Kunjungan Mahathir Bakal Perkuat Hubungan Dagang RI-Malaysia

Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad berkunjung ke Indonesia dan bertemu dengan sejumlah tokoh penting Indonesia di Hotel Grand Hyatt Jakarta, Jumat (29/6/2018).

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 29 Jun 2018, 16:35 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2018, 16:35 WIB
Kunjungan PM Malaysia Mahathir Muhammad di Jakarta pada Jumat (29/6/2018) (Foto: Dok Liputan6.com)
Kunjungan PM Malaysia Mahathir Muhammad di Jakarta pada Jumat (29/6/2018) (Foto: Dok Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad berkunjung ke Indonesia dan bertemu dengan sejumlah tokoh penting Indonesia di Hotel Grand Hyatt Jakarta, Jumat (29/6/2018).

Sejumlah pihak menilai, kunjungan tersebut bisa memberikan landasan baru bagi kedua negara untuk memperkuat hubungan bilateral dan kerja sama di berbagai bidang, termasuk perdagangan.

Adapun ini merupakan lawatan perdana Mahathir Mohammad ke negara di kawasan Asia Tenggara, usai dirinya kembali terpilih sebagai kepala negara Negeri Jiran pada 10 Mei lalu.

Ketua Indonesia Malaysia Business Council (IMBC), Tanri Abeng mengatakan, pertemuan ini salah satunya dapat memberikan kesempatan kepada Malaysia untuk memaparkan kebijakan serta pijakan terbaru dari jajaran pemerintahannya kepada sejumlah hal yang menguntungkan kedua negara.

Melalui acara ini, ia melanjutkan, sejumlah komunitas bisnis berharap bisa mendapatkan arahan dan kebijaksanaan dari Mahathir Mohammad sebagai salah satu pemimpin paling senior dan berpengalaman di dunia, serta pemimpin yang dihormati oleh rumpun bangsa Melayu. 

"Tujuan utama pertemuan hari ini adalah untuk membahas peningkatan perdagangan dan investasi kedua negara meliputi investasi Malaysia di lndonesia yang saat ini sedang berjalan,”  ujar dia di Jakarta, Jumat (29/6/2018).

"Kemudian investasi lndonesia di Malaysia yang masih harus ditingkatkan, serta aliansi kedua negara untuk perdagangan di Malaysia dan lndonesia, serta mancanegara,” tambah dia.

Dia menambahkan, hubungan erat kedua negara serumpun ini memiliki arti yang sangat penting bagi kedua belah pihak. Sebagai gambaran, nilai total perdagangan kedua negara pada 2017 mencapai Rp 255,9 triliun atau meningkat sebesar 22 persen dibandingkan  2016. 

Nilai tersebut, lanjutnya, menjadikan Indonesia sebagai rekan dagang terbesar ketujuh bagi Malaysia secara global dan ketiga terbesar dalam lingkup regional ASEAN setelah Singapura dan Thailand. 

 

Mahatir Mohammad dan Jokowi Bahas Isu Kelapa Sawit hingga Perbatasan RI-Malaysia

Jokowi dan PM Mahathir di Beranda Istana
Presiden Joko WIdodo (Jokowi) berbincang dengan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad di Istana Bogor, Jumat (29/6). Indonesia menjadi negara pertama yang dikunjungi secara resmi oleh PM Mahathir usai dilantik. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad telah melaksanakan dialog bilateral tingkat tinggi di Istana Bogor, Jumat 29 Juni 2018, mulai dari pukul 10.30 hingga 11.30 WIB.

Dialog itu membahas beragam hal yang bertalian dengan hubungan RI-Malaysia, mulai dari kerja sama ekonomi, isu kelapa sawit, hingga isu perbatasan kedua negara.

"Tadi juga membahas upaya tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) di kedua negara, pemberantasan korupsi, serta konektivitas dan transportasi," kata Presiden Jokowi saat menyampaikan keterangan pers bersama PM Mahathir, seperti yang ditayangkan dalam siaran langsung Liputan6.com, Jumat 29 Juni 2018 dari Ruang Teratai Istana Bogor.

Pada gilirannya, Mahathir berharap agar, "Persahabatan (RI-Malaysia) bisa terus ditingkatkan."

"Indonesia-Malaysia bisa terus bekerjasama, di bidang politik, ekonomi, dan hubungan antar bangsa," tambahnya.

Terkait isu kelapa sawit dan diskriminasi oleh pangsa pasar Eropa terhadap komoditas ekspor andalan Malaysia dan Indonesia itu, Mahathir menjelaskan bahwa polemik tersebut merupakan "permasalahan yang harus dihadapi bersama" oleh kedua negara.

"Di Eropa, kawasan mereka juga dulu ditutupi oleh hutan. Tapi mereka sudah tebang semua hutan," kata Mahathir.

"Mereka (Eropa) mendakwa kelapa sawit mencemarkan iklim, padahal komoditas itu memuncaki ekspor kita (RI-Malaysia) untuk pasar Eropa. Sehingga tantangan mereka (Eropa) mungkin lebih ke ekonomi, dari pada ke lingkungan," tambahnya.

Seputar isu perbatasan, Mahathir Mohamad dan Jokowi sepakat untuk menyelesaikannya bersama dan memproyeksikan kawasan tersebut sebagai wilayah yang menguntungkan bagi kedua negara.

"Kita putuskan masalah itu perlu ada perkongsian antara Indonesia Malaysia. Kita juga perlu mengembangkan area perbatasan bersama-sama," tambah Mahathir.

Senada dengan Mahathir, Jokowi mengatakan bahwa kedua negara harus bekerjasama "untuk mengembangkan kawasan perbatasan, sehingga keuntungan bisa didapatkan Malaysia dan Indonesia."

Isu Laut China Selatan

Jokowi dan Mahathir Mohamad juga membahas isu geo-politik di sekitar kawasan, salah satunya polemik Laut China Selatan.

"Terkait Laut China Selatan, kami berkomitmen agar penyelesaiannya mengedepankan dialog yang berbasis pada hukum-hukum internasional," kata Presiden Jokowi.

Lebih lanjut, presiden ke-7 RI itu mengatakan akan membahas satu persatu seluruh isu tersebut secara lebih detail dalam forum tingkat menteri Indonesia Malaysia.

"Satu persatu akan mulai kita bahas di forum-forum di tingkat menteri ... Sehingga dapat bekerja sama dengan baik antara Indonesia-Malaysia," jelas Jokowi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya