Sri Mulyani: Deflasi Agustus Cukup Kondusif Jaga Stabilitas Ekonomi

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pada Agustus 2018 Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,05 persen.

oleh Merdeka.com diperbarui 03 Sep 2018, 15:45 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2018, 15:45 WIB
Pemerintah rapat bersama Banggar
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberi paparan dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR di Gedung Nusantara II DPR, Kamis (31/5). Rapat terkait penyampaian kerangka ekonomi makro dan pokok kebijakan dalam RAPBN 2019. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pada Agustus 2018 Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,05 persen. Angka ini berbanding terbalik dibandingkan Juli 2018 yang mengalami inflasi sebesar 0,28 persen.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, angka ini masih cukup kondusif untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia ditengah kondisi ketidakpastian ekonomi global. Munculnya deflasi ini didukung oleh harga-harga yang cujup stabil.

"Kami melihat angka deflasi yang muncul atau angka inflasi sampai Agustus ini masih cukup kondusif bagi kita untuk terus menjaga stabilitas. Saya rasa hasil ini stabilitas dari harga harga ini menjadi salah satu komponen yang penting," ujar Sri Mulyani di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin (3/9/2018).

Pemerintah bersama Bank Indonesia akan terus berupaya menjaga agar seluruh komponen ekonomi dalam negeri terjaga. Pemerintah juga akan menjaga agar pengaruh fluktuasi nilai tukar rupiah tidak terlalu memicu inflasi impor atau imported inflation Indonesia.

"Untuk itu kita akan terus menjaga seperti yang selama ini udah dikomunikasikan sumber inflasi, potensi, pada bulan-bulan ke depan. Seperti harga pangan, kemudian kalau sampai terjadi imported inflation," jelasnya.

"Karena adanya nilai tukar, lalu ada seasonal pada akhir tahun adalah demand driven. Kita akan melihat faktor-faktor-faktor ini bersama BI untuk terus kita jaga. Agar jangkar stabilitas bisa diperkuat," jelasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

BPS: Agustus 2018 Deflasi di Angka 0,05 Persen

Harga Telur Ayam Mulai Merangkak Turun di Pasar Minggu
Penjual menunjukkan telur dagangannya di Pasar Minggu, Jakarta, Rabu (24/7). Harga telur ayam mengalami penurunan di angka Rp 26 ribu per kilo. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa pada Agustus 2018 mengalami deflasi sebesar 0,05 persen. Angka ini berbanding terbalik dibandingkan Juli 2018 yang mengalami inflasi sebesar 0,28 persen.

Deflasi Agustus 2018 tersebut lebih rendah dibandingkan Agustus 2017 yang mengalami deflasi sebesar 0,22 persen.

Kepala BPS Suhariyanto menyatakan,‎ dengan deflasi ini berarti tingkat inflasi tahun kalender Januari-Agustus sebesar 2,13 persen. Sedangkan inflasi tahun ke tahun Agustus 2018 ke Agustus 2018 3,20 persen. 

‎"Inflasi pada Agustus 2018, berdasarkan perkembangan harga berbagai komoditas pada Agustus secara umum mengalami penurunan. Ini menggembirakan karena di bawah target, diharapkan inflasi tetap terkendali," ujar dia di Kantor BPS, Jakarta, Senin (3/9/2018).

Dia menjelaskan, dari 82 kota IHK, 52 kota mengalami deflasi. Sedangkan 30 kota mengalami inflasi. Deflasi tertinggi dialami Kota Baubau sebesar 2,49 persen dan deflasi terendah yaitu Jember sebesar 0,01 persen.

"Deflasi tertinggi di Baubau‎. Karena penurunan harga ikan segar dan transportasi udara," kata dia.

Sedangkan kota yang mengalami inflasi tertinggi yaitu Tarakan 0,62 persen dan inflasi terendah yaitu Padangsidempuan dan Medas sebesar 0,01 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya