Liputan6.com, Jakarta - Sejalan dengan target pertumbuhan, PT Waskita Karya (Persero) Tbk melalui anak usaha PT Waskita Karya Infrastruktur (WKI) telah melakukan groundbreaking workshop fabrikasi baja untuk memenuhi kebutuhan tower atau menara baja Proyek Transmisi 500KVA di Sumatera.
Pembangunan workshop ini merupakan dukungan terhadap penyediaan kebutuhan tower transmisi di mana kebutuhan listrik di daerah masih belum terpenuhi.
“Waskita Karya Infrastruktur akan menciptakan kualitas produk dengan menerapkan standar kualitas yang ketat. Tak hanya itu, dalam jangka 2−3 tahun ke depan Waskita Karya Infrastruktur akan menjadi backbone dari induk usahanya," ujar President Director Waskita Karya Infrastruktur, Gunadi, Kamis (11/4/2019).
Advertisement
Baca Juga
Jaringan listrik merupakan salah satu kebutuhan penting dalam pemerataan pembangunan dan penyediaan infrastruktur yang menjadi salah satu komponen untuk mendorong Penanaman Modal baik dalam negeri (PMDN) maupun asing (PMA).
Dalam 6 bulan ke depan diharapkan workshop fabrikasi baja akan beroperasi dengan menggunakan teknologi High End Eropa yang bertujuan menghasilkan produk yang presisi dan proses yang efisien.
Pabrik baja ini juga akan menggunakan rooftop solar cell (pembangkit listrik tenaga surya) sebagai salah satu alternatif penghematan operasional workshop yang akan menghasilkan produksi sejumlah 4.000 ton per bulan.
Sebagian total produksi tersebut akan digunakan untuk kebutuhan proyek EPC PT Waskita Karya (Persero) Tbk di Pulau Sumatera sepanjang 500 kilometer dengan output listrik 500 KVA.
"Jika pembangunan tol Jawa dan Sumatera telah terhubung maka Waskita Karya Infrastruktur merupakan jawaban untuk sustainability investment bagi lini bisnis Waskita Karya,” pungkas Gunadi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Waskita Karya Cetak Pendapatan Rp 48,7 Triliun pada 2018
PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) mencatatkan laba bersih (audited) sebesar Rp 4,6 triliun pada 2018. Laba tersebut meningkat 9,9 persen dari 2017 yang sebesar Rp 4,2 triliun.
Selain itu, Perseroan mencatatkan pertumbuhan pendapatan usaha sebesar 7,9 persen dari Rp 45,2 triliun pada 2017 menjadi Rp 48,7 triliun pada 2018.
"Semakin membaiknya kinerja Perseroan dari waktu ke waktu merupakan bukti bahwa PT Waskita Karya (Persero) Tbk sebagai agen pembangunan senantiasa memberikan nilai tambah bagi seluruh stakeholders," kata SVP Corporate Secretary Waskita Karya Shastia Hadiarti, pada Kamis, 28 Februari 2019.
Kinerja perseroan pun semakin membaik ketika pada 2018 menerima pembayaran atas proyek dan dana talangan tanah sebesar Rp 36,75 triliun.
Advertisement
Proyek Tol
Pembayaran proyek tersebut diterima atas pembayaran Proyek Jalan Tol Batang - Semarang sebesar Rp 5,75 triliun, proyek Light Rail Transit (LRT) Palembang sebesar Rp 3,9 triliun, proyek Tol Pasuruan- Probolinggo sebesar Rp 2,1 triliun, proyek Tol Salatiga - Kartasura sebesar Rp 2 triliun.
Kemudian proyek Ruas Tol Terbanggi Besar - Kayu Agung (porsi VGF Tol Semarang-Batang) senilai Rp 1,96 triliun, penerimaan proyek lainnya sebesar Rp 18,23 triliun serta adanya pengembalian dana talangan tanah sebesar Rp 2,8 triliun.
Hal ini diikuti juga dengan produktivitas perusahaan sepanjang 2018. PT Waskita Karya (Persero) Tbk telah menyelesaikan beberapa proyek infrastruktur seperti Proyek LRT Sumatera Selatan, Proyek Kereta Api Bandara Soekarno-Hatta, Bendungan Raknamo Nusa Tenggara Timur, Proyek Jalan Tol Pejagan – Pemalang Seksi 3 dan 4.
Selain itu, Proyek Jalan Tol Pemalang – Batang, Proyek Jalan Tol Batang – Semarang, Proyek Tol Salatiga – Kartasura, Proyek Jalan Tol Solo – Ngawi, Proyek Jalan Tol Ngawi - Kertosono, Proyek Bandar Udara Ahmad Yani Semarang, Proyek Bandar Udara Kertajati dan Proyek Runway Bandar Udara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto Samarinda.