103,7 Juta Kartu Uang Elektronik Bank Himbara Beredar di Masyarakat

Himbara menyatakan jumlah kepemilikan uang elektronik dari himbara terus bertambah menembus Rp 9,4 triliun.

oleh Septian Deny diperbarui 13 Agu 2018, 13:45 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2018, 13:45 WIB
20151221-ATM-Himbara-JT
Nasabah saat mengambil uang di ATM Himbara di Tanah Abang (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) mencatat per Juni 2018, jumlah uang elektronik yang beredar dari empat bank anggota ‎Himbara yaitu Bank Mandiri, BRI, BTN dan BNI mencapai 103,7 juta kartu.

Angka ini naik 92 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya 54,08 juta kartu. 

Sekretaris Himbara, Budi Satria mengatakan,‎ jumlah kepemilikan uang elektronik tersebut terus bertambah dengan nominal transaksi menembus Rp 9,4 triliun.

Angka ini melejit lebih dari 240 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang  mencapai Rp 2,7 triliun. 

"Frekuensi penggunaan juga melesat lebih dari 3 kali lipat dalam setahun terakhir, atau ‎mencapai 761 juta kali penggunaan, karena makin banyaknya merchant atau mitra yang ‎menerima uang elektronik sebagai alat pembayaran nontunai,” ujar dia di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (13/8/2018).

Dia menjelaskan, transaksi uang elektronik dari Himbara telah didukung oleh Electronic Data Capture (EDC) Link.

Hal ini memudahkan top up uang elektronik bagi nasabah yang menggunakan uang elektronik dari Bank yang terhimpun dalam Himbara yaitu Bank Mandiri, BNI, BRI dan Bank BTN. 

"Jumlah EDC Link saat ini mencapai sekitar 35.000 unit dan akhir tahun ini diharapkan bisa mencapai sekitar 200 ribu unit," kata dia.

Sementara itu, Pejabat Eksekutif Bidang Hubungan Kelembagaan Bank Mandiri, Alexandra Askandar menyatakan, per akhir Juni 2018, Bank Mandiri telah mendistribusikan sekitar 14,87 juta kartu berlogo e-money ke masyarakat. 

"Transaksi finansial yang dilakukan pada periode Januari-Juni 2018 mencapai 603 juta transaksi, naik 175 persen secara (yoy), dengan nilai Rp 6,9 triliun atau tumbuh 172 persen (yoy)," kata dia.

Alexandra menuturkan, ‎e-money yang diterbitkan oleh Bank Mandiri kini sudah dapat ditransaksikan di lebih dari 62 ribu outlet, antara lain 32 ruas tol, bus antara lain Transjakarta, Trans Jogja dan Batik Solo Trans.

Kemudian kereta yaitu RaiLink Medan dan KCJ), parkir, merchant retail, SPBU Pertamina, restoran dan sejumlah arena rekreasi.

Proses pengisian ulang (top up) saldo Mandiri e-money telah dapat dilakukan di lebih dari 2.600 kantor cabang, 17 ribu lebih mesin ATM, 45 ribumitra retailer, termasuk jaringan Indomaret dan Alfamart, serta di gerbang tol. 

"Bank Mandiri juga menyediakan layanan top up Mandiri e-Money dengan memanfaatkan aplikasi e-money isi ulang atau Mandiri Online yang ada di telepon pintar yang memiliki fitur NFC," ujar dia.

 

Himbara Pastikan Kondisi Bank BUMN Stabil

Ilustrasi Bank
Ilustrasi Bank

Sebelumnya, Himpunan Bank-Bank Negara (Himbara) memastikan kondisi bank yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam keadaan kondusif dan stabil. Sentimen negatif global yang disebabkan rencana kenaikan suku bunga acuan di Amerika Serikat (AS) tidak berdampak besar kepada kondisi likuiditas bank BUMN.

Ketua Himbara Maryono menilai kondisi ekonomi Indonesia saat ini masih jauh dari krisis, karena pertumbuhan ekonomi yang terus stabil dan kinerja perbankan yang juga naik signifikan.

"Di dalam negeri fundamental ekonomi kita kuat, permintaan kredit terus meningkat,” kata Maryono dalam keterangan tertulis, Selasa 8 Mei 2018.

Adapun penurunan harga saham khususnya sektor perbankan yang sempat terjadi pada akhir pekan lalu lebih disebabkan karena faktor global.

"Faktor ini yang membuat investor asing banyak menjual portofolio sahamnya di Indonesia terutama yang sudah memiliki untung banyak. Nah, saham-saham yang sudah memiliki untung banyak adalah perbankan,” urainya.

Maryono yang juga Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) mencontohkan saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) sempat terkoreksi dikarenakan telah mengalami kenaikan lebih dari 100 persen dalam kurun satu tahun.

Maka dari itu, tidak heran jika pelaku pasar banyak melepas saham BBTN, karena sudah meperoleh keuntungan (capital gain) yang tinggi.

“Kondisi ini hanya sementara, contohnya hari ini Senin (7/5) rebound, saham BBTN naik 240 poin (9,06 persen) ke level 2.890, tertinggi dibandingkan Bank BUMN lainnya,” ungkap Maryono.

Sementara itu mengenai adanya data yang beredar bahwa Bank BUMN mengalami kerugian, Maryono enggan memberikan komentar, namun dia memastikan hal tersebut tidak benar.

Pasalnya, kinerja keuangan Bank BUMN pada triwulan I 2018 sedang mengalami pertumbuhan yang signifikan dan berada dalam kondisi sangat sehat.

"Membaca laporan keuangannya keliru, jadi tidak benar Bank BUMN mengalami kerugian,” Maryono memgakhiri.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya