Liputan6.com, New York - CEO dan miliarder Salesforce, Marc Benioff, mungkin menyesal telah membeli patung kayu yang berusia 200 tahun yang ia beli seharga USD 7 juta atau Rp 99 miliar (Kurs USD 1 = Rp 14.228) dalam pelelangan Christie dua tahun lalu. Sebab, saat ini beberapa ahli seni mempertanyakan keaslian patung tersebut.Â
Dilansir dari laman CNBC, sekarang beberapa ahli mengatakan bahwa patung tersebut ternyata harganya hanya USD 5.000 atau Rp 71 juta.
Beberapa pakar seni mengatakan bahwa patung kayu yang menggambarkan dewa perang Hawaii ini bisa jauh lebih murah dan tidak berharga dibandingkan dengan apa yang dikatakan pada saat pelelangan Christie pada November 2017 lalu.
Advertisement
Namun ternyata, para ahli seni lainnya masih) percaya bahwa patung tersebut memang merupakan patung yang berharga seperti yang diklaim Christie.Â
Baca Juga
Julian Harding, seorang pedagang seni swasta yang berbasis di London, mengatakan ia tetap yakin akan keaslian patung itu. Dan ia menyebutnya "sebuah karya seni Oseanik."
Sayangnya, miliarder Salesforce yang kali ini diwakili oleh juru bicaranya menolak berkomentar terkait hal ini.
Sebagai tambahan informasi, patung ini merupakan bagian dari koleksi seni pribadi kolektor Prancis, Pierre dan Claude Verite sebelum Christie menjualnya.
Patung dijual dan dibeli oleh miliarder ini di pelelangan dengan harga sekitar USD 7,2 juta atau Rp 99 miliar. Selanjutnya, Marc dengan sang istri Lynne menyumbangkan artefak ini ke Museum Uskup Bernice Pauahi di Honolulu.
Termahal di Dunia, Lukisan Ini Diduga Palsu
Karya agung Leonardo Da Vinci sempat membuat geger dunia seni. Pasalnya, salah satu lukisannya dijual dengan harga yang fantastis, yaitu €390 juta atau sekitar Rp 6,2 triliun.
Lukisan bernama The Salvator Mundi, yang bermakna penggambaran Kristus sebagai Juru Selamat Dunia, laku pada 2017 tapi menuai beragam kontroversi karena dicurigai tidak dilukis oleh pelukis master era Renaissance itu.
Pengamat lukisan Jacques Franck mengklaim bahwa lukisan itu palsu dan menyebut para pekerja di museum Louvre juga mengetahui faktanya, tapi tidak memberitahukannya, dikutip dari The Irish Sun.
Pertanyaan tentang keaslian lukisan tersebut muncul setelah banyaknya restorasi lukisan yang dicurigai dilakukan secara "diam-diam".
Lukisan itu tadinya akan dipajang di Museum Louvre Abu Dhabi, tapi dibatalkan. Hal yang sama juga dilakukan oleh Museum Louvre di Paris, seperti yang dilaporkan Sunday Telegraph.
Franck telah menulis surat terbuka pada Presiden Prancis, Emmanuel Macron, untuk meningkatkan rasa khawatir masyarakat, terutama yang bergelut di bidang seni terhadap munculnya "penghinaan" terhadap lukisan dan pelukis terhormat seperti Da Vinci.
Dia juga mengecam akan melakukan protes jika lukisan tetap ditampilkan di pameran.
"Museum Louvre adalah museum terbesar dengan koleksi antik dari para pelukis terkenal di dunia seperti Leonardo," ujarnya.
"Ada Mona Lisa, Saint Anne, Saint John the Baptist, versi otentik The Virgin of The Rock dan beberapa lukisan lainnya. Akan memalukan jika kalian menaruh lukisan buatan di samping Mona Lisa. Saya sudah menulis pada Macron untuk menunda peresmian pameran," tambahnya.
Lukisan ini sebelumnya sudah terjual di lelang Christie dan diduga dibeli oleh Pangeran Mahkota Saudi Arabia Mohammed bin Salman. Meski begitu, telah dikonfirmasi bahwa pembelinya adalah Departemen Budaya dan Pariwisata Abu Dhabi.
Advertisement