Penyebab AS akan Kenakan Tarif Impor ke RI

Nilai ekspor AS ke Indonesia sebesar USD 9 miliar. Sementara ekspor Indonesia ke AS senilai USD 13 miliar.

oleh Merdeka.com diperbarui 06 Jul 2018, 20:40 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2018, 20:40 WIB
Donald Trump
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyambut antusias penunjukkan negaranya sebagai tuan rumah Piala Dunia 2026 bersama dengan Kanada dan Meksiko. (AFP/Nicholas Kamm)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengungkapkan alasan rencana AS untuk mencabut pengecualian bea masuk produk ekspor Indonesia. Rencana tersebut muncul karena neraca perdagangan AS yang defisit terhadap Indonesia.

Enggartiasto menjelaskan, nilai ekspor AS ke Indonesia sebesar USD 9 miliar. Sementara ekspor Indonesia ke AS senilai USD 13 miliar.

"Besar (defisit AS) di kita USD 9 miliar di mereka USD 13 miliar. Setelah kita telusuri, ada yang kita ekspor melalui Hong Kong, Singapura, tapi country of origin-nya Indonesia. Yang dibukukan di Indonesia ekspor ke Singapura. Tetapi mereka lihat ini bikinan mana? Bikinan Indonesia selisih itu kita find out dari situ," ungkapnya ketika ditemui di ICE, BSD, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (6/7/2018).

Pemerintah akan melakukan lobi dengan Pemerintah AS. Hal ini dilakukan untuk membicarakan rencana pencabutan tersebut. "GSP juga belum diterapkan. Mereka hanya mengatakan akan masuk dalam itu. Kita juga lakukan lobi," katanya.

"Kalau dilihat dari kepentingan mereka kita pahami. Kita mencoba pahami. Tetapi yang coba sulit kita pahami kan bisa berubah. Kita lihat saja," Imbuh dia.

Selain itu, menurut Politisi Nasdem ini pemerintah akan melakukan rapat koordinasi dengan stakeholder terkait untuk membahas hal tersebut.

"Kita yakin bahwa trade war itu bukan hal yang kita pilih. Ya itu kita tunggu hari Senin. Nanti kita akan rapat hari Minggu. Rapat koordinasi," tandasnya.

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

Jokowi Bahas Ancaman Perang Dagang AS Pekan Depan

Jokowi dan Presiden Bank Dunia, Jim Yong Kim
Presiden Jokowi dan Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim berbincang santai di beranda Istana Kepresidenan Bogor, Rabu (4/7). Kunjungan Presiden Bank Dunia itu dalam rangka persiapan kegiatan Annual Meeting IMF-World Bank di Bali. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Indonesia akan terkena imbas langsung dari kebijakan perang dagang yang diterapkan Amerika Serikat (AS). Salah satunya soal ancaman Presiden AS Doland Trump yang akan mengenakan tarif bea masuk terhadap 124 produk asal Indonesia.

Menanggapi hal ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan baru akan membahasnya pada pekan depan. Pembahasan akan dilakukan secara khusus sehingga diharapkan ada jalan keluar dari permasalahan ini.

"Saya kira nanti Senin kita bicara secara khusus mengenai hal itu," ujar dia di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jumat (6/7/2018).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya