BPS: Produksi Beras RI di 2018 Surplus 2,85 Juta Ton

Konsumsi beras Indonesia hingga Desember 2018 diperkirakan sekitar 29,57 juta ton.

oleh Merdeka.com diperbarui 24 Okt 2018, 13:05 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2018, 13:05 WIB
Pasokan Melimpah dan Stok Gudang Penuh, Operasi Pasar Tidak Perlu
Bulog tak perlu melakukan operasi pasar beras. Karena jika stok beras di pasar berlebih, akan beresiko bagi petani.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi produksi beras Indonesia pada tiga bulan terakhir 2018 mencapai 3,94 juta ton. Dengan adanya data ini maka Indonesia secara keseluruhan memiliki potensi produksi beras sebesar 32,42 juta ton hingga akhir tahun.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, produksi beras hingga September sebesar 28,47 juta ton. Angka merupakan angka terbaru dan valid sesuai dengan kajian metode penghitungan metode kerangka sampel area (KSA).

"Produksi beras hingga akhir tahun, perkiraan produksi beras sebesar 32,42 juta ton. Masing masing Oktober hingga Desember sebesar 1,52 juta ton, 1,20 juta ton dan 1,22 juta ton," ujar Suhariyanto di Kantor BPS, Jakarta, Rabu (24/10/2018).

Sementara itu, konsumsi beras Indonesia hingga Desember 2018 diperkirakan sekitar 29,57 juta ton. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan produksi beras Januari hingga Desember 2018.

"Dengan demikian, surplus produksi beras di Indonesia pada 2018 diperkirakan sebesar 2,85 juta ton," jelas Suhariyanto.

Meskipun terdapat surplus, namun jumlah produksi ini bukan merupakan stok yang telah diserap oleh Badan Urusan Logistik (Bulog).

Produksi ini masih ada di petani dan tidak bisa disebut sebagai beras cadangan nasional. "Ada surplus beras, tapi ini tersebar di petani," tandas Suhariyanto.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Menko Darmin Ungkap Kondisi yang Terjadi Bila RI Tak Impor Beras

20160608-Gudang Bulog-Jakarta- Johan Tallo
Pekerja memanggul karung Beras milik Badan Urusan Logistik (Bulog) di Gudang Bulog kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (7/6). Bulog memiliki stok beras sebanyak 2,1 juta ton. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Pemerintah Joko Widodo (Jokowi) dan Wapres Jusuf Kalla memutuskan untuk mengimpor 2 juta ton beras sejak awal 2018.

Impor beras ini dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi persediaan beras dalam negeri dan kemampuan produksi beras hingga akhir tahun.

Namun, bagaimana jika pemerintah tidak melakukan impor beras? 

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, jika pemerintah tidak melakukan impor beras sejak awal tahun maka dapat menyebabkan kekurangan beras. Hal ini kemudian akan memunculkan masalah lain.

"Kalau tidak ada impor, tewas," ujar Menko Darmin singkat saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Senin (22/10).

Dengan adanya impor beras, saat ini stok beras di Bulog telah mencapai 2,4 juta ton. Angka ini berasal dari produksi dalam negeri sebesar 600 ribu ton dan sekitar 1,8 juta ton impor.

"Begini, kita kan sudah impor. Di Bulog sekarang ada beras 2,4 juta ton. Impornya 1,8 juta ton tambah 600 ribu ton pembelian dalam negeri. (Aman) karena kita impor," jelasnya.

Terkait kebutuhan di 2019, Menko Darmin belum dapat memastikan Indonesia tak lagi ketergantungan impor beras. Dia meminta semua pihak tidak terburu-buru menyimpulkan.

"Heh, mana saya tahu. Tunggu saja nanti. Karena BPS itu tiap bulan akan menghasilkan data. Jadi, tunggu saja jangan buru-buru menyimpulkan apa-apa," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya