Revitalisasi Pasar Dinilai Langkah Tepat Geliatkan Ekonomi Rakyat

Kementerian Perdagangan pada tahun ini berencana merevitalisasi 1.037 pasar rakyat.

oleh Nurmayanti diperbarui 11 Mar 2019, 20:43 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2019, 20:43 WIB
Pemprov DKI Berencana Revitalisasi 21 Pasar Tradisional
Tampak dari depan Pasar Rawamangun, Jakarta, Senin (5/11). 21 pasar yang akan direvitalisasi, Jembatan Lima, Jembatan Besi, Slipi, Jelambar Polri, Kebon Melati, Jembatan Merah Blok A, dan Serdang. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus menggalakkan program revitalisasi pasar. Langkah ini pun dinilai tepat guna mampu meningkatkan ekonomi rakyat.  Program ini dinilai bisa meningkatkan akses masyarakat terhadap kebutuhan pokok.

Selain itu, revitalisasi pasar diyakini juga mampu menarik kembali masyarakat modern yang sempat enggan berbelanja di pasar tradisional yang terkesan kumuh.

“Revitalisasi pasar ini merupakan suatu program yang tepat, yang bagus dilakukan oleh pemerintah. Kaitannya pertama, menarik kembali konsumen-konsumen supaya mau belanja ke pasar. Kemudian juga meningkatkan akses masyarakat terhadap kebutuhan utama,” ujar Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Ahmad Heri Firdaus, di Jakarta, Senin (11/3/2019).

Pentingnya revitalisasi pasar guna menarik kembali konsumen berbelanja tradisional ini karena adanya perubahan perilaku konsumen. Saat ini masyarakat cenderung memilih tempat berbelanja yang nyaman. Perbaikan fasilitas pasar mutlak diperlukan jika tidak ingin pasar rakyat kian sepi pembeli.

“Kalau pasarnya sudah langka terus sudah banyak yang rusak sana-sini, ini perlu ditingkatkan kembali dan diperluas kapasitasnya,” dia menambahkan.

Dengan makin ramainya pasar tradisional, kesempatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk makin berkembang kian luas. Ini mengingat badan pengelola pasar tradisional kera memiliki pola kemitraan dengan UMKM.

“Keterlibatan pemerintah di sini penting, terutama bisa memicu perekonomian di wilayah yang dimotori UMKM,” imbuh Heri lagi.

Namun dia tetap mengingatkan, ke depan pemerintah perlu terus mengembangkan pasar berdasarkan pemetaan yang lebih presisi. Perlu dibuat pemetaan revitalisasi pasar berdasarkan permintaan suatu wilayah.

“Daerah-daerah yang memiliki kepadatan penduduk lebih besar, ini mungkin perlu pasar tradisional yang lebih luas, kapasitasnya lebih tinggi,” jelas dia.

Tingkatkan Omzet

Senada, pengamat Ekonomi dari Universitas Sam Ratulangi, Agus Tony Poputra menilai, saat ini fungsi pasar tradisional atau pasar rakyat sudah mulai berkurang. Karena itulah, program revitalisasi pasar diperlukan untuk menjaga agar transaksi jual-beli di wadah yang satu ini tetap eksis.

Dia menilai program revitalisasi pasar bisa memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat. Pendapatan pedagang dinilai memang meningkat lantaran masyarakat mulai kembali berdatangan dan meramaikan pasar.

"Dengan pasar yang lebih nyaman, tidak becek seperti sebelumnya, pembeli jadi lebih tertarik untuk datang," katanya.

Kementerian Perdagangan pada tahun ini berencana merevitalisasi 1.037 pasar rakyat. Adapun hingga 2018 sebanyak 4.211 unit telah direvitalisasi menggunakan dana alokasi khusus dan tugas pembantuan. Program ini disebut berhasil meningkatkan omzet pasar hingga 20%.

 

Kebijakan Revitalisasi Pasar Rakyat Harus Berlanjut

20151222-Jelang Natal, Harga-harga Kebutuhan Pokok Mulai Merangkak Naik-Jakarta
Pedagang menata dagangannya di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Revitalisasi pasar rakyat dinilai menjadi langkah tepat sebagai kebijakan perdagangan berkelanjutan (sustainable) khususnya dalam sektor pangan. Mantan Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Khrisnamurti, mengatakan revitalisasi pasar rakyat diusulkan dapat memulihkan kekuatan pasar dalam negeri.

Saat ini, sulit mengetahui arus barang dan harga karena minimnya mekanisme yang memantau hal tersebut.

Dia juga berujar, data arus barang dan harga akan menjadi dasar menentukan kebijakan pasar dalam negeri yang tepat.

"Sulit membuat kebijakan pasar dalam negeri yang komprehensif terutama di sektor bahan pokok karena nggak ada datanya. Datanya bukan data produksi, tapi data perdagangan," ungkapnya di Gedung Kementerian Perdagangan, Senin (11/03/2019).

Bayu mengungkapkan jika 5.200 pasar rakyat yang ada direvitalisasi, maka pemerintah akan dengan mudah memonitor arus barang dan harga sehingga kebijakan sektor pangan yang berkelanjutan (sustainable) dapat diterapkan.

Dia juga berkata jika revitalisasi pasar dijalankan, pemerintah dengan mudah bisa mengidentifikasi pergerakan pasar.

"Kalau pasar rakyat direvitalisasi dengan mekanisme yang tidak hanya memantau harga tapi juga barang, maka pemerintah akan lebih mandiri, sudah punya data riil jadi bisa pantau pasar dengan mudah," tambahnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya