31 Pekerja Trans Papua Dibunuh Kelompok Bersenjata, Istaka Karya Berduka

Direktur Operasi dan Kepala Divisi Operasi Istaka Karya langsung menuju ke Wamena, Papua, pada Senin, 3 Desember 2018.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 04 Des 2018, 08:55 WIB
Diterbitkan 04 Des 2018, 08:55 WIB
KKB Serang Tim Survei Papua Terang, Rampas 3 Senjata Milik TNI
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) melukai 5 anggota TNI yang mengawal tim survei Papua Terang di Distrik Wagemuka, Paniai, Papua....

Liputan6.com, Jakarta - Puluhan pekerja jalan dan jembatan Trans Papua di Kabupaten Nduga, Papua, dibunuh oleh kelompok tak dikenal. Pembunuhan itu terjadi pada Minggu, 2 Desember 2018 di Kali Igi dan Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua. Setidaknya 31 orang menjadi korban dalam peristiwa tersebut.

Sebanyak 31 orang tersebut merupakan pegawai dari salah satu badan usaha milik negara (BUMN), PT Istaka Karya (Persero), yang tengah mengerjakan proyek jembatan Hebema-Mugi.

Atas peristiwa itu, Istaka Karya menyampaikan rasa duka kepada keluarga korban penembakan di Papua dan sampai saat ini masih terus mengumpulkam informasi.

"Mohon doanya dari semua atas musibah yang menimpa para pekerja Istaka," kata Corporate Secretary Istaka Karya Yudi Kristanto kepada Liputan6.com, Selasa (4/12/2018).

Yudi mengatakan, Istaka Karya saat ini tengah berkoordinasi dengan pihak keamanan terkait karena komunikasi via satelit dengan pekerja proyek terputus sejak hari Minggu.

Yudi menambahkan, saat ini perseroan juga sudah memberangkatkan tim gabungan aparat kemanan dan pegawai berwenang Istaka Karya menuju lokasi kejadian.

"Direktur Operasi dan Kepala Divisi Operasi langsung menuju ke Wamena Papua pada Senin, 3 Desember guna memimpin langkah-langkah koordinasi dan tindak lanjutnya," ucap dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kronologi

KKB Papua Kembalikan 4 Senjata Api Milik TNI
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) telah mengembalikan senjata api milik yang dirampas dari anggota TNI yang sedang mengawal tim s...

Sebelumnya, sebanyak 31 pekerja proyek Trans Papua dibunuh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Adapun pembantaian itu terjadi ketika para pekerja sedang membangun jembatan di Kali Yigi-Kali Aurak, di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua.

"Sebanyak 31 orang meninggal dunia," ujar Kasubbid Penmas Bid Humas Polda Papua, AKBP Suryadi Diaz, kepada JawaPos.com, Senin, 3 Desember 2018.

Kejadian ini dilaporkan masyarakat hari ini sekitar pukul 15.30 WIT. Namun, pembunuhan terhadap para pekerja proyek Istaka Karya tersebut terjadi pada Minggu, 2 Desember 2018 lalu.

"Didapati 31 orang ditemukan tewas. Sebanyak 24 orang dibunuh hari pertama, 8 orang yang sempat menyelamatkan diri di rumah anggota DPRD dijemput dan dibunuh, 7 orang meninggal dunia dan 1 orang belum ditemukan atau melarikan diri," kata Diaz menyampaikan informasi terkahir yang didapatkan sekitar pukul 22.35 WIT.

Bermula pada Sabtu, 1 Desember 2018 sekitar pukul 20.30 WIT, Project Manager PT Istika Karya Cahyo mendapat telepon dari nomor yang biasa dipegang oleh Koordinator Lapangan, Jhoni. Dia yang memegang pengerjaan proyek pembangunan jembatan Habema-Mugi. Namun di sambungan telepon itu, Cahyo tidak paham dengan maksud pembicaraan dari balik ponsel Jhoni.

Di sisi lain, PPK Satker PJN IV PU Binamarga wilayah Habema-Kenyam, Monang Tobing, mengaku melakukan komunikasi melalui SMS dengan Jhoni pada 30 November 2018.

Sementara itu, informasi dari pos Satgaspamrahwan 755/Yalet di Napua-Wamena bahwa pada 30 November 2018 pukul 04.00 WIT tercatat 1 mobil Strada bermuatan BBM Solar milik PT Istaka Karya menuju Camp Istaka Karya di Distrik Yigi. Dikemudikan MS, mobil tersebut juga membawa 5 orang pegawai dan tiba kembali di Wamena pada pukul 18.30 WIT.

Selanjutnya pada 1 Desember pukul 02.00 WIT, tercatat 2 mobil menuju ke Camp Distrik Yigi dengan masing-masing membawa 15 orang pekerja proyek dari PT Istaka Karya. Kemudian pada 2 Desember, pukul 20.00 WIT 1 mobil Strada kembali ke Wamena dan berangkat lagi ke Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, Papua.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya