Liputan6.com, London - Keluarga Kerajaan Inggris ternyata masih tradisional. Anak yang tertua mendapatkan akses kekayaan yang lebih banyak ketimbang adik mereka.
Pangeran William akan menjadi lebih kaya ketimbang adiknya, Pangeran Harry. Saat ini, William bergelar sebagai Adipati Cambridge dan masih bergantung dari pemasukan bapaknya, Pangeran Charles. Tetapi, kelak William akan menguasai aset penting kerajaan sehingga kekayaan meningkat pesat.
Advertisement
Baca Juga
Menurut laporan Cheat Sheet, keluarga Kerajaan Inggris mendapatkan penghasilan dari Sovereign Grant yang berasal dari pajak rakyat. Namun uangnya tak masuk ke kantong pribadi karena dipakai untuk kepentingan resmi.
Pemasukan signifikan keluarga berasal dari wilayah Duchy of Lancaster dan Cornwall yang digunakan sebagai area komersil, serta dari properti bersejarah seperti Kastil Balmoral dan Highgrove House. Penghasilan dari aset itulah yang masuk ke kantong pribadi anggota keluarga kerajaan.
Aset Kastil Balmoral, Sandringham Estate, dan Duchy of Lancaster dipegang oleh Ratu Elizabeth II. Sementara, Pangeran Charles selaku penerus takhta dan Adipati Wales mendapatkan pemasukan dari Duchy of Cornwall.
Ketika Pangeran William naik takta dan mendapat gelar Adipati Wales, otomatis ia akan memiliki kontrol atas Duchy of Cornwall dan Highgrove House yang sekarang dimiliki bapaknya.
Dan begitu William menjadi Raja Inggris, maka aset seperti Kastil Balmoral dan Duchy of Lancaster akan menjadi miliknya. Semua itu karena Pangeran William adalah anak tertua.
Sebelumnya, keluarga Kerajaan Inggris ingin lebih adil dalam pembagian harta. Putri Diana turut mencontohkan hal tersebut dengan membagikan harta secara adil bagi Pangeran William dan Harry.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Makan Malam dengan Ratu Elizabeth II, Donald Trump Puji Relasi AS - Inggris
Presiden Donald Trump memuji "persahabatan abadi" antara Inggris dan AS ketika ia menghadiri perjamuan negara dan makan malam di Istana Buckingham, bersama Monarki Britania Raya pada Senin 3 Juni 2019 malam waktu setempat.
Pemimpin monarki, Ratu Elizabeth II mengatakan kedua negara sedang merayakan aliansi yang telah memastikan "keselamatan dan kemakmuran kedua bangsa kita selama beberapa dekade," demikian seperti dilansir BBC, Rabu, 4 Juni 2019.
Sementara dalam pidatonya di jamuan makan malam, Donald Trump memuji keberanian rakyat Inggris selama Perang Dunia II dan menyebut Ratu sebagai "wanita hebat".
Trump mengakhiri pidatonya dengan bersulang untuk "persahabatan abadi rakyat kita, vitalitas bangsa kita dan pada pemerintahan Yang Mulia Ratu yang telah lama dihargai dan benar-benar luar biasa".
Sang Ratu memuji peran kedua negara dalam menciptakan majelis lembaga internasional yang akan memastikan "kengerian konflik tidak akan pernah terulang".
Presiden Trump berada di Inggris untuk kunjungan kenegaraan tiga hari, dengan agenda pertemuan bilateral tingkat tinggi dengan PM Theresa May pada Selasa 4 Juni 2019, perjamuan kenegaraan, hingga menghadiri peringatan 75 tahun pendaratan D-Day (atau operasi invasi Sekutu ke Eropa) pada Perang Dunia II
Di Twitter sebelum jamuan, Trump memuji sambutan dari Keluarga Kerajaan sebagai "fantastis" dan mengatakan hubungan dengan Inggris "sangat kuat".Â
Dia juga mengatakan kesepakatan perdagangan pasca-Brexit dapat terjadi setelah Inggris menghapus "belenggu", menambahkan: "Sudah (saatnya) mulai berbicara!"
Advertisement
Para Tamu
Para tamu termasuk Duke dan Duchess of Cambridge, Pangeran William dan Kate Middleton, para garis suksesi utama Kerajaan Britania Raya, serta orang-orang AS terkemuka yang tinggal di Inggris.
Bersama mereka adalah delegasi utama pemerintahan AS, seperti Menteri Keuangan Steve Mnuchin, serta penasihat kepresidenan yang juga anak-menantu Trump, Ivanka dan Jared Kushner.
Duchess of Sussex, Meghan Markle tidak hadir setelah kelahiran putranya Archie, yang berusia kurang dari sebulan. Pada Minggu 2 Juni, Donald Trump membantah menyebut duchess itu "menjijikkan", meskipun dia menggunakan kata itu dalam rekaman.