Liputan6.com, Jakarta - PT Pos Indonesia tak gentar dengan banyaknya pesaing di industri logistik. Meskipun jasa pengiriman surat mengalami penurunan tetapi terjadi kenaikan pada jasa pengiriman barang karena hadirnya e-commerce.
Direktur Jasa dan Kurir Pos Indonesia, Agus Handoyo menjelaskan, Pos Indonesia siap memasuki persaingan dalam bisnis distribusi logistik di Indonesia. Ia yakin, jaringan luas yang dimiliki Pos Indonesia akan menjadi kekuatan untuk bersaing. Selain itu, pengalaman sebagai jasa pengantar akan memberikan jaminan bagi masyarakat.
"Jumlah titik outlet layanan Pos Indonesia di seluruh Indonesia, kantor Pos 4.657 kemudian kita punya agency, agen pos yang dikembangkan bersama teman dari Asperindo, ada 3.500 agen. Ada agen jasa keuangan sekitar 47.000 orang. Dengan jaringan demikian luasnya, kami punya model yang bisa antarkan barang sampai ke ujung (pelosok Indonesia)," ungkapnya di Kementerian Kominfo, Jakarta, Selasa (17/4/2018).
Advertisement
Baca Juga
Meskipun punya modal yang kuat, Pos Indonesia tak terus melakukan pengembangan. Berbagai pembenahan tetap harus dilakukan agar pelayanan yang diberikan kepada masyarakat menjadi semakin handal.
"Kalau dulu mengantar barang, (saat barang) sampai (di tujuan), selesai. Sekarang tidak. Informasi harus di-update dalam saat juga. Dalam electronik proof delivery. Bahwa barang sudah sampai," kata dia.
Karena itu peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) insan Pos Indonesia akan terus dilakukan, biar tak kalah dengan kompetitor.
"Kita juga akan tingkatkan SDM, karena saudara yang direkrut pada 1990, mungkin ijazahnya SD, SMP, karena kondisi saat itu, kebutuhannya hanya untuk mengantarkan surat. Kita coba upgrade dan ternyata bisa kita upgrade. Armada juga akan kita kembangkan, menurut perkembangan," kata dia.
Volume Surat Turun
Lebih jauh, Agus mengatakan perkembangan teknologi digital memberi kesempatan yang besar dalam bisnis yang menjanjikan bagi jasa pengiriman. Indonesia, kata masih merupakan pasar yang besar.
"Jadi ini (bisnis jasa pengiriman barang) bukan hanya tumbuh, tapi eksplosif pertumbuhannya di Indonesia. Kita lihat, survey McKenzie menyatakan 1 orang Indonesia dalam setahun hanya kirim 1 parsel. Jadi ada sekitar 270 juta parsel. China 1 orang kirim 19 parsel (dalam satu tahun). Kalau dikali 1,5 miliar penduduk China. Indonesia dengan kemajuan digital dan teknologi internet, akan tumbuh seperti itu," jelas dia.
Perkembangan teknologi digital dan e-commerce berdampak pada menurunnya volume pengiriman surat. Namun di sisi lain, volume pengiriman barang naik.
"Volume surat menurun 10 persen tiap tahun, karena sekarang pakai gadget. Tapi dengan e-commerce, volume kiriman paket meningkat sekitar 20-30 persen kalau diagregat, (volume pengiriman) kita tumbuh 20-persen," tandasnya.
Reporter: Wilfridus Setu Embu
Bisnis: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement