Ada Perang Dagang, Warga China Tetap Beli Rumah di AS

Warga China mungkin mengurangi pembelian terhadap produk Amerika seperti Iphone. Namun, hal itu tidak berlaku di sektor properti.

oleh Ayu Lestari Wahyu Puranidhi diperbarui 10 Jan 2019, 20:01 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2019, 20:01 WIB
Ilustrasi beli rumah (Foto: fortunebuilders.com)
Ilustrasi beli rumah (Foto: fortunebuilders.com)

Liputan6.com, Beijing - Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China terlihat nyata karena banyak dari konsumen China mengurangi pembelian terhadap produk-produk buatan Amerika seperti Iphone. Namun ternyata tidak semua produk Amerika tidak lagi dibeli orang China.

Menurut National Association of Realtors, China tetap menjadi pelanggan setia yang membeli perumahan di Amerika selama 6 tahun belakangan ini.

Dilansir dari laman CNBC, menurut Michi Olson yang merupakan agen real estate yang berbasis di San Fransisco, bahwa konsumen China nampaknya kurang tertarik dengan adanya perang dagang dan mereka lebih tertarik pada perang penawaran.

Ia juga menambahkan, meskipun ada tensi antara pemerintah Amerika dan China kian memanas, warga Tiongkok nampaknya masih dapat memisahkan kekacauan politik dengan investasi real estate yang sehat.

 

Selanjutnya

Ilustrasi Investasi Rumah
Ilustrasi Rumah | Via: liputan6.com

Namun menurut Olson, yang membedakan antara tahun ini dan tahun-tahun sebelumnya adalah bahwa pada tahun sebelumnya pembeli kaya Tiongkok membeli properti dengan harga jutaan dolar AS dalam bentuk tunai, tapi sekarang kebanyakan pembeli China kelas menengah mencari rumah dengan harga lebih rendah dan cenderung akan lebih menggunakan hipotek.

Alasan mengapa masih banyaknya orang China yang membeli properti di AS karena orang-orang China masih melihat Amerika sebagai tempat yang aman untuk menanam aset mereka untuk saat ini, hingga masa depan untuk anak-anak mereka.

Saat ini di San Fransisco ada beberapa perusahaan pemberi pinjaman yang melayani pembeli China. Namun saat ini menurut Realtors, harga rata-rata rumah yang dijual kepada pembeli China turun dari USD 530 ribu atau setara Rp 7,5 miliar (kurs USD 1 = Rp 14.125) pada 2017 dan menjadi USD 439 ribu atau Rp 6,2 miliar pada 2018, atau dengan kata lain turun Rp 1,3 miliar dalam kurun waktu satu tahun.

Sementara California saat ini masih menjadi tempat terfavorit di antara pembeli China, ada beberapa di antara mereka yang berpindah ke Texas, Georgia dan Florida.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya