Masih Ada Kendala di Balik Beroperasinya Bandara Kertajati, Apa Itu?

Akses transportasi dinilai akan menjadi hambatan masyarakat menuju Bandara Kertajati

oleh Septian Deny diperbarui 24 Mei 2018, 15:15 WIB
Diterbitkan 24 Mei 2018, 15:15 WIB
Jokowi Akan Mendarat di Bandara Kertajati Dengan Pesawat Kepresidenan
Suasana di Bandara Kertajati Majalengka Jawa Barat dalam bentuk simulasi oleh pengelola bandara. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pengoperasian Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) atau dikenal dengan nama Bandara Kertajati hari ini (24/5/2018). Digadang-gadang menjadi yang terbesar kedua di Indonesia setelah Bandara Internasional Soekarno-Hatta, seberapa besar daya tarik masyarakat untuk menggunakan bandara tersebut?

Pengamat Transportasi Darmaningtyas mengatakan, untuk tahap awal, keberadaan bandara ini hanya efektif untuk menarik masyarakat pengguna pesawat yang berada di sekitarnya, seperti Cirebon, Kuningan, Indramayu, Purwakarta, dan Bandung.

"Paling itu (Bandara Kertajati) hanya diperlukan oleh masyarakat di sekitar Cirebon, Kuningan, Indramayu, Purwakarta, Bandung. Atau mungkin mereka yang ingin ke Bandung, katakan dari Malaysia, Singapura, mungkin bisa juga lewat situ," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Kamis (24/5/2018).

Namun demikian, yang masih menjadi kendala, yaitu soal akses menuju ke bandara tersebut. M‎enurut Darmaningtyas, akses menuju Bandara Kertajati tidak bisa hanya mengandalkan infrastruktur jalan yang ada.

"Tetapi hambatannya kan akses menuju bandara, jalannya sempit dan berliku," kata dia.

Darmaningtyas menyarankan, pemerintah harus mencari sarana transportasi lain untuk memudahkan masyarakat menuju ke bandara, salah satunya dengan menghidupkan lagi jalur kereta yang melintasi wilayah Kertajati.‎

"Makanya hanya akan efektif kalau menghidupkan kembali jaringan kereta itu. Karena itu ada jaringan kereta hingga ke Cirebon tapi sudah lama tidak aktif, bahkan sudah sejak kemerdekaan. Kalau itu dihidupkan, itu bisa meningkatkan pengguna. Kalau tidak didukung oleh jaringan kereta, nanti masyarakat yang jauh seperti di Bandung akan lebih memilih ke Halim Perdanakusuma atau Bandara Soekarno-Hatta," tandas dia.

Bandara Kertajati Bakal Jadi Bandara Terbaik ke-2 di RI

(Foto: Liputan6.com/Ilyas I)
Interior Bandara Kertajati (Foto:Liputan6.com/Ilyas I)

Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati siap melayani penerbangan pesawat dan penumpang. Rencananya pada awal Juni akan ada penerbangan komersial.

Secara ultimate, dengan memiliki total lahan sekitar 3.000 hektare (ha), Bandara Kertajati ini akan menjadi bandara terbaik kedua setelah Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng.

"Ini akan menjadi bandara terbaik kedua setelah Cengkareng, karena di sini akan jadi aerocity dan juga menjadi hub," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan di Majalengka, Kamis (24/5/2018).

Tidak hanya itu, dikatakan Luhut, bandara ini akan terkoneksi dengan berbagai infrastruktur transportasi seperti Pelabuhan Patimban, Jalan Tol Cipali dan jalur kereta api.

Untuk tahap awal, memang bandara ini baru bisa melayani 5-6 juta penumpang per tahun. Namun, potensi pasar yang bisa dilayani Bandara Kertajati ini sangatlah besar. Selain masyarakat Majalengka, bandara ini juga bisa melayani masyarakat Cirebon, Bandung, Karawang, dan Purwakarta.

Tak hanya itu, selama ini masyarakat Jawa Barat harus ke Jakarta jika ingin melakukan penerbangan umrah ataupun haji. Nantinya, semua itu bisa dilayani di Bandara Kertajati.

Saat ini, masyarakat Jawa Barat tercatat menjadi yang paling banyak peserta umrah dan haji.

"Kereta Capat Jakarta-Bandung link ke sini, kemudian diperpanjang ke Yogya, Solo, dan Surabaya. Ini pengembangan lima sampai sepuluh tahun ke depan," dia memaparkan.

Saat ini, Bandara Kertajati masih memiliki panjang runway 2.500 meter. Namun, saat ini tengah dikembangkan hingga ke 3.000 meter.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya