Gorontalo Ekspor 70.150 Ton Jagung ke Filipina

Mentan Amran Sulaiman melepas ekspor 70.150 ton jagung produksi Gorontalo ke Filipina

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Mei 2018, 19:45 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2018, 19:45 WIB
Mentan Amran Sulaiman (Dok Foto: Liputan6.com/Andri Arnold)
Mentan Amran Sulaiman (Dok Foto: Liputan6.com/Andri Arnold)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman melepas ekspor 70.150 ton jagung produksi Gorontalo ke Filipina. Angka ekspor jagung itu melebihi dari target yang dibebankan ke daerah yakni 57.000 ton selama 2018.

“Tapi hanya dalam waktu tiga bulan, 70 ribu ton sudah selesai,“ kata Amran di Gorontalo, Kamis (3/5/2018).

Amran mengatakan dengan jumlah ekspor yang melebihi target itu, maka kementerian Pertanian optimistis Gorontalo sebagai salah satu sentra jagung bisa menaikkan angka ekspor 150 ribu ton atau dua kali lipat.

Untuk mendukung hal itu, dia menyiapkan sejumlah langkah. Di antaranya pemberian bibit unggul, pembukaan akses ekspor langsung dari Gorontalo tanpa harus transit terlebih dahulu ke Surabaya.

“Kemarin kami juga mendampingi pak Presiden Jokowi, melakukan MoU ekspor jagung dengan Menteri Pertanian Filipina dihadapan Presiden Duterte. Sekarang ekspor sudah diterima,“ ungkapnya.

Pada 2018, pemerintah Indonesia menargetkan angka ekspor jagung bisa mencapai 500 ribu ton. Angka itu, menurut Amran bisa tercapai karena daerah seperti Gorontalo bisa melebihi target ekspor yang dibebankan.

Ada dua hal penting yang tengah dikejar oleh pemerintah saat ini, yaitu ekspor dan investasi. Khusus ekspor jagung dia meyakini bahwa akan menambah kesejahteraan para petani. Terlebih indonesia memiliki kekayaan alam yang besar.

“Kita dulu impor 3,6 juta ton, itu setara Rp 10 triliun. Sekarang kita sudah ekspor jagung,“ pungkasnya. (Andri Arnold)

Impor Daging Sapi dari Brasil Tunggu Kajian Kementan

Daging Sapi Mentah
Ilustrasi Foto Daging Sapi (iStockphoto)

Pemerintah tengah mengkaji rencana impor daging sapi dari Brasil. Impor daging sapi tersebut merupakan salah satu alternatif untuk menstabilkan harga daging sapi jelang puasa dan Lebaran 2018.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan, impor daging sapi memang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan daging sapi yang minus 233.000 ton dari kebutuhan daging sapi sebesar 660.000 ton per tahun.

"Per tahun itu 660.000 ton. Rata-rata kalau per bulan 55.000 ton. Saya tidak hafal pasokan dalam negeri berapa. Seingat saya kita minus 233 ribu ya kurang lebih,” ujar dia di Hotel Santika, Jakarta, Kamis (22/3/2018).

Dia menegaskan, kepastian impor daging sapi dari negeri Samba tersebut, masih menunggu kajian yang akan dilakukan oleh Kementerian Pertanian.

"Dari Brasil menunggu pasti Kementan dulu berangkat ke sana. Kita belum bisa sebelum itu dinyatakan oke (oleh Kementerian Pertanian)," ujar dia.

 

Reporter: Wilfridus

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya