Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) berkomitmen untuk mempermudah proses ekspor produk pertanian. Bahkan, segenap insan Kementan diperintahkan untuk siaga 24 jam.
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengatakan, hal ini dilakukan untuk mendorong kinerja positif ekspor Indonesia, terutama yang berasal dari produk-produk di sektor pertanian.
Advertisement
Baca Juga
"Jadi kami siap 24 jam melayani Anda. Tengah malam silakan telepon. Pasti kami bangunkan staf kementerian untuk melayani bapak (eksportir). Ini enggak boleh lagi Anda tidur," ungkapnya di Kantor Charoen Pokphand Indonesia, Jakarta, Jumat (20/4/2018).
Selain itu, Amran juga meminta petugas di Kementerian Pertanian untuk aktif menjemput bola dan melayani semua kebutuhan eksportir.
"Semua yang akan mengekspor bahan pertanian, antar suratnya (Surat Rekomendasi Ekspor) ke rumahnya. Ini yang benar. Kita ini pelayan rakyat," tegasnya.
"Antar seluruh rekomendasi. Karantina, minta tolong kalau ada yang mau ekspor Anda yang urusi. Anda yang kejar sampai ke sini. Bukan mereka yang kejar Anda," ucap Amran.
Reporter : Wilfridus Setu Embu
Sumber : Merdeka.com
Impor Daging Sapi dari Brasil Tunggu Kajian Kementan
Pemerintah tengah mengkaji rencana impor daging sapi dari Brasil. Impor daging sapi tersebut merupakan salah satu alternatif untuk menstabilkan harga daging sapi jelang puasa dan Lebaran 2018.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan, impor daging sapi memang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan daging sapi yang minus 233.000 ton dari kebutuhan daging sapi sebesar 660.000 ton per tahun.
"Per tahun itu 660.000 ton. Rata-rata kalau per bulan 55.000 ton. Saya tidak hafal pasokan dalam negeri berapa. Seingat saya kita minus 233 ribu ya kurang lebih,” ujar dia di Hotel Santika, Jakarta, Kamis (22/3/2018).
Dia menegaskan, kepastian impor daging sapi dari negeri Samba tersebut, masih menunggu kajian yang akan dilakukan oleh Kementerian Pertanian.
"Dari Brasil menunggu pasti Kementan dulu berangkat ke sana. Kita belum bisa sebelum itu dinyatakan oke (oleh Kementerian Pertanian)," ujar dia.
Reporter: Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com
Advertisement