Menteri Rini Minta Freeport Tingkatkan Kesejahteraan Warga Papua

Menteri Rini mengatakan, keberadaan tambang Freeport harus bisa meningkatkan kemampuan masyarakat di Papua Barat, khususnya wilayah Mimika.

oleh Septian Deny diperbarui 29 Jul 2019, 11:30 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2019, 11:30 WIB
Menteri BUMN Rini M Soemarno mengunjungi tambang emas Grasberg yang dikelola PT Freeport Indonesia di Timika, Papua Barat.
Menteri BUMN Rini M Soemarno mengunjungi tambang emas Grasberg yang dikelola PT Freeport Indonesia di Timika, Papua Barat. (Dok. Kementerian BUMN)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M Soemarno mengunjungi tambang emas Grasberg yang dikelola PT Freeport Indonesia di Timika, Papua Barat. Kunjungan ini merupakan pertama kalinya sejak 51 persen saham Freeport dikuasai Indonesia melalui holding BUMN Tambang, PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero).

Dalam kunjungan tersebut, Menteri Rini mengatakan, keberadaan tambang Freeport harus bisa meningkatkan kemampuan masyarakat di Papua Barat, khususnya wilayah Mimika. Sebab, 94 persen pendapatan asli di wilayah Mimika berasal dari tambang emas tersebut.

“Pengelolaan tambang ini mampu meningkatkan dan mampu mendorong ekonomi nasional, khususnya Provinsi Papua Barat. Ini tanggung jawab bersama Freeport dan Inalum. Jadi kita sudah harus meningkatkan program-program untuk masyarakat. Sehingga masyarakat Mimika dan sekitar tambang bisa menjadi mandiri jika sudah tidak ada Freeport lagi,” ujar Rini dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (29/7/2019).

Rini menyatakan, pemberdayaan masyarakat di wilayah pertambangan menjadi tugas berat bersama antara pemerintah dan perusahaan. Menurutnya, banyak daerah-daerah yang justru tidak berkembang setelah tambang tidak lagi beroperasi. Untuk itu, Rini meminta Freeport dan Inalum meminta pembangunan pabrik pengolahan atau smelter di dekat lokasi pertambangan. Sehingga, ekonomi masyarakat yang berada di dekat lokasi tambang bisa meningkat.

“Ini merupakan program Pak Presiden, bagaimana masyarakat di desa dan dekat lokasi tambang itu bisa mendapatkan benefit sebesar-besarnya dari pertumbuhan ekonomi,” tegasnya.

Menurut Rini, tambang emas Freeport ini merupakan salah satu aset terbaik yang dimiliki bangsa Indonesia. Aset yang dimiliki Indonesia bukan hanya dilihat dari keuntungan dan nilai material. Tetapi juga, dilihat dari cara BUMN atau Negara mengelola tambang emas Freeport ini. Untuk itu, para pekerja Indonesia harus bisa menguasai ilmu-ilmu dalam pengelolaan tambang emas secara modern.

"Sehingga ke depan kita harapkan kalau nanti kita harus membuka tambang-tambang yang baru, yang punya kesulitan seperti Grasberg ini, kita sudah dapat melakukannya sendiri," tegasnya.

Menteri Rini meyakini industri tambang memiliki efek ekonomi yang tinggi untuk Negara dan daerah sekitar. Namun, industri tambang ini tak membutuhkan kemampuan yang tinggi seperti teknologi digital. Dia berharap Freeport dan Inalum dapat bersinergi dalam mensejahterakan masyarakat Indonesia, khususnya Papua Barat melalui program-programnya.

“Masyarakat yang dimaksud adalah masyarakat yang berada di lokasi terjauh, terpencil dan dalam keadaan ekonomi yang paling rendah,” pungkasnya.

Dalam kunjungan ini, Menteri Rini didampingi Sekretaris Kementerian BUMN Imam Apriyanto Putro, Deputi Jasa Keuangan, Survei dan Konsultan Kementerian BUMN Gatot Tri Hargo, Deputi Bidang usaha Pertambangan Industri Startegis dan Media Kementeria BUMN Fajar Harry Sampurno, Direktur Utama PT Inalum Budi Gunadi Sadikin, Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas, dan Wakil Direktur Utama bank-bank BUMN.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kerja Sama Holding Industri Pertambangan dan Bank BUMN

Kerja Sama Holding Industri Pertambangan dan Bank BUMN
Kerja Sama Holding Industri Pertambangan dan Bank BUMN (Dok. Kementerian BUMN)

Selain mengunjungi tambang Grasberg, Menteri Rini juga turut menyaksikan menandatangani kesepakatan kerja sama antara Holding Industri Pertambangan (HIP), yang beranggotakan PT INALUM (Persero), PT Antam Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Timah Tbk, dan PT Freeport Indonesia (PTFI),  dengan PT Bank Mandiri, PT Bank Negara Indonesia (BNI), dan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Penandatanganan kesepakatan kerja sama ini merupakan salah satu wujud rangkaian komitmen sinergi BUMN untuk mendorong pertumbuhan industri dan ekonomi nasional serta meningkatkan daya saing Indonesia secara global.

Penandatanganan kesepakatan dilakukan di Hotel Rimba Papua, Timika, Papua, bersamaan dengan kunjungan kerja Menteri BUMN Rini Soemarno ke wilayah kerja PTFI di Timika, Papua.

Kerja sama antara HIP dengan ketiga bank tersebut menyepakati dua hal, yakni kerja sama transaksi valuta asing (valas) dan dukungan fasilitas ekspor dan impor untuk HIP.

Terkait dengan kerjasama valas, seluruh anggota HIP akan memperoleh kemudahan dalam transaksi jual dan beli valas dengan ketiga bank BUMN tersebut.

Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan “Kerjasama ini merupakan komitmen dan serangkaian strategi untuk membangun BUMN yang kuat, efisien, dan kompetitif di pasar global. Ini juga sejalan dengan upaya pemerintah Indonesia untuk meningkatkan ekspor.”

CEO HIP Budi Gunadi Sadikin, mengatakan “Kerjasama ini adalah salah satu program sinergi dalam penyaluran valas dari anggota HIP yang memiliki kelebihan likuiditas valas kepada anggota HIP lainnya yang membutuhkan dengan difasilitasi oleh ketiga bank tersebut. Selain itu diharapkan dengan adanya kerjasama ini dapat turut serta membantu stabilitas nilai tukar”.

HIP, di luar PTFI, adalah BUMN dengan nilai ekspor terbesar tahun lalu. HIP mengekspor aluminium, bauksit, nikel, ferronikel, emas, batubara dan timah senilai lebih dari USD 2,5 miliar (Rp 35 triliun).

Dengan nilai ekspor sebesar itu ketiga bank BUMN tersebut telah sepakat untuk membantu HIP dalam memberikan dukungan dan fasilitas perbankan berupa trade services dan atau trade financing yang memadai dengan tarif yang kompetitif.

Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan Gatot Trihargo mengatakan “Selain kerjasama ini, Bank BUMN diharapkan dapat mendukung program-program hilirisasi Holding Industri Pertambangan.”

Turut hadir menyaksikan penandatanganan kerjasama tersebut antara lain Sekretaris Kementerian BUMN Imam Apriyanto Putro, Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Fajar Harry Sampurno , Direktur Utama Antam Arie Ariotedjo, Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin, Direktur Utama Timah Riza Pahlevi Tabrani dan Direktur Utama PTFI Tony Wenas.

Dari bank BUMN dihadiri oleh Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Sulaiman Arif Arianto, Wakil Direktur Utama BNI Herry Sudharta dan Wakil Direktur Utama BRI Sunarso.

