkan produksi produk-produk pertanian, termasuk benih yang berdaya saing dan dapat masuk di pasar ekspor. 

"Ini sejalan dengan kebijakan Menteri Pertanian, yakni mendorong ekspor, disamping kebijakan kedaulatan pangan dan menyejahterakan petani,” ujar dia dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (17/8/2018).

Salah satu pengekspor benih hortikultura, yaitu PT Bisi International Tbk (BISI) yang mampu mengekspor benih hortikultura di kisaran 10 persen dari total produksinya. "Setelah kebutuhan benih dalam negeri dicukupi, maka surplusnya bisa diekspor ke negara lain," lanjut dia.

Direktur Utama BISI Internasional Jemmy Eka Putra mengatakan, kontribusi penjualan ekspor benih mencapai 10 persen dari total penjualan benih hortikultura perusahaan. Sedangkan negara tujuan ekspor benih hortikultura tersebut, antara lain India, Pakistan, Srilanka, Bangladesh, Myanmar, Vietnam, Malaysia, Thailand, Filiphina, dan China.

‎"Ekspor benih berkaitan beberapa hal seperti kesesuaian jenis varietas yang cocok iklimnya dengan negara tujuan, tetap kita pacu benih sesuai permintaan pasar. Kami ekspor ke ASEAN, Asia Selatan, dan China,” ungkap dia.

 

Ekspor Benih Pare

Ilustrasi Bayam (iStock)
Ilustrasi Bayam (iStock)

Jemmy menyatakan, pada tahun ini perusahaan menargetkan ekspor sebesar 900 ton benih atau naik 50 persen dibandingkan 2017. Beberapa benih hortikultura yang diekspor yaitu benih pare, cabai, paprika, timun, gambas, melon, waluh, sweet corn, pare welut, semangka, terong, tomat, jagung pulut, kacang panjang, kangkung, bayam, okra, dan buncis. Totalnya mencapai 18 komoditas.

“Proses produksi benih ini dikerjakan bermitra dengan petani, di mana 99 persen produksi ini melibatkan petani. Ini bermitra dengan memberdayakan 9.900 petani pada hamparan 3.340 hektar yang tersebar di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat,” jelas dia.

Sementara itu Nasirudin, petani penangkar benih mitra BISI spesial tanaman hibrida pare, gambas, pare welut dan melon mengatakan pihaknya sudah bermitra lebih dari 18 tahun. Menurutnya, pola kerja sama ini menguntungkan petani.

"Iya selama ini saya menggantungkan hidupnya dari sini. Hasilnya bisa untuk biaya hidup sehari hari termasuk menyekolahkan anak kuliah. Harapan kami kerjasama seperti ini tetap berlanjut, diperluas di daerah daerah lain,” tandas Nasirudin.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya