Ada Penembakan Pekerja, Luhut Tegaskan Proyek di Papua Tetap Jalan

Mantan Menteri Koordinator Bidang Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan bahwa insiden penembakan tidak akan menghambat pengerjaan proyek tersebut.

oleh Merdeka.com diperbarui 04 Des 2018, 13:40 WIB
Diterbitkan 04 Des 2018, 13:40 WIB
Menko Luhut Bahas Industri Mobil Listrik Nasional Bareng DPR
Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaita. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan angkat suara terkait kasus pembunuhan 31 pekerja proyek Istaka Karya yang tengah membangun jembatan di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga.

Dia sangat menyayangkan kejadian tersebut. Sebab insiden itu menyasar pekerja proyek yang akan mendukung pembangunan di daerah.

"Nanti kita lihat. Saya belum dapat laporan lengkap. Saya pikir ini lah buktinya masih orang bunuhin orang yang membuat pembangunan kan nggak elok itu," kata dia di Jakarta, Selasa (4/12/2018).

"Saya enggak tahu apakah yang ini ada (pengamanan) tentara atau tidak. Saya kalau melihat ini kebetulan kayaknya nggak ada tentara. kalau ada tentara mestinya sih nggak ada masalah," lanjut dia.

Mantan Menteri Koordinator Bidang Polhukam ini menegaskan bahwa insiden tersebut tidak akan menghambat pengerjaan proyek tersebut. "Kita tetap jalan," tegas dia.

Karena itu, dia mengatakan tingkat pengamanan proses pengerjaan proyek harus ditingkatkan sehingga insiden serupa tidak kembali terulang.

"(Tingkat pengamanan ditingkatkan?) Yes. Kita nggak boleh mundur dengan begitu begituan," tandasnya.


Menteri PUPR: Tak Ada Penolakan Warga Atas Pembangunan Trans Papua

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono menggelar konferensi pers di Jakarta, Selasa (4/12). Dalam kesempatan itu, Menteri Basuki menyesalkan peristiwa penembakan terhadap 31 pekerja proyek Istaka Karya yang tengah membangun Trans Papua (Merdeka.com/Imam Buhori)

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono angkat suara terkait pembunuhan 31 pekerja PT Istaka Karya pada proyek Jembatan Kali Yigi-Kali Aurak di Kabupaten Nduga, Papua. Pembangunan kedua jembatan itu juga merupakan bagian dari proyek Trans Papua.

Dia mengatakan, pembangunan Jalan Trans Papua justru amat ditunggu warga setempat demi memperlancar distribusi logistik ke wilayah Pegunungan Tengah yang selama ini kerap disalurkan lewat jalur udara.

"Sebetulnya, ini sangat ditunggu tunggu warga. Di sepanjang Trans Papua, warga tidak ada yang menolak. Semua warganya sangat menerima," ujar dia saat menggelar sesi konferensi pers di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Selasa (4/12/2018).

Adapun insiden pembunuhan 31 pekerja ini terjadi di Segmen V proyek Jalan Trans Papua ruas Wamena-Habema-Kenyam-Mamugu sepanjang 278 km. Di ruas tersebut, pemerintah turut menggandeng dua badan usaha yakni PT Istaka Karya (Persero) dan PT Brantas Abipraya (Persero) dalam membangun sebanyak 35 jembatan.

Basuki turut berbicara seputar kendala yang kerap ditemui dalam proyek pembangunan jalan di daerah pelosok. Menurutnya, pembangunan infrastruktur tidak semata-mata hanya bergantung pada ketersediaan dana.

"Ada uang, tanah enggak terbebas, itu belum bisa jalan. Dana ada, tanah sudah terbebas, tapi kalau proyek itu ada di daerah ketinggian dengan udara tipis, itu akan memakan waktu. Lalu juga kendala-kendala seperti di Papua kemarin," sambungnya.

"Tapi ini tidak menyurutkan semangat. Kita akan jalan terus. Untuk permasalahan ini (pembunuhan 31 pegawai Istaka Karya), akan tindakan lebih lanjut dari aparat keamanan. Tapi pembangunan lanjut terus," dia menegaskan.

Basuki juga menyebutkan, warga Papua turut dilibatkan dalam pembangunan proyek Jalan Trans Papua. "Ini warga Papua semua dilibatkan. Kepala Balai dan lain-lain itu orang Papua semua. Orang perumahan juga orang Papua," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya