Liputan6.com, Jakarta Harga minyak tergelincir tertekan kekhawatiran baru bahwa perang perdagangan global dapat mengurangi permintaan energi. Harga minyak tetap turun meskipun sanksi AS terhadap Iran dan penurunan produksi Venezuela membatasi penurunan harga kali ini.
Melansir laman Reuters, Sabtu (1/9/2018), patokan minyak mentah Brent turun 35 sen menjadi USD 77,42 per barel. Sementara minyak mentah AS tergelincir 45 sen ke posisi USD 69,80.
Baca Juga
Harga minyak Brent menutup bulan 4,3 persen lebih tinggi. Sementara minyak mentah AS naik 1,5 persen.
Advertisement
Harga minyak sempat naik didukung penurunan produksi Venezuela dan pengiriman dari Iran menjelang pengenaan sanksi AS terhadap Teheran pada November.
"Bagaimanapun minyak "tampaknya mengikuti ekuitas yang lebih rendah di tengah kekhawatiran masalah baru AS dan China yang dapat dengan mudah meningkat dalam memperlambat pertumbuhan ekonomi global dan," kata Jim Ritterbusch, Presiden Ritterbusch and Associates, melalui sebuah pernyataannya.Â
Tercatat, indeks MSCI Emerging Markets jatuh untuk hari kedua usai muncul laporan jika Presiden AS Donald Trump sedang mempersiapkan untuk meningkatkan perang perdagangan dengan Beijing, yang mengurangi minat risiko dan menghapus beberapa keuntungan dari reli minggu ini.
Pada sesi sebelumnya, kekhawatiran tentang pelemahan mata uang Argentina membebani prospek pasar negara berkembang.
Trump mengancam pada hari Kamis untuk menarik diri dari Organisasi Perdagangan Dunia dan memberlakukan tarif pada produk impor China senilai USD 200 miliar.
Â
Â
* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini
Â
Produksi
Adapun jumlah rig AS, indikator produksi minyak negara ini naik untuk pertama kalinya dalam 3 minggu, menurut laporan perusahaan jasa energi Baker Hughes melaporkan.
Produksi minyak mentah AS pada bulan Juni mencapai 10.674 juta barel per hari, menurut catatan Administrasi Informasi Energi (EIA).
Ekspor minyak mentah naik hampir 200.000 bph dalam sebulan, mencapai rekor barunya di 2,2 juta bpd. Angka ini lebih dari dua kali lipat dibandingkan Juni lalu, mengutip laporan bulanan EIA pada Jumat.
Sementara produksi dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak meningkat 220.000 barel per hari pada bulan Agustus, menurut survei Reuters.
Advertisement