Kunjungan Turis Asing pada 2018 di Bawah Target

Pemerintah perlu melakukan promosi yang lebih kencang untuk mendorong kunjungan turis asing ke Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Feb 2019, 12:30 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2019, 12:30 WIB
Melihat Para Turis Berlibur di Pantai Kuta Bali
Dua turis berjemur di pantai Kuta di pulau pariwisata Indonesia di Bali (4/1). Sebelum menjadi objek wisata, Kuta merupakan sebuah pelabuhan dagang tempat produk lokal diperdagangkan kepada pembeli dari luar Bali. (AFP Photo/Sony Tunbelaka)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau turis asing sepanjang 2018 sebesar 15,81 juta kunjungan. Dengan angka ini, maka target jumlah kunjungan wisatawan mancanegara oleh pemerintah sebesar 17 juta kunjungan meleset.

"Perkembangan turis, Desember bagus, menembus 1,47 juta naik 12,5 persen. Total kunjungan 2018 sebesar 15,8 juta masih di bawah target," ujar Kepala BPS Suhariyanto di Kantornya, Jakarta, Jumat (1/2/2019).

Suhariyanto mengatakan, penyebab tidak tercapainya target ini adalah adanya sejumlah bencana di kota-kota tujuan wisata. Meski demikian, capaian tahun lalu dinilai lebih baik jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya sebesar 14,04 juta.

"Bulan-bulan tertentu kemarin bencana luar biasa, itu berpengaruh. Pengaruh besar terjadi pada lokasi bencana besar yang terjadi. Itu merupakan hambatan yang membuat target tidak mencapai target. 15,8 juta turis dibanding tahun sebelumnya 12,5 juta turis lumayan bagus," jelasnya.

Ke depan, Suhariyanto mengatakan, pemerintah perlu melakukan promosi yang lebih kencang untuk mendorong kunjungan turis asing. Selain itu, pemerintah juga perlu menggaet wisatawan nusantara yang tidak kalah besar minatnya dalam melakukan perjalanan di dalam negeri.

"Perlu untuk berbagai promosi untuk wisatawan mancanegara semakin datang. Kita juga perhatikan wisatawan nusantara yang potensi luar biasa," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Target Kunjungan 17 Juta Turis Asing Sulit Tercapai, Ini Sebabnya

Melihat Para Turis Berlibur di Pantai Kuta Bali
Seorang turis wanita duduk di pasir pantai Kuta di pulau pariwisata Indonesia di Bali (4/1). Pantai Kuta sering pula disebut sebagai pantai matahari terbenam (sunset beach) sebagai lawan dari pantai Sanur. (AFP Photo/Sony Tunbelaka)

Pemerintah Jokowi-JK terus mendorong pencapaian target 17 juta wisatawan mancanegara (wisman) atau turis asing pada 2018. Di samping itu, pada 2019 pemerintah pun memproyeksikan kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 20 juta orang.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Hariyadi Sukamdani menilai, cukup berat bagi pemerintah untuk mencapai target-target sektor pariwisata. Sebab, sejumlah masih banyak pekerjaan rumah di sektor pariwisata yang belum diselesaikan.

"Pencapain di bidang pariwisata keliahtaannya pencapain target 17 juta turis tahun ini dan tahun depan 20 juta turis berat. Ini karena dari upaya kita, program selling kurang maksimal. Brandingcukup baik tapi untuk selling tidak maksimal," katanya saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Rabu (5/12/2018). 

Faktor lain yang menjadi pemicu tidak tercapainya target yakni dikarenakan rentetan peristiwa alam yang terjadi di Indonesia belakangan ini.

"Ditambah kemarin bencana alam ini cukup respon wisman turun. Apalagi ada penarikan wisman China di Bali. Sekarang ini terjadi penurunan drastis turis asingdari China. Upaya pembangkitkan ini perlu dilakukan," katanya.

Oleh karenanya, untuk mencapai target tersebut Pemerintah Daerah diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk mengembangkan potensi pariwisata yang dimiliki dengan melibatkan unit terkecil pemerintahan desa. Diantaranya dengan mengoptimalkan dana pusat dan daerah untuk pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

"Apindo berharap langkah-langkah kecil seperti ini pada akhirnya dapat memberi dampak besar terhadap ekonomi Indonesia. Alokasi anggaran pemerintah juga perlu ditingkatkan untuk promosi penjualan produk pariwisata baik melalui media konvensional maupun elektronik dengan mengurangi anggaran pencitraan atau branding," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya