Catat! Ini Pilihan Baju Wawancara untuk 5 Pekerjaan Berbeda

Tiap industri memiliki tips mereka sendiri saat wawancara kerja.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 14 Jun 2019, 08:00 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2019, 08:00 WIB
Persahabatan
Industri keuangan dan hukum lebih formal, tetapi ada juga sektor yang lebih santai ketika wawancara. (iStockphoto/Henry)

Liputan6.com, Jakarta - Membahas pakaian dalam suatu pekerjaan memang terkesan dangkal, hanya saja sulit dipungkiri bahwa penampilan penting dalam memberi kesan pertama seperti wawancara. Para petugas wawancara juga memerhatikan pembawaan dan penampilan si pelamar.

Ada tips yang menyebut jangan mengenakan warna oranye ketika wawancara. Pendapat lain mengingatkan agar pelamar jangan memakai baju yang terlalu terbuka.

Menurut laporan Glamour, tips berpakaian wawancara tidaklah sama untuk semua industri. Ada yang santai, ada pula industri yang menuntut agar pakaian tidak terlalu "ramai".

Dan berikut tips pakaian wawancara untuk di sektor keuangan, ritel, hukum, teknologi, dan seni.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

1. Sektor Keuangan

Wanita karier
Ilustrasi wanita karier (iStockphoto)

Jika melamar di sektor keuangan, peminat kerja diingatkan agar pakaian mereka tidak terlalu menyita perhatian. Selain itu, celana atau rok bahan berwarna gelap juga disarankan.

Hal lain yang perlu diingat adalah jangan sampai memakai kebanyakan perhiasan.

"Hindari loud pattern (pola rumit pada pakaian), aksesoris besar, dan perhiasan, dan gaun tanpa lengan. Jika ragu-ragu, jangan dipakai," ujar Ida Liu dari Citi Private Bank.

2. Sektor Ritel

[Bintang] Sukses
Ilustrasi perempuan sukses dengan berbagai proses dialaminya. (Picture: diaiz.co)

Pada sektor ini, justru pakaian yang menarik bisa memberikan dampak positif. Tampilah percaya diri, dan tidak perlu memakai setelan terlalu formal.

"Kami sebenarnya menghargai berbagai opini dan orang-orang yang memiliki gaya mereka tersendiri," ujar CEO Maris Collective, Lee Ann Sauter.

Meski demikian, ia tetap mengingatkan jangan sampai baju wawancara terlalu mengalihkan perhatian. Jeans, jaket yang pas, dan tas yang keren cukup menjadi pakaian saat wawancara di sektor ritel.

3. Sektor Hukum

Hillary Clinton, mantan ibu negara AS yang juga eks rival Donald Trump
Hillary Clinton, mantan ibu negara AS yang juga eks rival Donald Trump (AP)

Linda Addisan, mantan managing partner Norton Rose Fulbright U.S, menyarankan agar pelamar mengenakan pakaian berwarna biru navy atau hitam. Selain itu, perhatikanlah gaya berpakaian para partner yang rata-rata rapi.

Sektor hukum masih terbilang formal. Perhatikan juga aspek lain seperti sepatu yang rapih, pakaian yang diseterika dengan baik, sampai kuku dan rambut yang pantas.

4. Sektor Teknologi

Hak Pekerja
Ilustrasi hak pekerja perempuan/copyright unsplash.com/@tranmautritam

Enaknya sektor teknologi yang dikuasai oleh generasi milenial adalah mereka tidak masalah dengan t-shirt dan jeans. Bila melihat tren itu, tidak perlulah memakai pakaian terlalu formal saat wawancara.

"Kebanyakan orang tahu bahkwa ketika mereka wawancara di start-up teknkologi, mereka bisa tetap tampil kasual," ujar Rosette Pambakian, pakar marketing dan komunikasi yang aktif di start-up teknologi.

Ia menyarankan pelamar mencari tahu juga mengenai kultur perusahaan yang mereka lamar. Selain itu, ia melarang pelamar tampil seenaknya mentang-mentang start-up punya budaya kasual.

Para pelamar pun diharap memakai pakaian senyaman mungkin agar mereka bisa tampil dengan baik selama wawancara.

5. Sektor Seni

baju merah
Warna memberi pengaruh yang cukup signifikan dalam hidup/copyright: usnplash/ayo ogunseinde

"Sektor seni tentunya lebih informal dibandingkan bank investasi dan firma hukum," ujar CEO Cultivist, Marlies Verhoeven.

Cultivist merupakan klub untuk pecinta seni. Verhoeven berkata industri seni mencari orang yang bisa memadukan kreativitas dan kepribadian.

"Kamu bisa memakai celana bahan dengan memakai sepatu luar biasa. Atau juga gaun color-blocked yang geometris dipadukan jaket yang bagus," saran Verhoven.

Ia pun mengingatkan agar pelamar tidak terlalu kasual maupun terlalu formal. Dan tentunya, ia mengajak pelamar agar memerhatikan kultur berpakaian dari perusahaan yang mereka tuju.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya