Isu Perang Dagang Kembali Tekan Rupiah

Sejak lagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.846 per dolar AS hingga 14.879 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 24 Sep 2018, 11:08 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2018, 11:08 WIB
Nilai tukar Rupiah
Seorang nasabah memasuki tempat penukaran mata uang asing di Jakarta, Rabu (5/9). Nilai tukar Rupiah di pasar spot menguat tipis 0,06 persen ke Rp 14.926 per dollar Amerika. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan di awal pekan ini. Isu pembelian jet tempur Rusia oleh China menjadi salah satu isu yang mendorong penguatan dolar AS.

Mengutip Bloomberg, Senin (24/9/2018), rupiah dibuka di angka 14.846 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.816 per dolar AS.

Sejak lagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.846 per dolar AS hingga 14.879 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 9,71 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.865 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan pada Jumat lalu yang ada di angka 14.824 per dolar AS.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, kabar mengenai China membatalkan pembicaraan tarif dan perdagangan tingkat menengah dengan AS membuat aset mata uang berisiko seperti rupiahkembali mengalami tekanan.

"Investor kembali fokus pada perang dagang, China telah membatalkan kunjungannya ke AS yang dijadwalkan pekan ini," katanya seperti dikutip dari Antara.

Ia mengemukakan China menambahkan USD 60 miliar produk AS ke daftar tarif impor. Itu merupakan balasan China terhadap bea masuk AS atas barang-barang Tiongkok senilai USD 200 miliar.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Jet Tempur

Rusia Gelar Latihan Perang Terbesar
Pesawat tempur Rusia Sukhoi Su-34 berpartisipasi dalam latihan militer Vostok-2018 di Tsugol, Siberia timur, Kamis (13/9). Rusia mengerahkan 300 ribu prajurit dalam unjuk kekuatan, termasuk dalam latihan bersama dengan tentara China. (AFP/Mladen Antonov)

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih menambahkan hubungan politik AS-China juga memburuk menyusul pembelian jet tempur serta rudal oleh China dari Rusia.

"Dengan isu baru ini membuat hubungan dagang AS-China yang sebelumnya mengalami ketegangan karena penetapan tairf impor barang semakin memburuk," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya