Pengusaha Yakin Rupiah Menguat ke 13.800 per USD di 2019

Pengusaha menyakini nilai rupiah akan terus menguat hingga berada di bawah Rp 14.000 per USD.

oleh Merdeka.com diperbarui 05 Des 2018, 16:16 WIB
Diterbitkan 05 Des 2018, 16:16 WIB
Nilai Tukar Rupiah Menguat Atas Dolar
Teller menunjukkan uang dolar dan rupiah di penukaran uang di Jakarta, Junat (23/11). Nilai tukar dolar AS terpantau terus melemah terhadap rupiah hingga ke level Rp 14.504. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Hariyadi Sukamdani menyakini nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat atau USD pada tahun depan akan berada di bawah Rp 14.000 per USD. Asumsi ini pun mempertimbangkan dengan melihat berbagai peluang yang ada.

"Jadi kami meyakini kira-kira (Rupiah) di Rp13.800-an per USD. Karena kita melihat bahwa tren harga minyak dunia kemungkinan akan turun. Kemudian di Indoensia sendiri kita optimis bisa konversi mata uang yang selama ini bergantung ke USD bisa kita konversi ke mata uang mitra dagang kita salah satunya China," kata Hariyadi di Kantornya, Jakarta, Rabu (5/12/2018).

Haryadi menilai selama ini, para pelaku usaha umumnya bergantung pada mata uang Dolar. Padahal, mitra dagang Indonesia lebih besar mengarah ke China. Di mana total perdagagan Indonesia sekitar USD 60 miliar, dengan komposisi impornya USD 35 miliar dan ekspornya USD 26 miliar.

"Jadi kita meyakini bahwa kalau kita bisa konversi sampai dengan misalnya antara 20 miliar saja dari perdagangan dengan China ini akan membuat efek yang sangat positif dan kita berharap upaya ini juga nantinya bisa disambut dengan baik oleh mitra-mitra perdagangan kita lainnya apakah dengan Jepang Korsel dan sebagainya," jelasnya.

Hariyadi menambahkan, apabila nantinya mata Uang Garuda dapat menyentuh di bawah Rp 14.000 pada tahun depan, pihaknya juga menginginkan dukungan dari bank sentral.

"Kita juga berharap dari sektor keungan akan merespons dengan penurunan suku bunga jadi BI (Bank Indonesia) kita harapkan responsnya juga akan bagus," imbuhnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (APTIKNAS), Soegiharto Santoso mengatakan untuk menyiasati penguatan mata uang negeri Paman Sam tersebut, pengusaha sebaiknya tidak bergantung pada dolar AS. Transaksi pembelian bisa disiasati dengan mengonversikan mata uang asal negara importir tersebut.

"Tapi tadi kan kita mencermatinya belanjanya dengan mata uang negaranya, misalkan ke China gunakan mata uang China dan ke Taiwan begitu juga. Itu akan kita coba jalanin," pungkasnya.

Seperti diketahui, Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak melemah di perdagangan hari ini, Rabu (5/12/2018). Pagi ini, Rupiah dibuka di level Rp 14.363 per USD atau melemah dibanding penutupan perdagangan minggu lalu di Rp 14.291 per USD.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya