Liputan6.com, Jakarta - Kabar membanggakan datang dari Bank Indonesia, kali ini bukan karena kebijakan mereka, melainkan pencapaian di bidang arsitektur. Gedung fasilitas sosial (fasos) Bank Indonesia yang terletak di komplek perkantoran Bank Indonesia meraih penghargaan sebagai bangunan publik terbaik dari Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jakarta untuk kategori Bangunan Publik.
Anugerah diberikan pada acara malam penghargaan IAI Jakarta 2018 yang mengangkat tema “Merayakan Arsitektur yang Humanis, Resilien dan Kontributif” pada Jumat (14/12/2018) di Jakarta, seperti dikutip pernyataan BI.
Advertisement
Baca Juga
Penghargaan IAI Jakarta 2018 merupakan ajang penghargaan tertinggi yang diberikan untuk karya arsitektur anak bangsa. Penghargaan tersebut diberikan dengan mempertimbangkan bangunan fasos BI yang memiliki beberapa nilai lebih.
Ada tiga faktor yang membuat bangunan BI itu spesial. Pertama, perpaduan bangunan klasik dan modern yang diperuntukkan sebagai fasilitas sosial namun tetap harmoni dengan arsitektur bangunan utama lingkungan kantor karya arsitek Silaban yang mengusung unsur klasik dipadukan dengan fasad bangunan modern.
Kedua, aspek fungsional bangunan sebagai fasilitas olah raga, seni dan budaya serta aktivitas sosial pegawai, koperasi dan pusat bisnis (business center), organisasi kepegawaian dan istri pegawai, dan tempat penitipan anak (baby day care). Hal ini menjadi penunjang keseimbangan pekerjaan dan kehidupan (work life balance) keluarga besar Bank Indonesia dan masyarakat sekitar.
Ketiga, bangunan yang unik yang mengusung gaya desain arsitektur peralihan dari Belanda ke Indonesia. Keempat, adopsi teknologi energi terbarukan (renewable energy) dengan penggunaan solar cell untuk mengakomodasi sebagian kebutuhan penerangan gedung.
Penghargaan ini diharapkan dapat semakin memotivasi dan menginspirasi BI dan lembaga lainnya untuk menciptakan bangunan tidak semata-mata memiliki keindahan dari sisi arsitektur, namun juga memiliki nilai guna yang optimal, serta mampu memanfaatkan sumber energi yang cepat dipulihkan secara alami dan berkelanjutan.
Kekhawatiran Perang Dagang Mereda, Rupiah Kembali Mengua
Nilai tukar rupiah bergerak menguat pada perdagangan Kamis ini. mata uang rupiah mampu bertahan di area penguatan terhadap dolar AS menyusul berkurangnya kekhawatiran perang dagang.
Mengutip Bloomberg, Kamis, 13 Desember 2018, rupiah dibuka di angka 14.542 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.597 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah terus menguat ke 14.492 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.492 per dolar AS hingga 14.555 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 6,92 persen.
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.536 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 14.577 per dolar AS.
Analis CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, mata uang rupiah mampu bertahan di area penguatan terhadap dolar AS menyusul berkurangnya kekhawatiran perang dagang.
"Pasar merespons positif pemangkasan tarif impor oleh Tiongkok atas kendaraan dari AS," katanya dikutip dari Antara.
Kendati demikian, menurut dia, penurunan dolar AS itu relatif terbatas menyusul munculnya reaksi negatif atas sikap Presiden AS Donald Trump yang akan menuntut China atas tuduhan peretasan dan kegiatan spionase ekonomi AS.
Selain itu, lanjut dia, pelaku pasar uang juga sedang mengantisipasi pertemuan Federal Reserve (Fed) pada pekan depan mengenai kebijakan suku bunganya pada tahun mendatang.
Dari dalam negeri, Reza Priyambada menilai sentimen mengenai makroekonomi Indonesia relatif kondusif dan stabil sehingga membuat laju rupiah bergerak menguat.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan pagi ini mata uang Asia seperti yen Jepang, dolar Hong Kong, dan dolar Singapura, kompak bergerak menguat terhadap dolar AS.
"Itu menjadi sentimen penguatan rupiah hari ini dan dengan tetap dalam penjagaan Bank Indonesia," katanya.
Advertisement