Saka Energi Bor Dua Sumur Gas

Anak usaha PT Perusahaan Gas Negara Tbk mengebor dua sumur eksplorasi di wilayah kerja Pangkah dan South Sesulu.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 26 Jul 2018, 17:12 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2018, 17:12 WIB
lustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - PT Saka Energi Indonesia (SAKA), anak usaha PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mengebor dua sumur eksplorasi di Wilayah Kerja Produksi Pangkah dan Wilayah Kerja Eksplorasi South Sesulu.

Direktur Utama PT Saka Energi Indonesia, Tumbur Parlindungan mengatakan, rencana kerja pengeboran kedua sumur tersebut sesuai dengan rencana kerja anggaran (Work Program and Budget /WP&B) yang dilaporkan SAKA kepada Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) awal 2018.

Pengeboran kedua sumur tersebut menjadi bagian dari upaya Saka menjaga ketahanan energi nasional, seperti yang diinginkan oleh Pemerintah Indonesia. 

"Seperti kita ketahui, kebutuhan akan bahan bakar minyak (BBM) dan gas bumi nasional terus meningkat, semoga tambahan lifting kami bisa membantu Indonesia mengurangi impor BBM dari luar negeri," kata Tumbur, di Jakarta, Kamis (26/7/2018).

Ia menjelaskan, program eksplorasi sumur baru di wilayah kerja produksi pangkah dilakukan SAKA dengan memulai pengeboran sumur TKBY-2 pada akhir Juni 2018.‎

Titik pengeboran yang tidak jauh dari fasilitas produksi Blok Pangkah, menurut dia akan meningkatkan skala keekonomian sumur, sehingga sejalan dengan program perusahaan dalam melakukan optimasi fasilitas produksi yang sudah ada (existing).

"Kami menajak sumur tersebut pada 30 Juni 2018 untuk melihat keberadaan hidrokarbon pada prospek tersebut. Lokasi sumur TKBY-2 berjarak sekitar 10 km dari fasilitas produksi Well Head Platform-B (WHP-B)," ujar dia.

Sumur eksplorasi kedua yang akan dibor Saka adalah West SIS-A#1 yang berada di wilayah Blok South Sesulu. Tumbur menargetkan sumur tersebut bisa mulai ditajak pada pertengahan Agustus 2018. Untuk mengebor kedua sumur tersebut, SAKA menggunakan 2 jack-up rig dalam waktu yang hampir bersamaan.

Tumbur menuturkan, lesunya kegiatan investasi di sektor hilir migas nasional akibat harga minyak yang masih rendah tidak mengurangi komitmen PT Saka Energi Indonesia untuk terus meningkatkan produksi.

"Harga minyak sudah mulai membaik di kuartal II 2018. Semoga ke depannya akan lebih baik lagi. Sebagai operator 3 blok migas di Indonesia, SAKA menunjukkan komitmennya untuk terus melakukan eksplorasi migas. Karena hanya dengan terus melakukan eksplorasi, Indonesia bisa menemukan cadangan pengganti (reserve replacement)," ujar dia.

 

 

Saka Energi Mulai Fase Pertama Pengembangan Lapangan Sidayu

Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Sebelumnya, PT Saka Energi Indonesia menyetujui fase pertama pengembangan lapangan Sidayu di Pangkah PSC, Jawa Timur.  Fase pertama ini diperkirakan dapat selesai dan meningkatkan produksi pada akhir 2019.

Direktur Utama Saka Energi Tumbur Parlindungan mengatakan,‎ lapangan Sidayu adalah pengembangan dengan kedalaman air dangkal sekitar 15 meter dengan empat sumur produksi yang direncanakan.

"Lapangan Sidayu berlokasi sekitar tujuh kilometer dari lapangan utama Pangkah, di mana hasilnya akan terhubung dengan fasilitas produksi yang ada melalui pipa bawah laut," kata Tumbur‎, di Jakarta, Senin 30 April 2018.

Dia mengungkapkan, setelah program eksplorasi yang sukses di Sidayu pada awal 2017, Plan of Development (POD) atau pengembangan Sidayu akan membangun dulu anjungan produksi tambahan dan beberapa sumur pengembangan. "POD sudah disetujui oleh SKK Migas pada akhir Oktober 2017," jelas dia.

Setelah Sidayu, Anak usaha PT Perusahaan Gas Negara (PGN) tersebut akan mengembangkan lapangan West Pangkah. Saat ini POD sedang dalam proses Final Investment Decision (FID).

Untuk mengembangkan lapangan Sidayu dan West Pangkah, Saka Energi akan berinvestasi sebesar Rp 2,4 triliun. Kedua lapangan tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil produksi minyak di Pangkah PSC mencapai 12.500 berel per hari (bph)‎ dan gas 90 MMSCFD. Proyek ini akan memberikan kontribusi kepada pemerintah sekitar Rp 1,2 triliun.

Konsisten dengan komitmen untuk mendukung program pemerintah untuk meningkatkan kegiatan eksplorasi di Indonesia, PGN Saka akan terus melanjutkan program eksplorasi di Pangkah PSC dan South Sesulu PSC di 2018.

Program ini akan mencakup pengeboran eksplorasi berikutnya dan pengujian dua prospek, struktur Tambakboyo di Pangkah PSC dan struktur West SIS-A di South Sesulu PSC.

"Proyek-proyek pengembangan baru ini akan memproduksi energi yang sangat dibutuhkan untuk ekonomi Indonesia yang berkembang," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya