Jokowi Bahas Ancaman Perang Dagang AS Pekan Depan

Indonesia akan terkena imbas langsung dari kebijakan perang dagang yang diterapkan AS.

oleh Septian Deny diperbarui 06 Jul 2018, 18:12 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2018, 18:12 WIB
Capaian Ekspor - Impor 2018 Masih Tergolong Sehat
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (25/5). Kenaikan impor dari 14,46 miliar dolar AS pada Maret 2018 menjadi 16,09 miliar dolar AS (month-to-month). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia akan terkena imbas langsung dari kebijakan perang dagang yang diterapkan Amerika Serikat (AS). Salah satunya soal ancaman Presiden AS Doland Trump yang akan mengenakan tarif bea masuk terhadap 124 produk asal Indonesia.

Menanggapi hal ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan baru akan membahasnya pada pekan depan. Pembahasan akan dilakukan secara khusus sehingga diharapkan ada jalan keluar dari permasalahan ini.

"Saya kira nanti Senin kita bicara secara khusus mengenai hal itu," ujar dia di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jumat (6/7/2018).

Diberitakan sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif bea masuk 124 produk asal Indonesia. Padahal Indonesia merupakan salah satu negara Generalized Sisytem of Preference (GPS) dari pemerintah AS, yaitu negara yang mendapat fasilitas keringanan bea masuk dari negara maju untuk produk-produk ekspor negara berkembang dan miskin.

Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita mengatakan, ancaman AS itu karena ada defisit dalam hubungan perdagangan AS-Indonesia. Padahal, kata dia, ada kesalahan penghitungan dari pihak Amerika Serikat. Untuk menyelesaiakan persoalan tersebut, Enggartiasto mengaku telah mengirim surat kepada pihak AS.

"Yang GSP-nya, kita termasuk dalam daftar negara yang memiliki surplus yang besar. Tapi kami juga sudah kirim surat dan kita sudah menyampaikan mengenai yang pasti ada perbedaan angka dulu, bagaimana menghitungnya, jumlah defisit mereka dengan surplus kita berbeda angkanya," kata Enggartiasto.

Enggartiasto mengaku telah mendekati pemerintah AS. Bahkan duta besar Indonesia untuk AS pun turun tangan melakukan pendekatan.

"Dubes kita di Amerika juga menyampaikan pendekatan, dan saya sendiri melakukan komunikasi dengan Amerika untuk meyakinkan, sebab pada dasarnya kita tidak setuju dengan perang dagang, semua pihak akan dirugikan, kita lebih senang dengan kolaborasi," ujar dia.

Tarif produk impor China

Donald Trump
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyambut antusias penunjukkan negaranya sebagai tuan rumah Piala Dunia 2026 bersama dengan Kanada dan Meksiko. (AFP/Nicholas Kamm)

Presiden AS Donald Trump resmi melempar serangan pertama dalam perang dagang dengan memberlakukan tarif pada impor China. Tarif AS pada impor China senilai USD 34 miliar telah berlaku Jumat ini.

Bahkan, Trump telah mengancam akan mengenakan tarif tambahan menjadi USD 500 miliar jika China melakukan perlawanan berupa pemberlakuan tarif balasan.

Analis FXTM Jameel Ahmad mengatakan, kebijakan itu membuat mata uang beberapa negara berkembang langsung tumbang.

Baca Juga

Trump Ancam Perang Dagang, RI Siap Lawan Ancaman Perang Dagang AS ke Indonesia AS dan China Bersiap Perang Dagang

"Ada beberapa penghindaran risiko di atmosfer setelah pengumuman dari Presiden Trump, di mana mata uang negara berkembang dan pasar saham tampak berjuang sebagai akibat dari lingkungan perdagangan yang berhati-hati," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Jumat (6/7/2018).

Beberapa mata uang yang langsung terkena dampak adalah yuan China, rupee India, ringgit Malaysia, baht Thailand, won Korea, dan dolar Singapura. Mata uang-mata uang tersebut semuanya diperdagangkan lebih rendah pada hari ini.

Tidak hanya itu, pasar perdagangan saham Asia pun akan terkena imbasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya