Liputan6.com, Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat investasi kegiatan pencarian migas mencapai USD 3,9 miliar sepanjang semester I 2018, atau sekitar 27 persen dari target.
Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi mengatakan, dalam rencana kerja anggaran (Work Plan and Budget/WPNB) investasi hulu migas ditargetkan USD 14,2 miliar. "Investasi USD 3,9 miliar atau baru sekitar 27 persen dari target," kata Amien, di Kantor SKK Migas, Jakarta, Jumat (5/7/2018).
Melihat kondisi ini, Amien memprediksi investasi hulu migas tahun ini diperkirakan tidak mencapai target yaitu hanya 78 persen atau USD 11,1 miliar. Amien mengungkapkan, tidak tercapainya investasi tersebut disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya proyek yang mengalami keterlambatan pengadaan sehingga proyek tidak tidak bisa berjalan.
Advertisement
Baca Juga
"Target investasi penyebabnya banyak ya, macam-macam seperti diketahui kalau misalnya dari lapangannya tertunda cadangannya ada tapi penyiapannya tertunda realisasi investasi tertunda," tuturnya.
Dari realisasi investasi hulu migas sebesar USD 3,9 miliar, kegiatan yang dilakukan di antaranya survei seismik dua dimensi (2D) sepanjang 237 kilometer (km) atau 4 persen dari target rencana kerja dan anggaran (WPnB) yang sepanjang 4.666 km.
Seismik tiga dimensi (3D) terealisasi seluas 1.541 kilometer persegi (km2) dari target 5.382 km2 atau sekitar 26 persen dari target. Untuk sumur eksplorasi ditajak 11 sumur dari rencana 104 sumur atau terealisasi 10 persen. Sumur pengembangan dari rencana 289 sumur dibor 129 sumur atau terealisasi 45 persen.
Sedangkan kerja ulang, dari target 637 sumur terealisasi 324 sumur atau 51 persen dan perawatan sumur dari rencana 56.184 dilaksanakan 31.151 kegiatan atau terealisasi 55 persen.
5 blok migas beroperasi
SKK Migas mengumumkan akan ada 5 proyek hulu migas yang beroperasi pada tahun ini. Produksi dari proyek ini bisa meningkatkan produksi migas Indonesia.
Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi mengatakan, kelima proyek hulu migas yang beroperasi, yaitu pengembangan lapangan gas Blok A Aceh oleh PT E&P Malaka, dengan target berproduksi Juli 2018. "Blok A, di Aceh, Medco ini diharapkan akan segera onstream," kata Amien
Proyek selanjutnya adalah optimalisasi fasilitas produksi Lica oleh PT Medco E&P Indonesia, diperkirakan akan beroperasi pada Oktober 2018.
Kemudian proyek yang akan digarap PT Pertamina Hulu Energi Offshore West Java (ONWJ), yang ditargetkan beroperasi pada Oktober 2018.
Proyek hulu migas yang akan berproduksi adalah pengaliran gas Temelat ke Gunung Kebang Stasiun oleh PT Medco E&P Indonesia akan beroperasi Desember 2018 dan pembangunan pipa gas di lapangan Poeleng oleh PT Pertamina EP.
Amien mengungkapkan, lima proyek hulu migas yang beroperasi tersebut akan menambah produksi migas sebesar 7.800 barel per hari untuk minyak dan 98 juta kaki kubik per hari untuk gas.
"Produksi migas didorong dengan melakukan percepatan penyelesaian proyek dan memprioritaskan kegiatan yang menjaga tingkat produksi," tandasnya.
Advertisement