Kerjasama tersebut ditandangani oleh SEVP Finance INALUM Anton Herdianto, Direktur Antam Hartono, Direktur Keuangan Bukit Asam Mega Satria, Direktur Keuangan Timah Emil Erminda, Direktur PTFI Jenpino Ngabdi, Direktur Hubungan Kelembagaan Bank Mandiri Alexandra Askandar, Direktur Hubungan Kelembagaan BNI Adi Sulistyowati, dan Direktur Teknologi Informasi dan Operasi BRI Indra Utoyo.

Kerja sama tersebut merupakan rangkaian dari upaya sinergi antara HIP dengan BUMN lainnya. Sebelumnya, HIP juga melakukan sinergi dengan Pertamina untuk pembelian bahan bakar dengan acuan harga yang sama diseluruh wilayah operasional HIP.

Anggarkan Dana USD 1 Juta, Freeport Kirim Putra Papua Belajar ke AS

FOTO: Ciptakan Pekerja yang Kompeten dengan Bangun Pusat Pelatihan Teknik Industri dan Migas
Instruktur berbicara dengan siswa pelatihan angkatan pertama P2TIM-TB di Kampung Deimes, Bintuni Timur, Papua Barat (23/7). Pemerintah bekerjasama dengan PT. Petrotekno adakan pelatihan teknik industri dan migas. (Liputan6.com/Pool/Febri)

PT Freeport Indonesia bekerja sama dengan AMINEF kembali memberangkatkan empat orang peserta Program Community College Initiative (CCI) asal Papua dan Papua Barat, dari total 26 orang penerima beasiswa CCI dari seluruh Indonesia pada tahun ini. Adapun pada 2018 lalu, dari total 20 orang penerima beasiswa CCI, sembilan orang di antaranya adalah penerima beasiswa asal Papua.

Senior Advisor PT Freeport Indonesia, Michael Manufandu mengatakan, CCI ini merupakan program yang tepat untuk anak muda Papua, karena program tersebut tidak hanya memfasilitasi pengembangan akademik para penerima beasiswa, namun juga dapat mengasah keterampilan kepemimpinan mereka. Total dana yang dialokasikan PT Freeport Indonesia untuk turut mendukung Program CCI untuk periode 2016 hingga 2020 mencapai USD 1 juta.  

“Freeport sudah ikut dalam program ini selama 12 tahun. Hal ini karena kami melihat, Program CCI tidak hanya menawarkan pendidikan teknis profesional bagi yang sudah bekerja, namun juga mereka memberikan pendidikan kepemimpinan yang baik, di mana mereka dilatih untuk memimpin dalam unit kecil maupun unit besar,” ujar dia di Jakarta, Kamis (27/6/2019).

Direktur Eksekutif AMINEF Alan Feinstein mengungkapkan apresiasinya atas dukungan PT Freeport Indonesia selama ini dalam Program CCI. Menurut dia, PT Freeport Indonesia telah menjadi salah satu pendukung utama yang terlibat dalam keseluruhan program, mulai dari sosialisasi, rekrutmen, seleksi hingga orientasi pra-keberangkatan.

“PT Freeport Indonesia dengan jaringannya yang luas khususnya di Papua dan Papua Barat telah memungkinkan kami untuk menyosialisasikan program ini kepada mereka yang tinggal di kedua provinsi tersebut. Karena itu, kami sangat berterima kasih atas dukungan PT Freeport Indonesia selama ini,” kata dia.

Alan juga menjelaskan, anak-anak Papua dan Papua Barat penerima beasiswa AMINEF selama ini menunjukkan minat belajar yang tinggi dan sangat termotivasi untuk kembali ke daerahnya untuk membangun Papua. Dengan demikian, keterampilan kepemimpinan berikut keilmuan yang mereka dapatkan bisa menjadi modal utama mereka untuk menjadi pionir dan berkontribusi positif pada komunitasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya