OPEC Abaikan Kritik Trump, Harga Minyak Naik Tipis

Harga minyak telah naik sekitar 20 persen sejak awal tahun ini sebagian besar pada kesepakatan oleh OPEC dan produsen non-anggota.

oleh Arthur Gideon diperbarui 27 Feb 2019, 06:15 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2019, 06:15 WIB
Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak naik tipis pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Kenaikan ini terjadi usai keluarnya berita bahwa organisasi produsen minyak (OPEC) mengabaikan kritik Presiden AS Donald Trump terkait kenaikan harga minyak.

Mengutip Reuters, Rabu (27/2/2019), harga minyak mentah berjangka Brent, yang merupakan patokan global, naik 45 sen menjadi USD 65,21 per barel. Sedangkan untuk harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik 2 sen menjadi USD 55,50 per barel.

Harga minyak turun lebih dari 3,5 persen pada perdagangan Senin, persentase penurunan harian terbesar mereka tahun ini. Penurunan tersebut terjadi setelah Trump mengatakan ia ingin Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak untuk mengurangi upayanya untuk mendorong harga minyak.

Sebuah sumber OPEC mengatakan kepada Reuters, OPEC tidak mengindahkan kritik tersebut. Organisasi tersebut akan tetap pada perjanjiannya dan mendorong lebih banyak kepatuhan dari anggota dan sekutu untuk memperketat pasokan minyak mentah.

Sumber OPEC mengatakan bahwa mereka bersama dengan produsen non-anggota, akan melanjutkan perjanjian pemotongan pasokan untuk menyeimbangkan pasar sampai mereka melihat persediaan turun ke rata-rata lima tahun mereka.

"Tidak ada keraguan kami akan melanjutkan pengurangan kami seperti yang direncanakan," kata sumber OPEC tersebut.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Dampak Pengurangan

Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Harga minyak telah naik sekitar 20 persen sejak awal tahun ini sebagian besar pada kesepakatan oleh OPEC dan produsen non-anggota, termasuk Rusia, untuk mengurangi produksi. Persediaan dari Venezuela telah dibatasi sejak sanksi AS dijatuhkan untuk mencoba menggulingkan Presiden Nicolas Maduro.

OPEC + sepakat pada Desember untuk memotong pasokan sebesar 1,2 juta barel per hari dari 1 Januari selama enam bulan. Arab Saudi, produsen utama OPEC, baru-baru ini memperkirakan pasokannya akan turun pada Maret dengan setengah juta barel per hari daripada yang diantisipasi berdasarkan perjanjian pengurangan pasokan.

Pemerintah Libya yang diakui secara internasional sepakat dengan perusahaan minyak negara untuk membuka kembali ladang minyak terbesar di negara itu, El Sharara.

Investor juga melihat angka mingguan persediaan minyak mentah AS. Stok minyak mentah AS diperkirakan akan naik 3,6 juta barel dalam laporan persediaan mingguan. Laporan pertama tersebut akan dirilis pada pukul 4:30 malam. EST (2130 GMT) dari American Petroleum Institute.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya