Kemendag Incar Pertumbuhan Ekspor 7,5 Persen pada 2019

Guna mencapai target pertumbuhan ekspor, ada tiga hal penting yang dilakukan Kementerian Perdagangan.

oleh Septian Deny diperbarui 14 Mar 2019, 09:45 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2019, 09:45 WIB
Pertumbuhan Ekspor Kuartal III 2018 Menurun
Kapal mengangkut peti kemas dari JICT, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (6/11). Berdasarkan data BPS, pertumbuhan ekspor kuartal III/2018 mencapai 7,7 persen, berbanding jauh dengan kuartal III/2017 sebesar 17,26 persen. (Merdeka.com/ Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perdagangan (Kemendag) menargetkan pertumbuhan ekspor nonmigas ‎sebesar 7,5 persen pada 2019.

Hal ini disampaikan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita saat penutupan rapat kerja (Raker) Kemendag di Hotel Shangri La, Jakarta.

"Kementerian Perdagangan menargetkan pertumbuhan ekspor nonmigas sebesar 7,5 persen atau ‎sebesar USD 175 miliar. Target pertumbuhan ekspor ditetapkan dengan pertimbangan kondisi ekonomi global yang saat ini sedang melambat," ujar dia di Jakarta, Kamis (14/3/2019).

Pada 2019, pemerintah juga menargetkan inflasi sebesar 3,5 persen‎ dengan harga bahan kebutuhan pokok yang terkendali, terutama harga-harga bahan pokok di hari- ‎hari besar nasional.

"Untuk itu, Kemendag membutuhkan kerja keras dan kerja sama yang kuat dari semua lapisan, Gubernur, Bupati, Walikota, Dinas dan Tim Pengelola pasar di seluruh pelosok tanah air,” kata dia‎.‎

Sementara, guna mencapai target pertumbuhan ekspor, ada tiga hal penting yang dilakukan Kemendag yaitu m‎engembangkan sistem Informasi terpadu di Kemendag; simplifikasi peraturan dan prosedur ‎ekspor dan impor; menyukseskan perjanjian perdagangan, misi dagang, dan trade expo.

Untuk meningkatkan kinerja ekspor dan memperluas akses pasar, Kemendag akan terus menambah jumlah kerja sama perdagangan internasional. Pada 2019, Kemendag akan berupaya menyelesaikan perundingan dengan Iran, Uni Eropa, Mozambik, Turki, Tunisia,  Bangladesh, dan Korea Selatan. 

Selain itu, akan dilakukan penyelesaian perundingan Regional ‎Comprehensive Economic Partnership, ASEAN Economic Community, ASEAN-Australia-New ‎Zealand Free Trade Agreement, ASEAN-India Free Trade Agreement, serta peninjauan kembali I‎ndonesia-Jepang Economic Partnership Agreement.

Terkait perwakilan perdagangan luar negeri, Kemendag akan melanjutkan momentum reposisi dan ‎reorientasi Atase Perdagangan dan Indonesian Trade Promotion Center agar memberikan hasil yang optimal. Reposisi yang dilakukan dengan memperhatikan potensi peningkatan nilai ekspor di masa depan. 

 

Selanjutnya

Capaian Ekspor - Impor 2018 Masih Tergolong Sehat
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (25/5). Kenaikan impor dari 14,46 miliar dolar AS pada Maret 2018 menjadi 16,09 miliar dolar AS (month-to-month). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

 

Sedangkan reorientasi mengedepankan perubahan paradigma dan perilaku dari agen ‎pemerintah yang birokratis menjadi intelijen pasar yang gesit dan responsif.

Di sektor perdagangan dalam negeri, Kemendag akan mengoptimalkan peran ekonomi digital untuk meningkatkan daya saing digital Indonesia. Hal ini agar Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara lain, termasuk negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand.

"Untuk itu, harus ada regulasi dan tata kelola niaga elektronik yang membawa manfaat besar bagi pelaku usaha dan masyarakat, terutama dalam hal pengawasan barang dan perlindungan konsumen,” ungkap dia.‎ 

Kemendag juga akan meningkatkan upaya pemasaran produk pasar rakyat agar dapat masuk ke ekosistem daring sehingga pasar rakyat memiliki platform niaga elektronik atau marketplace sendiri untuk bersaing di era digital.

Oleh karena itu, perlu dilakukan peningkatan nilai tambah dengan memperhatikan citra dan kemasan produk, sehingga omzet penjualan para pedagang di pasar rakyat akan meningkat.

Selain itu, Kemendag juga akan melaksanakan mandat Presiden Joko Widodo (Jokowi), stabilisasi harga dan stok barang k‎ebutuhan pokok serta pembangunan dan revitalisasi pasar rakyat di seluruh nusantara. 

Beberapa ‎upaya yang telah dilakukan dalam dua tahun terakhir yaitu penguatan regulasi, penatalaksanaan, ‎pemantauan dan pengawasan, serta upaya khusus telah menghasilkan stabilitas harga barang ‎kebutuhan pokok yang terkendali.

"Kita harus memanfaatkan peran sarana perdagangan yang ada dalam mendukung distribusi perdagangan serta menciptakan perdagangan yang bernilai tambah dan berdaya saing, melalui pembangunan dan revitalisasi pasar rakyat, optimalisasi gerai maritim, sarana metrologi legal, dan pemanfaatan sistem resi gudang,” tandas dia.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya