LinkAja Diyakini Dapat Bersaing di Industri Fintech

Hingga saat ini, saham LinkAja terbesar dipegang oleh Telkomsel sebesar 25 persena

oleh Athika Rahma diperbarui 13 Mar 2019, 20:02 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2019, 20:02 WIB
Aplikasi LinkAja
Ilustrasi aplikasi LinkAja. (Foto: LinkAja)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Konsumer BRI Handayani optimis LinkAja akan menjadi platform pembayaran digital karya Indonesia yang kuat dan dapat bersaing. LinkAja sudah diluncurkan sejak 1 Maret 2019.

Nantinya, seluruh uang elektronik mulai dari e-money (Bank Mandiri), T-Cash (Telkomsel), Unikqu (BNI) dan T-bank (BRI) melebur ke dalam LinkAja. Kolaborasi ini diyakini dapat menjadi kekuatan baru dalam sektor teknologi finansial (tekfin).

"Optimis, dong. Bukan mengalahkan pihak tertentu, tapi dengan kolaborasi dari BUMN ini tentunya akan lebih mudah bagi konsumen memenuhi kebutuhannya. Bayar listrik ada PLN, kuota internet dan pulsa ada Telkomsel, dan punya 4 bank Himbara yang costumer-basednya baik, jadi kami optimis bisa jadi yang terbaik di industri," ujarnya di Gedung BRI I, Rabu (13/3/2019).

Hingga saat ini, saham LinkAja terbesar dipegang oleh Telkomsel sebesar 25 persen, sementara Bank Mandiri, BNI dan BRI memegang saham masing-masing 20 persen. Sementara, BTN dan Pertamina memegang masing-masing 7 persen dan Jiwasraya memegang 1 persen saham.

Handayani menambahkan, dengan ribuan merchant BRI dan static QR yang dimiliki TCash, penerimaan LinkAja sudah cukup besar di masyarakat.

"Dengan 24 ribu merchant EDC dan sekitar 40 ribuan static QR yang dimiliki TCash, tingkat penerimaannya cukup besar, LinkAja ini mampu bersaing di pertarungan fintech dan menjadi yang terbaik asli milik Indonesia," tegasnya.

Menteri Rini Optimistis LinkAja Jadi Mahakarya Baru BUMN

Menteri BUMN Jelaskan Target Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Investment Forum 2018
Menteri BUMN Rini Soemarno memberi paparan saat konferensi pers pembukaan Indonesia Investment Forum 2018 di Bali, Selasa (9/10). Acara ini diinisiasi BI, Kementerian BUMN, Kemenkeu, dan OJK serta diorganisir oleh Bank Mandiri. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

PT Fintek Karya Nusantara akan resmi meluncurkan layanan dompet digital (e-Wallet) terbaru LinkAja pada 13 April 2019.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menyambut optimistis atas buah karya beberapa perusahaan pelat merah tersebut.

"Insya Allah, ini jadi unicorn baru pelat merah. Karena begini. Tadinya ini pada dasarnya model pembayaran elektronik bank-bank Himbara masing-masing punya sendiri. BNI punya Yap!, terus BRI punya TBank, Mandiri punya e-cash," tutur dia di Yogyakarta, seperti dikutip Sabtu (9/3/2019).

"Nanti kalau tanggal 13 April punya rekening di BRI, BNI, Mandiri, sudah, tinggal pakai LinkAja," dia menambahkan.

Sebagai informasi, LinkAja merupakan dompet digital gabungan dari delapan perusahaan BUMN, antara lain Telkomsel, Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Tabungan Negara (BTN), Bank Negara Indonesia (BNI), Jiwasraya, Pertamina, dan Danareksa.

Pada tahap awal, peleburan layanan keuangan elektronik ini mulanya disebut T-Cash, dan telah bersalin nama menjadi LinkAja sejak 21 Februari 2019.

Dengan kehadiran LinkAja, Rini melanjutkan, para pengguna layanan e-Wallet milik Bank Mandiri, BRI dan BNI bisa serentak memanfaatkan dompet digital terbaru ini untuk bertransaksi. 

"Misal buat beli bensin, terus buat beli Mc Donald. Saya juga sudah pakai ini buat beli KFC, oke. Ke Indomaret bisa juga pakai token, ya sudah jalan," ujar dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya