Stok Melimpah, Harga Minyak Turun

Harga minyak melemah dipicu kekhawatiran kelebihan pasokan.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 24 Jul 2018, 05:32 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2018, 05:32 WIB
Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, New York - Harga minyak melemah pada penutupan perdagangan Senin dipicu kekhawatiran kelebihan pasokan. Di awal sesi, harga minyak menguat ditopang meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Iran.

Namun, pasar mengalihkan fokus ke risiko kelebihan pasokan usai Arab Saudi dan produsen besar lainnya meningkatkan produksi untuk mengimbangi berkurangnya pasokan dari Iran yang terkena sanksi AS. 

Dilansir dari Reuters, Selasa (24/7/2018), harga minyak mentah Brent ditutup turun USD 1 sen menjadi USD 73,06 per barel.

Harga minyak mentah AS atau West Texas Intermediate (WTI) turun USD 37 sen menjadi USD 67,89 per barel, tergerus dari sesi tertinggi USD 69,31 per barel.

Persediaan minyak mentah AS di pusat pengiriman di Cushing, Oklahoma naik dalam empat hari terakhir hingga Jumat lalu. Pasar juga terbebani oleh kekhawatiran tentang dampak pada pertumbuhan ekonomi global dan permintaan energi dari perselisihan perdagangan yang meningkat antara Amerika Serikat dan mitra dagangnya.

Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari 20 ekonomi terbesar dunia mengakhiri pertemuan di Buenos Aires pada akhir pekan menyerukan lebih banyak dialog untuk mencegah ketegangan perdagangan dan geopolitik yang bisa menekan pertumbuhan ekonomi.

"Risiko penurunan jangka pendek dan menengah telah meningkat," ungkap para pemimpin keuangan dalam sebuah pernyataan.

Pertemuan itu terjadi di tengah meningkatnya tensi perang perdagangan antara Amerika Serikat dan China, ekonomi terbesar di dunia, yang telah menerapkan tarif senilai USD 34 miliar satu sama lain.

Pada Jumat lalu, Presiden AS Donald Trump bahkan mengancam akan memberlakukan tarif pada semua produk China yang masuk ke AS yang mencapai USD 500 miliar, kecuali Negeri Tirai Bambu itu  menyetujui perubahan besar pada transfer teknologi, subsidi industri dan kebijakan joint venture.

 

Ketegangan Iran-AS

ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan permintaan minyak saling berkorelasi karena ekspansi ekonomi bisa meningkatkan konsumsi bahan bakar untuk perdagangan dan perjalanan, serta untuk mobil.

Pada awal sesi, pasar naik setelah ketegangan memburuk antara Iran dan Amerika Serikat, sementara beberapa pekerja lepas pantai memulai pemogokan 24 jam di tiga platform minyak dan gas di Laut Utara Inggris.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada hari Sabtu mendukung usulan Presiden Hassan Rouhani bahwa Iran dapat memblokir pengiriman minyak Teluk jika ekspornya dihentikan. Pemimpin Iran menanggapi ancaman sanksi AS setelah Trump pada Mei menarik diri dari perjanjian multinasional untuk berdagang dengan Teheran sebagai imbalan atas komitmennya untuk tidak mengembangkan senjata nuklir.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya