Jokowi: Pasar e-Commerce Indonesia Tembus Rp 700 Triliun di 2025

Presiden Jokowi yakin Indonesia akan menjadi pusat ekonomi digital di ASEAN.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 10 Jan 2019, 21:51 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2019, 21:51 WIB
Ilustrasi e-Commerce
Ilustrasi e-Commerce (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengaku optimistis Indonesia akan menjadi pusat ekonomi digital di ASEAN. Salah satu indikatornya adalah terus berkembangnya industri e-Commerce di dalam negeri.

Dalam acara HUT ke-9 Bukalapak di Jakarta Convention Centre (JCC) malam ini, Jokowi memaparkan pertumbuhan e-Commerce di Indonesia sangat cepat.

 

Bahkan di 2018, pasar e-Commerce di Indonesia telah mencapai lebih dari USD 23 miliar atau naik 114 persen dari tahun sebelumnya. Apa yang disampaikanya tersebut mengacu data research Temasek dan Google.

"Google dan Temasek memprediksi naik dua kali lipat dalam enam tahun ke depan, atau mencapai USD 53 miliar di 2025. Itu sekitar Rp 700 triliun lah kira-kira, besar sekali," ucap Jokowi di JCC, Kamis (10/1/2018).

Untuk mendukung hal ini, diakui Jokowi masih ada beberapa tantangan yang harus dilewati. Seperti membangun produk-produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Indonesia lebih berkualitas. Adapun jumlah UMKM di Indonesia saat ini mencapai 56 juta UMKM.

Dengan cara tersebut, nantinya produk UMKM tersebut bisa memiliki branding dan nilai jual yang lebih bagus untuk bisa dipasarkan melalui marketplace yang saat ini banyak berasal dari Indonesia, seperti salah satunya Bukalapak.

"Maka pada kesempatan ini saya ajak Bukalapak agar membangun eksistem online supaya nyambung dengan ekosistem offline-nya. Artinya seluruh UMKM di negara kita bisa masuk semuanya ke Bukalapak," tegas dia.

Ulang Tahun ke-9, Bukalapak Investasi Rp 1 Triliun ke Pemilik Warung

CEO  Bukalapak Achmad Zaky
Founder dan CEO Bukalapak Achmad Zaky memberikan keterangan kepada awak media saat merayakan HUT ke-9 Bukalapak (Liputan6.com/Agustinus M.Damar)

Menyambut ulang tahun kesembilan, Bukalapak terus mengembangkan misinya untuk memberdayakan pelaku usaha kecil. Salah satunya dilakukan dengan program Mitra Bukalapak yang membantu pengusaha warung meningkatkan penjualannya.

Kini, Bukalapak kian serius menggarap program Mitra Bukalapak tersebut. Hal itu ditunjukkan dengan investasi Rp 1 triliun yang siap digelontorkan startup unicorn tersebut.

"Bersamaan dengan ulang tahun, kami memiliki rencana untuk berinvestasi Rp 1 triliun untuk program Mitra Bukalapak ini," tutur Co-founder dan CEO Bukalapak Achmad Zaky saat konferensi pers di Jakarta, Kamis (10/1/2019). 

Investasi ini, menurut Zaky, tidak lepas dari pertumbuhan program Mitra Bukalapak yang cukup pesat sejak diluncurkan dua tahun lalu. Saat ini, sudah ada 500 ribu warung yang bergabung dalam program ini.

Nantinya, investasi ini akan ditujukan pengembangan gudang, mengingat distribusi merupakan backbone dari program ini. Selain itu , Bukalapak juga akan menambah inventaris produk yang ditawarkan. 

"Sejak awal, kami memang fokus memberdayakan pelaku usaha kecil dan menengah. Akhirnya setelah berjibaku, kami berhasil mengembangkan program Mitra Bukalapak ini," tuturnya menjelaskan.

Meski kini memiliki program untuk mendukung pertumbuhan warung offline, Zaky menuturkan bukan berarti Bukalapak akan meninggalkan bisnis utamanya sebagai e-Commerce alias penjualan online.

Menurut Zaky, fokus Bukalapak masih ke layanan penjualan online dan hingga kini terus bertumbuh. Namun, dia tidak menampik program offline atau Mitra Bukalapak harus diakui tumbuh lebih besar.

"Sekarang kami ingin dilihat bahwa Bukalapak merupakan ekosistem pelaku usaha kecil. Itu yang kami ingin tunjukkan saat ini," tutur lulusan Institut Teknologi Bandung tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya