Lewat SDM, Kementan Ingin Capai Swasembada Pangan

Dalam mempersiapkan SDM melalui jalur pendidikan, Kementan melibatkan mahasiswa dan alumni Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan).

oleh Septian Deny diperbarui 07 Des 2018, 10:15 WIB
Diterbitkan 07 Des 2018, 10:15 WIB
Harga Gabah Kering Turun
Petani memanen padi varietas Ciherang di areal persawahan Desa Ciwaru, Sukabumi, Sabtu (23/6). Petani mengeluhkan harga gabah kering panen saat ini Rp 488 ribu/kwintal dibanding tahun lalu yang menembus Rp 600 ribu/kwintal. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pertanian (Kementan) menetapkan arah kebijakan pembangunan pertanian untuk periode 2015-2019 guna mencapai kemandirian dan swasembada pangan. Salah satunya terkait dengan penyiapan sumber daya manusia (SDM) pertanian.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri mengatakan, ‎kebijakan pembangunan pertanian nasional yang telah disusun tersebut secara umum bertujuan untuk meningkatkan nilai produktivitas, produksi dan nilai tambah.

Namun, guna mewujudkan hal ini, diperlukan pengaturan teknis yang salah satunya menyasar SDM pertanian agar berfungsi lebih optimal.

"Keterlibatan berbagai pihak juga dibutuhkan. Salah satunya adalah kolaborasi antara lembaga pendidikan yang ada pada Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan dengan mitra perguruan tinggi," ujar dia di Jakarta, Jumat (7/12/2018).

Kuntoro menyebutkan, dalam mempersiapkan SDM melalui jalur pendidikan, Kementan melibatkan mahasiswa dan alumni Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) serta mitra perguruan tinggi untuk melakukan pendampingan serta pengawalan capaian produktivitas pangan.

Program tersebut, juga berkoordinasi dengan instansi terkait di provinsi dan kabupaten maupun kota serta lembaga petani.

"Kolaborasi sudah berlangsung sejak tahun 2015-2018 yang melibatkan 34 fakultas pertanian, mitra perguruan tinggi, 6 Polbangtan di 17 provinsi," kata dia.

Kuntoro menyatakan, melalui pola ini diharapkan mampu mempercepat terwujudnya Indonesia sebagai lumbung pangan dunia dan mengentaskan kemiskinan.

Program lainnya yang disiapkan Kementan terkait SDM adalah melakukan pengabdian masyarakat oleh dosen dan mahasiswa di kawasan perbatasan yang telah dimulai sejak 2017 bekerja sama dengan Akmil TNI serta BNPP.

"Dipilihnya wilayah perbatasan sebab juga wilayah sentral ketahanan pangan nasional. Diturunkan dan disiapkannya SDM Kementan di kawasan perbatasan juga berdasarkan visi misi Presiden Jokowi yang ingin menjadikan wilayah tersebut maju secara ekonomi," tandas dia.

Kementan Targetkan Swasembada Kentang Industri pada 2020

Ilustrasi kentang (AFP)
Ilustrasi kentang (AFP)

Kementerian Pertanian (Kementan) tengah masif menggalakkan peningkatan produksi kentang. Ini guna mendorong ekspor dan mengendalikan impor komoditas pangan tersebut. 

Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Suwandi mengatakan, untuk kentang konsumsi, Indonesia sudah mencapai swasembada. Namun, yang ingin ditargetkan untuk terus ditingkatkan produksinya yaitu kentang kebutuhan industri.

"Kentang ada dua jenis. Kita sudah swasembada Kentang Granula untuk konsumsi (kentang sayur) sejak 2018, sedangkan Kentang Atlantik untuk kebutuhan bahan baku industri swasembada target paling lambat 2020. Kami optimis bisa capai, kemarin kami dengan pelaku usaha menggelar rapat koordinasi untuk memacu pencapaian swasembada," ujar dia di Jakarta, Kamis (15/11/2018).

Suwandi menjelaskan, kentang untuk bahan baku industri dibutuhkan jenis khusus yaitu atlantik. Selama pasokan kentang tersebut masih mengandalkan impor.

Namun, dengan berkembangnya teknologi perbenihan dan pemuliaan benih kentang, telah ditemukan berbagai varietas antara lain varietas Median, Bliss, Omabeli sebagai substitusi jenis atlantik. Jadi nanti tidak lagi mengandalkan impor.

“Benih kentang lokal ini punya keunggulan bisa diproses tertentu sehingga hasil produknya akan bermanfaat bagi kesehatan, berdampak langsung bagi stamina tubuh. Tadi sudah diuji coba kekuatan otot tubuh terbukti dengan benih kentang lokal yang lebih kuat dari kentang impor,” ungkap dia.

Suwandi menyebutkan, swasembada kentang industri sebelumnya ditargetkan pada 2019. Akan tetapi, setelah mencermati kesiapan industri, kemampuan produksi, umur panen tiga bulan, proses panen menjadi benih 3 hingga 4 bulan, sehingga paling lambat swasembada di 2020.

“Bisnis kentang industri dikelola dua industri besar dan beberapa industri menengah dan kecil. Salah satu industri besar  sudah mampu memproduksi sendiri dan swasembada pada Juli 2019 dan satunya lagi dilakukan percepatan paling lambat pada akhir 2020,” tutur dia.

Berdasarkan data BPS, impor kentang industri pada 2017 sebesar 51.849 ton yang nilainya mencapai Rp 275 miliar. Namun pada Januari-September 2018 impor hanya 29.649 ton, senilai Rp 117 miliar, sehingga ini menandakan impor kentang industri turun drastis.

"Yang tak kalah membanggakan, sejak 2018 tidak ada impor kentang konsumsi, sudah swasembada. Bahkan saat ini juga mendorong ekspor kentang segar. Januari-September 2018 sudah ekspor 2.781 ton," kata Suwandi.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya