Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) bergerak melemah di sepanjang perdagangan Selasa 2 Oktober 2018. Dibuka di 14.945 per dolar AS, rupiah terus melemah hingga menyentuh level 15.000-an per USD.
Mengutip data Bloomberg, nilai tukar rupiah tak mampu menguat hingga penutupan perdagangan. Tercatat, sore ini rupiah ditutup di 15.042 per dolar AS.
"Jadi ini hari ini terendah sejak krisis," kata Ekonom Faisal Basri saat ditemui di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (2/10/2018).
Advertisement
Faisal meminta agar para pejabat dan elit politik yang beternak dolar AS untuk segera mengkonversinya ke dalam rupiah.
Baca Juga
"Saya haqul yakin seyakin - yakinnya elit politik ini banyak beternak dolar AS, tolong dolar-dolar AS mereka dijual. Saya enggak ada urusan kubu mana kubu mana, Anda tagih calon legislatif, calon presiden, calon wakil presiden, Pak Sandiaga Uno mengaku punya USD 1,2 juta, dia bilang mau dijual seperempatnya, kenapa enggak semua?," ujar Faisal.
Dia juga mengungkapkan banyak menteri-menteri yang mempunyai aset kekayaan dalam bentuk dolar AS, salah satunya Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
"Ibu Retno itu tidak pantas punya uang USD 400.000, terus seperti studi banding hentikan dulu, enggak ada yang peduli tentang itu," ujar dia.
Dia menyatakan masih ada beberapa menteri yang tercatat memiliki simpanan dolar AS.
"Itu yang dilaporkan loh, Anda bisa cek saya tidak ingat, saya cuma ingat Bu Retno, Pak Moeldoko. Pak Moeldoko waktu itu USD 100.0000, Menteri Agama (Lukman Hakim) Alhamdulillah sudah dijual tadinya USD 115.000 sekarang USD 15.000," kata dia.
Dia berharap menteri-menteri yang memiliki simpanan dolar AS agar segera menjualnya.
"Teman-teman bantu menyentuh hati nurani mereka (menteri-menteri), berkorban sedikit saja, kan harta mereka banyak, dolar AS-nya jadikan rupiah, jadi lebih banyak bisa dilakukan," ujar dia.
Â
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka
Rupiah Berakhir di Posisi 15.042 per Dolar AS, Efek Perang Dagang?
Sebelumnya, nilai rupiah ditutup melemah dan melewati level psikologis 15.000 per dolar AS. Mengutip Bloomberg, rupiah ditutup 15.042 per dolar AS pada Selasa 2 Oktober 2018. Sementara, hari ini IHSG juga ditutup menurun 68,98 poin atau 1,16 persen ke level 5.875,62. Padahal, pada pagi ini IHSG sempat menguat ke 5.947,25.
Beberapa pekan lalu, rupiah memang sempat menyentuh 15.000 per dolar AS tetapi sempat menurun sebelum penutupan. Tetapi, hari ini rupiah tetap di angka 15.000 per dolar AS sampai penutupan.
Financial Times mencatat bahwa langkah Bank Indonesia berhasil untuk menenangkan rasa panik awal dari kemungkinan terjadinya situasi krisis seperti di Turki dan Argentina.
"Retorika hawkish dari bank sentral untuk melakukan aksi front-loaded dan pre-emptive telah membantu membatasi kepanikan awal dari penularan (kondisi ekonomi) pasar negara berkembang," ujar Nicholas Mapa.
Menurut CNBC, keadaan pasar Asia masih dipengaruhi oleh memburuknya situasi Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Situasi ini diperparah dengan naiknya harga minyak, sebagaimana sanksi AS terhadap Iran mulai berpengaruh.
Indeks Kospi juga ditutup turun 29,31 poin (1,25 persen) persen ke level 2.390,57. Indeks Hang Seng juga turun 662,14 poin (2,38 persen) ke level 27.126,38.
Yang terpantau menghijau adalah indeks Nikkei yang naik 24,86 pount (0,10 persen) ke level 24.270,62 dan indeks Shanghai juga naik 29,58 poin (1,06 persen) ke level 2.821,35.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement