Liputan6.com, Jakarta PT Garuda Indonesia (Persero) melakukan penerbangan perdana, dengan rute Palembang dan Tasikmalaya dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara mengatakan, penerbangan perdana dilakukan Garuda dari Bandara Halim Perdanakusuma ke Palembang dan Tasikmalaya, dilakukan mulai 2 Maret 2019.
Advertisement
Baca Juga
‎"Ini penerbangan perdana ke Tasikmalaya dan Palembang," kaya Askhara, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta.
Menurut Askhara, meski membuka rute penerbangan dari Bandara Halim Perdanakusuma, maskapai penerbangan plat merah tersebut masih membuka pelayanan untuk penerbangan dari Bandara Soekarno Hatta untuk rute Palembang dan Tasikmalaya.
"Masih (melayani penerbangan dari Soekarno Hatta)," tutur dia.
Askhara mengungkapkan alasan Garuda Indonesia membuka pelayana rute penerbangan dari Bandara Halim Perdanakusuma, karena lebih dekat dengan pemukiman calon penumpang dan bandara tersebut merupakan bandara favorit.
Dia pun berencana untuk menambah rute penerbangan dari Bandara Halim Perdanakusuma, yang saat ini sedang dalam proses perjanjian.
"Karena Halim merupakan airport favorit dan dekat dengan perumahan penumpang kami," tandasnya.
Â
Garuda Indonesia Bersiap Caplok 51 Persen Saham Sriwijaya Air
Maskapai PT Garuda Indonesia (Persero) berencana mencaplok 51 persen saham PT Sriwijaya Air, untuk menjadi pemilik saham mayoritas. Saat ini perusahaan masih menunggu perhitungan nilai.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara mengatakan, pihaknya sedang bersiap melakukan aksi korporasi, dengan mengakuisisi 51 persen saham Sriwijaya.
"Iya (akan mengakuisisi saham Sriwijaya 51 persen)," kata Askhara, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Sabtu (2/3/2019).
Baca Juga
Namun Askhara mengaku belum bisa menyebutkan nilai pembayaran untuk mencaplok 51 saham Sriwijaya Air tersebut. Itu karena saat ini perseroan masih menunggu perhitungan nilai saham yang sedang dikerjakan Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) independent. "Valuation nya lagi dikerjakan oleh KJPP independen," tutur Askhara.
Demikian pula, untuk skema pembelian saham belum ditentukan sebab masih menunggu perhitungan nilai saham selesai.
Dia pun tidak menargetkan penyelesaian akuisisi 51 persen saham Sriwijaya Air. "Setelah tahu valuation-nya, baru akan ditentukan skema pengambilalihannya. Tidak ada target specific, kita lihat hasil valuation-nya dulu," tandasnya.
Advertisement