Bakal Selesai Akhir 2018, Ini Manfaat Proyek Bendungan Kuningan

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menargetkan pengerjaan bendungan kuningan bisa kelar pada akhir 2018

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 24 Mei 2018, 18:30 WIB
Diterbitkan 24 Mei 2018, 18:30 WIB
Bendungan Kuningan (Dok Foto: Liputan6.com/Maulandy Rizky Bayu Kencana)
Bendungan Kuningan (Dok Foto: Liputan6.com/Maulandy Rizky Bayu Kencana)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melanjutkan pembangunan Bendungan Kuningan di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Waduk ini tercatat memiliki luas genangan 225 hektare (ha) dengan volume tampung sekitar 25 juta meter kubik.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menargetkan, pengerjaan bendungan bisa kelar pada akhir 2018. Jika sudah operasional, Bendungan Kuningan akan bermanfaat, salah satunya memasok air ke sawah-sawah di Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Brebes.

"Ini akan mengairi sekitar 3 ribu hektare sawah di dua wilayah, karena 1.000 hektare ada di Kabupaten Kuningan, 2 ribu hektare di Kabupaten Brebes. Jadi bendungan letaknya ada di Kabupaten Kuningan, tapi dimanfaatkan tidak hanya untuk warga Kuningan, tapi juga untuk warga Kabupaten Brebes," tuturnya di Bendungan Kuningan, Jawa Barat, Kamis (24/5/2018).

Tidak hanya untuk pengairan sawah, Basuki melanjutkan, Bendungan Kuningan juga bisa dimanfaatkan sebagai penyedia layanan air baku sebesar 300 liter per detik untuk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Kabupaten Kuningan.

Dia juga tidak menutup kemungkinan, bendungan diberdayakan sebagai tempat penghasil sumber listrik.

"Saya kira ada potensi, tapi tidak terlalu besar. Nanti mungkin bisa kita kembangkan untuk operasi bendungannya sendiri," kata dia.

Selain itu, menurutnya, keberadaan Bendungan Kuningan nantinya dapat dioptimalkan sebagai kawasan wisata di Kabupaten Kuningan dan sekitarnya.

"Kalau kawasan wisata iya, karena ini kan tidak jauh dari Kuningan dan pemukiman, sehingga ini bisa dikembangkan sebagai kawasan wisata (Bendungan Kuningan). Makanya harus kita tata betul landscape-nya," pungkas dia.

Perbaikan Jalan Akan Dihentikan H-10 hingga H+10 Lebaran

Kesiapan infrastruktur jalan baik jalan tol dan non tol dalam menghadapi arus mudik tahun 2018 lebih baik dari tahun 2017. (Dok.Kementerian PUPR)
Kesiapan infrastruktur jalan baik jalan tol dan non tol dalam menghadapi arus mudik tahun 2018 lebih baik dari tahun 2017. (Dok.Kementerian PUPR)

Kesiapan infrastruktur jalan baik jalan tol dan non tol dalam menghadapi arus mudik 2018 lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Tingkat kemantapan jalan nasional yang menjadi jalur mudik mencapai 90 persen.

Di Pulau Jawa, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas jalan non tol baik di lintas utara, tengah dan selatan Jawa. Selain itu pada 2018, untuk ruas Pantai Selatan Jawa juga cukup baik kondisinya.

“Kami berusaha keras untuk memberikan pelayanan yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Untuk jalur lintas pantai selatan kita sebut sebagai scenic road atau jalur wisata. Kondisi jalannya tahun ini lebih baik dan mantap,” kata Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto, dalam keterangan tertulis, pada 21 Mei 2018.

Kementerian PUPR mendorong jalur pantai selatan Jawa bisa menjadi pilihan pemudik terlebih libur Lebaran tahun 2018 cukup panjang.

“Tahun ini jumlah penginapan juga sudah lebih banyak, demikian juga tempat kemping dan fasilitas umum lainnya,” kata Direktur Preservasi Jalan Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahardian.

Jalan Pantai Selatan memiiki panjang 1.405 km dibangun menyusuri garis tepi pantai selatan dari wilayah Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta hingga Jawa Timur. Sehingga banyak sekali ditemukan obyek wisata pantai yang lokasinya tidak jauh dari trase jalan.

Sebut saja Pantai Santolo, Pantai Pangandaran, Pantai Teluk Penyu, Pantai Parangtritis, Pantai Soge dan Pantai TIga Warna. Selain pantai, pemudik akan disuguhi pemandangan hamparan sawah dan pegunungan yang menjadi spot berfoto.

Untuk lokasi rawan longsor seperti di Jalan Raya Puncak dan lintas tengah Jawa, Kementerian PUPR telah menyiagakan Disaster Relief Unit dan posko Jalur Lebaran dengan dilengkapi alat berat. Disamping untuk kesiapsiagaan bencana, Posko tersebut juga dapat digunakan untuk pemudik beristirahat dan mendapatkan informasi mengenai jalan dan jembatan.

“Antisipasi terjadinya banjir rob Semarang juga dilakukan bekerjasama dengan Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana dalam penyiapan pompa. Kami juga terus memonitor informasi dari BMKG bahwa curah hujan sedang. Kita tetap siaga meskipun tidak berlebihan,” jelas Hedy.

Pekerjaan Minor Tetap Jalan

H+6 Lebaran, Arus Balik Cikampek Arah Jakarta Padat Merayap
Arus lalu lintas dari Jalur Pantura Cikampek mengarah Jakarta terlihat macet di jalan Jendral Sudirman,Cikampek, Jawa Barat, Sabtu (7/1). (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Di Jalur Pantura Jawa Tengah yakni Jalan Raya Tegal-Purwokerto, kegiatan pembangunan Underpass Karangsawah tidak akan menganggu karena lokasi pekerjaannya di sisi luar jalan.

Namun akan dilakukan manajemen lalu lintas dan pemasangan rambu tambahan. Sementara untuk perbaikan Jembatan Cincin Lama yang menghubungkan Tuban-Lamongan ditargetkan pada H-10 sudah selesai dan dapat dilalui pemudik.

Kementerian PUPR akan menghentikan seluruh pekerjaan konstruksi jalan pada H-10 hingga H+10 Lebaran tahun 2018 untuk memberikan kelancaran pada arus mudik lebaran.

Penghentian pekerjaan tidak berlaku untuk penutupan lubang yang bersifat minor sehingga dapat meningkatkan kenyamanan berkendara.

Salah satunya adalah pekerjaan Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek yang akan dihentikan dan dikembalikan kondisinya menjadi 4 jalur.

Dengan semakin banyaknya pilihan ruas jalan untuk mudik ditambah adanya aplikasi peta seperti waze akan memudahkan pemudik untuk memilih. Sehingga pemudik tidak terkonsentrasi menggunakan jalan tol.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya