Harga Emas Tertekan Usai Rilis Rapat The Fed

Harga emas melemah didorong indeks dolar Amerika Serikat (AS) meningkat ke posisi tertinggi.

oleh Agustina Melani diperbarui 18 Okt 2018, 06:40 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2018, 06:40 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Harga emas melemah didorong indeks dolar Amerika Serikat (AS) meningkat ke posisi tertinggi. Hal ini terjadi usai rilis hasil pertemuan kebijakan moneter bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) pada September.

Indeks dolar AS sentuh posisi tertinggi dengan naik 0,5 persen ke posisi 95,54. Kenaikan indeks dolar AS terjadi usai pertemuan kebijakan moneter the Fed. Mayoritas pejabat senior the Fed yakin suku bunga akan terus meningkat

"Hasil pertemuan kebijakan the Fed menekankan kenaikan suku bunga selanjutnya. Selain itu masih menunjukkan kekhawatiran inflasi, baik konsumen dan produsen pada 2019," ujar Wakil Presiden Direktur GoldMining Inc, Jeff Wright, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis (18/10/2018).

Ia menuturkan, dampaknya terhadap emas sedikit negatif. Namun, tidak ada kejutan baik dan buruk yang memberikan kejelasan.

Dalam perdagangan elektronik, harga emas untuk pengiriman Desember melemah USD 3,6 atau 0,3 persen ke posisi USD 1.227,40 per ounce. Kontrak itu berakir pada Selasa ke posisi USD 1.231 yang merupakan posisi tertinggi sejak 31 Juli. Sepanjang Oktober, harga emas sudah naik hampir tiga persen.

 

Kebijakan The Fed Bayangi Harga Emas

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Sementara itu, harga perak untuk pengiriman Desember turun 0,3 persen menjadi USD 14.633 per ounce. Dolar AS menguat seiring kebijakan moneter the Federal Reserve. Indeks dolar AS sudah naik 3,7 persen sepanjang tahun berjalan 2018.

The Fed telah menaikkan suku bunga sebanyak tiga kali pada 2018. Suku bunga the Fed akan kembali naik untuk keempat kali sebelum akhir 2018. Ini dapat memberikan perlawanan terhadap harga emas. Hal ini karena kenaikan suku bunga membuat dolar AS menguat. Selain itu, obligasi pemerintah pun menjadi investasi lebih menarik ketimbang emas.

Bursa saham dan emas bergejolak di tengah meningkatnya kekhawatiran suku bunga dan imbal hasil surat berharga AS. "Dengan inflasi tidak hadir dari data produksi industri AS itu tidak menggeser the Fed," kata Head of Trading Oanda, Stephen Innes.

Innes menambahkan, pandangan ini signifikan untuk harga emas. Aksi jual dolar AS menjadi risiko utama di AS yang akan meningkat dan pengaruhi kinerja harga emas.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya