Liputan6.com, Jakarta - Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia, Tunov Mondro, menyuarakan pentingnya penyederhanaan pola distribusi hasil panen cabai agar harga yang diterima konsumen lebih wajar.
Saat ini, pola distribusi yang berlaku masih mengandalkan banyak perantara, sehingga harga cabai dari petani ke konsumen bisa melonjak antara 50-100%. Contohnya, harga cabai di tingkat petani yang seharusnya sekitar Rp 70.000 per kilogram, bisa sampai mencapai Rp 120.000-130.000 di konsumen.
Advertisement
Baca Juga
"Jadi, pola distribusi perlu di sederhanakan dari petani langsung ke konsumen," kata Tunov kepada Liputan6.com, Senin (13/1/2025).
Advertisement
Untuk mengatasi permasalahan ini, Asosiasi Champion Cabai Indonesia telah menginisiasi pasar cabai dengan harga petani di tujuh provinsi di Indonesia. Langkah ini bertujuan untuk membantu masyarakat mendapatkan harga cabai yang lebih terjangkau, sekaligus mempermudah distribusi yang lebih efisien.
"Seperti kami asosiasi sekarang sedang menggelar pasar cabai harga petani di 7 provinsi di berbagai kab/kota untuk membantu masyarakat agar mendapat harga yang layak," ujarnya.
Menurut Mondro, biaya produksi cabai rawit merah di tingkat petani saat ini berkisar Rp 20.000-22.000 per kilogram. Kenaikan harga ini dipicu oleh berbagai faktor, seperti melonjaknya harga pupuk non-subsidi, pestisida, tenaga kerja, dan biaya logistik, yang pada akhirnya dibebankan kepada petani.
"Semua kenaikan itu petani yang menanggung," katanya.
Perbanyak Greenhouse
Selain itu, Mondro menekankan pentingnya persiapan jangka panjang dalam memenuhi kebutuhan cabai. Pasokan cabai yang cukup di pasar memerlukan persiapan tiga bulan sebelumnya, bukan sesuatu yang bisa disiapkan secara instan. Oleh karena itu, mendekatkan produk cabai langsung ke konsumen dianggap sebagai langkah strategis untuk menekan harga di pasar.
Ia pun berharap kepada Pemerintah agar sektor pertanian, khususnya hortikultura, mendapat perhatian lebih. Diharapkan ada kebijakan yang mendukung, seperti perbanyak greenhouse untuk tanaman cabai, subsidi pajak untuk sarana produksi pertanian, dan kebijakan lainnya yang dapat memperkuat ketahanan pangan nasional.
Kebijakan strategis dari berbagai kementerian yang terlibat dalam sektor pangan juga diperlukan untuk mewujudkan swasembada pangan yang menjadi program utama Presiden.
"Karena kebutuhan kami sangat banyak guna mendukung program swasembada pangan presiden, perbanyak greenhouse untuk tanaman cabai, subsidi pajak pada sarana produksi pertanian dan lain-lain yang tentunya kebijakan strategis," pungkasnya.
Advertisement
Harga Cabai Pedes Banget, Tembus Rp 130 Ribu per Kg
Sebelumnya, Harga cabai naik di pasaran tengah menjadi sorotan beberapa waktu belakangan. Bahkan, angka tertinggi mencapai Rp 130.000 per kilogram di Kalimantan Timur.
Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat adanya tren kenaikan harga cabai. Baik cabai rawit merah maupun cabai merah keriting. Kenaikan harga paling tinggi terjadi pada cabai rawit merah.
Mengutip data yang ditampilkan, Sabtu (11/1/2025), harga cabai rawit merah naik ke Rp 130.000 per kilogram (kg) di Kalimantan Timur. Sementara itu, harga terendah ada di Sumatera Barat dengan Rp 55.520 per Kg.
Masih mengacu data yang sama, harga cabai rawit merah di DKI Jakarta pada Jumat (10/1/2025) bertengger di Rp 120.000 per Kg. Angka ini turun dari Rp 150.000 per Kg pada Selasa (7/1/2025).
Sementara itu, jika dihitung secara nasional, harga rata-ratanya berada di Rp 77.940 per kilogram.
Cabai Merah Keriting
Tak berbeda jauh, data harga cabai merah keriting juga terlihat cukup tinggi. Panel Harga Bapanas mencatat harga tertinggi mencapai Rp 89.010 per Kg di Kalimantan Tengah. Sementars itu, harga terendah sebesar Rp 27.930 per Kg di Papua Tengah.
Harga cabai merah keriting di DKI Jakarta terpantau sebesar Rp 80.000 per kg pada Jumat (10/1/2025). Harga pada pekan ini mengalami kenaikan dari Rp 66.330 per kg pada 5 Januari 2025, pekan lalu.
Sementara itu, harga rata-rata nasional cabai merah keriting berada di Rp 50.700 per kilogram.
Advertisement