Panglima dan Kepala Staf Tegaskan Tidak Cawe Cawe dalam Perekrutan Anggota TNI

Panglima Agus juga menyarankan agar masyarakat yang ingin mendaftar sebagai prajurit TNI mempersiapkan diri dengan lebih matang, sehingga dapat lolos sesuai harapan.

oleh Muhammad AliTim News diperbarui 31 Jan 2025, 15:07 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2025, 15:07 WIB
Panglima TNI Agus Subiyanto Resmikan Lima Batalyon Penyangga Daerah Rawan
Kelima batalyon itu adalah Yonif 801/Ksatria Yuddha Kentsuwri (Kabupaten Kerom), Yonif 802/Wimane Mambe Jaya (Kabupaten Sarmi), Yonif 803/Nduka Adyatma Yuddha (Kabupaten Boven Digoel), Yonif 804/Dharma Bhakti Asasta Yudha (Kabupaten Merauke) dan Yonif 805/Ksatria Satya Waninggap (Kabupaten Sorong). (merdeka.com/Arie Basuki)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto memastikan bahwa tidak ada intervensi dari pihaknya maupun kepala staf angkatan dalam proses perekrutan anggota TNI. Penegasan ini disampaikan dalam Rapat Pimpinan TNI 2025 yang berlangsung di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.

"Rekrutmen sudah baik, terutama untuk adik-adik kita di Taruna. Saya dan seluruh kepala staf angkatan sama sekali tidak cawe-cawe," ujar Agus dalam sambutannya, Jumat (31/1/2025).

Jenderal Agus menekankan bahwa mereka yang tidak memenuhi kriteria atau memiliki nilai yang tidak cukup dapat mengulang pada tes berikutnya. "Jadi saya biarkan saja, yang bagus ya masuk, yang tidak bagus ya mungkin mengulang apa kekurangannya," tegasnya.

Agus juga menyarankan agar masyarakat yang ingin mendaftar sebagai prajurit TNI mempersiapkan diri dengan lebih matang, sehingga dapat lolos sesuai harapan. Kalau anak-anak kita mau dijadikan tentara, ya disiapkan. Tidak ada anak yang angkatan darat masuk angkatan darat sekarang, tidak ada," tambahnya.

Ia menyebutkan bahwa ada fleksibilitas dalam penempatan matra, dengan contoh adanya anggota polisi yang masuk Angkatan Darat dan sebaliknya. "Ya sesuaikan dengan psikologinya. Kalau tidak nanti feelnya tidak ada pak," lanjutnya.

Jenderal Agus juga mengingatkan para orang tua calon siswa untuk tidak ikut campur dalam penentuan matra bagi anak-anak mereka. "Kita biarkan saja anak kita itu berjalan sesuai dengan kriterianya. Jangan kita orang tua cawe-cawe. Nanti dia tidak akan jadi apa-apa pak," ungkapnya.

 

"Nantinya tidak akan jadi apa-apa, lihat saja. Kita sayang sama anak tetapi tidak seperti itu, disiapkan dengan baik. Rekrutmen pun di beberapa satuan itu ada prioritas di sana. Kalau Akmil kan memang disiapkan, akademi disiapkan untuk seorang komandan," pungkasnya.

TNI Rekrut Masyarakat Khusus Sipil

Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto mengatakan, bakal merekrut secara khusus masyarakat sipil untuk menjadi anggota TNI yang ditempatkan di bidang Cyber.

Hal ini disampaikan dalam sambutannya pada acara Rapat Pimpinan (Rapim) TNI 2025 di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (31/1).

"Kalau di bidang lain seperti cyber saya merekrut khusus cyber yang memang dia yang tadinya orang cyber, sipilnya cyber kita jadikan jadi tentara," kata Agus.

Sehingga, bukan mereka yang sudah menjadi anggota TNI untuk direkrut atau ditempatkan di bidang cyber.

"Dia punya kemampuan cyber, bukan tentara yang kita jadikan orang cyber itu akan susah. Demikian juga dengan Perwira PK, Perwira PK kita banyakin yang spesialisasi seperti dokter, psikologi, hukum," ujarnya.

Jenderal bintang empat ini menegaskan, untuk latihannya tidak akan sama seperti pada Akademi Militer (Akmil).

"Kita jadikan dan latihannya pun sebenarnya harus tidak seperti yang di Akademi Militer atau Akademi Laut dan Udara, karena dia sudah punya kemampuan khusus," tegasnya.

"Seperti cyber itu kurikulumnya kita ubah, kita ubah yang mengarah kepada dia punya kejuruan cyber tersebut. Sehingga, nanti pada saat dia dilantik dia punya kemampuan cyber," sambungnya.

Oleh karenanya, ia ingin agar pola pikirnya harus dibuat sama. Karena jika tidak, akan tertinggal terhadap mereka yang sudah maju lebih dulu.

Sedangkan, pihaknya pun disebutnya masih disibukkan atau terlalu banyaknya diskusi yang dilakukan.

"Sekarang kepolisian sekarang kepolisian sudah ada pendidikan yang disabilitas, ada yang mohon maaf, dijadikan polisi. Karena berkaitan nanti dengan penugasannya mungkin nanti Aspers (Asisten Personel) kita juga bisa seperti itu," jelasnya.

"Jadi semua masyarakat punya hak untuk jadi tentara, tentunya dengan kriteria rekrutmennya yang berbeda," pungkasnya.

Infografis

Infografis Kilas Balik Pemisahan Polri-TNI hingga Lahirnya UU Polri
Infografis Kilas Balik Pemisahan Polri-TNI hingga Lahirnya UU Polri (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya