Tinjau Pasar di Cirebon, Mendag Klaim Harga Kebutuhan Pokok Stabil

Pasar murah bukanlah kegiatan bagi-bagi sembako, tetapi masyarakat tetap harus membelinya.

oleh Septian Deny diperbarui 29 Mei 2018, 19:00 WIB
Diterbitkan 29 Mei 2018, 19:00 WIB
Gaya Mendag Enggartiasto Lukita Saat Pemotretan
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita saat pemotretan dalam kunjungannya ke Kantor Liputan6 di SCTV Tower, Jakarta (4/5). Di Partai Nasdem, Enggartiasto dipercaya menjabat sebagai Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita memastikan harga barang kebutuhan pokok (bapok) stabil terjaga selama Ramadan. Harga stabil untuk komoditas antara lain beras, gula pasir, minyak goreng, dan daging sapi.

Hal tersebut disampaikan Enggar saat meninjau sejumlah pasar rakyat di Cirebon, Jawa Barat, hari ini.

“Tidak ada kekhawatiran sedikitpun. Semua harga terkendali, bahkan cenderung turun. Harga beras, cabai, bawang merah, bawang putih, dan daging stabil. Kementerian Perdagangan akan terus menjaga agar harga stabil dan pasokan cukup hingga Lebaran,” ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (29/5/2018).

Pantauan dilanjutkan ke Pasar Kanoman, Kota Cirebon. Dari pantauan di Pasar Kramat dan Pasar Kanoman, beras medium dijual dengan harga Rp 9.000 per kg, atau telah mengikuti ketentuan harga eceran tertinggi (HET). Sementara itu, harga beras premium berbagai merek terpantau stabil, dengan harga jual berkisar Rp 11 ribu-Rp 12 ribu per kg.

Melalui Permendag Nomor 57/M-DAG/PER/8/2017 tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi Beras, beras medium diatur untuk dijual dengan batasan harga setinggi-tingginya pada Rp 9.450 per kg dan beras premium juga diatur pada batasan Rp 12.800 per kg untuk wilayah Jawa, Lampung, dan Sumatra Selatan.

"Tidak ada masalah jika dijual di bawah HET," kata Enggartiasto.

Dari hasil pantauan, harga daging ayam telah turun dari Rp 40 ribu per kg menjadi Rp 36 ribu per kg. Namun Kemendag, lanjut Enggara, akan terus berupaya menekan harga ayam, lewat kerja sama dengan integrator, untuk menggelontorkan daging ayam ke pasar sehingga harga dapat kembali turun.

Harga gula pasir terpantau di bawah HET yaitu dijual dengan Rp 12 ribu per kg. Sedangkan HET gula Rp 12.500 per kg.

Kemudian Minyak goreng terpantau stabil pada Rp 11 ribu per kg, bawang merah Rp 28 ribu per kg, bawang putih honan kisaran Rp 20 ribu per kg, cabai merah keriting kisaran Rp 28 ribu per kg.

Selanjutnya, telur ayam Rp 24 ribu per kg. Tepung terigu Rp 9.000 per kg. Lalu, daging sapi segar Rp120 ribu per kg.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pasar Murah

Gaya Mendag Enggartiasto Lukita Saat Pemotretan
Mendag Enggartiasto Lukita saat pemotretan dalam kunjungannya ke Kantor Liputan6 di SCTV Tower, Jakarta (4/5). Enggartiasto dikenal secara luas saat menjadi anggota DPR RI dari Partai Golkar (1997-1999 dan 2004-2009). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Selain meninjau pasar tradisional, Enggar juga memantau jalannya pasar murah Ramadan di Pondok Pesantren Madinatunnajah, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Jawa Barat. Selama Ramadan, Kemendag bekerja sama dengan sektor swasta menggelar pasar murah di seluruh Indonesia.

"Tujuannya, agar keluarga yang membutuhkan dapat membeli sembako dengan harga lebih terjangkau. Paket sembako senilai Rp 100 ribu dapat dibeli dengan hanya membayar Rp50 ribu,” ungkap dia.‎‎

Di Pondok Pesantren Madinatunnajah ini disiapkan 1.000 paket sembako bagi masyarakat sekitar pesantren. Tiap paket sembako terdiri atas beras 5 kg, gula pasir 2 kg, minyak goreng 2 liter, dan sirop satu botol.

Menurut Enggar, pasar murah bukanlah kegiatan bagi-bagi sembako, tetapi masyarakat tetap harus membelinya. Namun nantinya pendapatan yang diperoleh dari pasar murah akan disumbangkan kembali ke pesantren.

"Dengan begitu, selain membantu keluarga yang membutuhkan, masyarakat juga ikut serta membantu pesantren," ungkap dia.‎Pasar murah Ramadan merupakan bagian dari upaya menstabilkan harga bapok di momen bulan puasa dan Lebaran. Kegiatan ini juga merupakan bentuk tanggung jawab sosial (corporate social responsibility/CSR) perusahaan.

“Semua ini tak lain bertujuan agar ibu-ibu tersenyum menyambut puasa dan Lebaran, serta saudara-saudara umat Muslim semakin khusyuk beribadah, tanpa beban pikiran karena dapat membeli bahan pokok dengan harga terjangkau dan stabil,” tandas dia.‎

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya