Aksi Ambil Untung Investor Bikin Harga Emas Tergelincir

Harga emas di pasar spot turun 1,65 persen ke USD 1.422 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sejak awal Mei 2013 di USD 1.452 per ounce.

oleh Septian Deny diperbarui 20 Jul 2019, 06:40 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2019, 06:40 WIB
Ilustrasi Harga Emas (4)
Ilustrasi Harga Emas

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas di pasar spot turun sekitar 1 persem pada penutupan perdagangan Jumat (Sabtu pagi waktu Jakarta). Penurunan ini dampak dari dolar Amerika Serikat (AS) yang menguat dan aksi mengambil untung investor

Mengutip CNBC, Sabtu (20/7/2019), harga emas di pasar spot turun 1,65 persen ke USD 1.422 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sejak awal Mei 2013 di USD 1.452 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka turun 0,32 persen menjadi USD 1.423 per ounce.

 

Harga emas sempat melampaui USD 1.450 per ounce untuk mencapai level tertinggi dalam enam tahun terakhir lantaran sinyal dovish dari Bank Sentral AS (The Fed) dan masih dalam jalur untuk kenaikan minggu kedua.

Dalam dua hari terakhir harga emas naik sekitar 3 persen dan sekitar 1,2 persen dalam minggu ini. Hal tersebut di tengah meningkatnya ekspektasi kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral AS (The Fed) pada pertemuan akhir bulannya.

“Spekulan dan pedagang mengambil untung setelah keuntungan baik yang kami miliki dalam dua hari terakhir. Juga, selalu ada sedikit tekanan pada emas ketika dolar naik, ”kata Michael Matousek, Kepala Pedagang di Investor Global AS.

 

 

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Penguatan Dolas AS

Rupiah Stagnan Terhadap Dolar AS
Teller menunjukkan mata uang dolar AS di penukaran uang di Jakarta, Rabu (10/7/2019). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup stagnan di perdagangan pasar spot hari ini di angka Rp 14.125. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dolar menguat 0,3 persen terhadap sejumlah mata uang. Dolah pulih dari penurunan tajam yang dipicu oleh komentar dovish dari para pembuat kebijakan teh Fed.

Suku bunga yang lebih rendah cenderung meningkatkan emas karena mengurangi biaya peluang memegang non-yield bullion dan juga membebani dolar.

“Emas masih terlihat bagus. Suku bunga dan lingkungan dolar, ketidakpastian perang dagang AS-China dan sekarang situasi geopolitik menjadi penyebab utama; semua ini telah menciptakan lingkungan yang sangat mendukung untuk emas, "kata analis Mitsubishi Jonathan Butler.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya