Harga Minyak Naik Ditopang Seretnya Pasokan

Harga minyak naik karena pedagang terus fokus pada gangguan pasokan dan kemungkinan terpukulnya produksi minyak akibat sanksi AS terhadap Iran.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 31 Jul 2018, 05:31 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2018, 05:31 WIB
Ilustrasi Harga Minyak Naik
Ilustrasi Harga Minyak Naik (Liputan6.com/Sangaji)

Liputan6.com, New York - Harga minyak naik pada hari Senin (Selasa Pagi WIB) dengan minyak mentah berjangka Amerika Serikat (AS) melompat lebih dari 2 persen, karena pedagang terus fokus pada gangguan pasokan dan kemungkinan terpukulnya produksi minyak mentah akibat sanksi AS terhadap Iran.

Dilansir dari Reuters, Selasa (31/7/2018), harga minyak Brent berjangka untuk pengiriman September 2018 ditutup pada USD 75,55 per barel, atau naik USD 79 sen. sedangkan harga minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI)  naik USD 1,44 atau 2,1 persen menjadi USD 70,13 per barel.

WTI naik karena ekspektasi bahwa persediaan AS turun minggu lalu dan khawatir bahwa pemadaman di fasilitas Syncrude di Kanada tidak akan diselesaikan secepat yang diharapkan, kata para pedagang.

Persediaan minyak mentah di Oklahoma, titik pengiriman untuk WTI telah berkurang, sebagian karena situasi di fasilitas Syncrude yang telah mengurangi aliran minyak ke hub. Persediaan di Cushing turun menjadi 23,7 juta barel pada pekan yang berakhir 20 Juli, terendah sejak November 2014.

Namun, Perusahaan informasi energi Genscape mengatakan bahwa persediaan di Cushing naik hampir 200.000 barel, atau hampir 1 persen dari Selasa hingga Jumat pekan lalu, menurut para pedagang.

Harga minyak telah rebound dari posisi terendah baru-baru ini selama dua minggu terakhir, karena sanksi AS pada Iran sudah mulai membatasi ekspor dari negara itu. Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Senin dia akan bertemu dengan Presiden Iran, Hassan Rouhani.

"Skenario terbaik adalah bahwa AS memberikan keringanan sanksi yang berarti dalam menjelang pemilihan jangka menengah dan Iran terhindar dari kerugian ekspor sekitar 500-700.000 barel per hari," kata PVM Oil Associates Tamas Varga dalam sebuah catatan.

Pasar mempertahankan keuntungan bahkan setelah survei Reuters menunjukkan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) meningkatkan produksi pada bulan Juli. OPEC menaikkan produksi 70.000 barel per hari (bph) menjadi 32,64 juta bph, tertinggi 2018.

Peningkatan pasokan lebih lanjut dapat mengimbangi pemadaman produksi dan tekanan harga. Harga tetap didukung oleh prospek pasokan yang ketat, dengan persediaan global turun dari rekor tertinggi pada tahun 2017 dan persediaan AS di posisi terendah tiga tahun, kata Gene McGillian, wakil presiden riset pasar di Tradition Energy di Stamford, Connecticut.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya