Utang RI Tembus Rp 5.258 Triliun, BI Sebut Masih Aman

Posisi ULN Indonesia pada akhir November 2018 tercatat USD 372,9 miliar.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Jan 2019, 19:50 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2019, 19:50 WIB
IHSG Berakhir Bertahan di Zona Hijau
Petugas menata tumpukan uang kertas di ruang penyimpanan uang "cash center" BNI, Jakarta, Kamis (6/7). Tren negatif mata uang Garuda berbanding terbalik dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mulai bangkit ke zona hijau (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir November 2018 meningkat USD 12,3 miliar dibandingkan posisi pada akhir bulan sebelumnya.

Posisi ULN Indonesia pada akhir November 2018 tercatat USD 372,9 miliar atau setara Rp 5.258 triliun (USD 1=Rp 14.101).

Utang tersebut terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar USD 183,5 miliar, serta utang swasta termasuk BUMN sebesar USD 189,3 miliar.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI,  Aida Budiman mengatakan ULN perlu dikelola dengan hati-hati. Sebab ULN  menjadi bagian dari sumber pembiayaan dalam negeri.

"Jadi ULN penting mengantarkan kita ke pusat ekonomi yang baik. Tetapi kita harus bisa melakukan mitigasi risiko," kata Aida di kantornya, Kamis (24/1/2019).

Aida menegaskan, saat ini kondisi utang luar negeri RI masih dalam batas aman. BI menyatakanselalu memperhatikan risiko-risiko yang terkait dengan ULN tersebut.

"Kita pastikan hal-hal yang sesuai dengan perekonomiannya. Artinya kita tidak akan melakukan ULN yang berlebihan. Kita pastikan strukturnya. Berbagai macam rasio kita perhatikan dengan baik. Ini akan diberitakan ULN dari bank. Itu aman sesuai dengan kinerja perekonomian, komposisinya pun berimbang antara utang pemerintah dan swasta," ujar dia.

 

 

Didominasi Utang Jangka Panjang

IHSG Berakhir Bertahan di Zona Hijau
Petugas menata tumpukan uang kertas di Cash Center Bank BNI di Jakarta, Kamis (6/7). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada sesi I perdagangan hari ini masih tumbang di kisaran level Rp13.380/USD. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dia mengungkapkan, ULN RI saat ini didominasi oleh ULN jangka panjang. "ULN kita nominalnya hampir 360 miliar USD. Sesuai dengan kinerja perekonomian, komposisinya berimbang antara utang pemerintah dengan swasta," tutur dia.

Aida menuturkan, RI saat ini didominasi dengan ULN jangka panjang hampir 360 miliar USD. Angka tersebut berimbang antara utang swasta dan publik.

"Dan kalau kita lihat dari komposisinya, rata-rata 80 persen itu jangka panjang. Jangka pendek itu kelihatan levelnya terpisah 15 sampai 20 persen, kalau kita ambil rata-rata mungkin sekitar 17 persen jangka pendeknya," ujar Aida.

Dengan posisi tersebut, Aida menegaskan ULN RI jauh lebih aman dibanding negara tetangga.

"Level ULN jangka pendek kita sekitar 15 sampai 20 persen itu ternyata hanya 13,2 persen terhadap PDB itu Indonesia. Perhatikan jika dibandingkan dengan negara tetangga lain, negara paling dekat misalnya Filiphina itu 16,8 persen. Bahkan Thailand dan Malaysia itu di atas 40 persen. Jadi ULN kita yang jangka pendek tadi sangat aman levelnya jika dibandingkan dengan negara lain, relatif kecil dengan PDB kita," ujarnya.

Sementara itu, kalau dilihat dari total utang ULN terhadap PDB RI hanya mencapai 34,5 persen. 

"Kalau kita lihat dari bank dunia, kalau dari sisi publik itu hanya sekitar 17,2 persen dan untuk swasta 17,3 persen. Jadi sebagain cukup berimbang," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya