Ini Syarat agar Mobil Listrik Bisa Dipasarkan di Indonesia

Mobil listrik harus memenuhi syarat laik jalan sebelum dipasarkan di Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Agu 2019, 16:45 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2019, 16:45 WIB
Blue Bird Siap Operasikan Taksi Listrik Pertama di Indonesia
Taksi mobil listrik Silverbird terparkir di pool Blue Bird, Jakarta, Selasa (23/4). Terdapat dua jenis mobil listrik yang digunakan Blue Bird yakni BYD e6 A/T untuk taksi reguler atau Blue Bird dan Tesla Model X 75D A/T untuk taksi eksekutif atau Silverbird. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan membeberkan sejumlah langkah yang harus ditempuh sebuah kendaraan sebelum dinyatakan laik melaju di jalan. Langkah-langkah tersebut pun harus dilalui oleh mobil listrik.

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Karlo Manik mengatakan, sebelum mulai dipasarkan, setiap prototipe kendaraan harus diuji terlebih dahulu. Pengujian dilakukan di Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor yang dimiliki Kemenhub.

"Kita punya untuk pengujian prototipe itu sebelum digunakan di jalan itu harus diuji. Satu mobil yang baru sebelum digunakan di jalan itu harus diuji di balai kita. Iya kita punya balai satu-satunya," kata dia, saat ditemui, di Hotel Meridien, Jakarta, Selasa (6/8).

Setiap produsen kendaraan, lanjut Karlo, harus memberikan prototipe mobil listrik kepada Balai tersebut.

"Kalau Toyota membuat prototipe yang baru sebelum dipasarkan harus diuji dulu di sana (Balai pengujian). Jangan diproduksi massal kalau ternyata itu tidak memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan, ya rugi dia," tegasnya.

Setelah prototipe kendaraan diuji dan dinyatakan laik jalan, maka akan mendapatkan sertifikat laik jalan. Setelah mengantongi sertifikat tersebut, berarti kendaraan tersebut dapat diproduksi atau dipasarkan.

"Kalau sudah mendapatkan sertifikat laik jalan, namanya Sertifikat Uji Tipe. Kalau sudah dapat itu boleh produksi massal," jelas dia.

"Seri yang berikutnya, keluar namanya Sertifikat Registrasi Uji Tipe, SRUT. Artinya, kualitas yang berikut ini sudah sama dengan kendaraan yang sudah diuji tipe (sebelumnya)," imbuh Karlo.

Dia pun mengakui sejauh ini sudah ada mobil listrik yang beroperasi di Indonesia. Sebagai contoh, taksi yang dioperasikan oleh Bluebird.

"Saya yakin sudah diuji. Semua yang dijual di Indonesia semuanya harus memenuhi persyaratan teknis. Prototipenya harus diuji di Balai kita," tandasnya.

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Toyota dan Hyundai Bakal Kembangkan Mobil Listrik di RI

Mobil Listrik Toyota
Toyota mempercayakan riset dan pengembangan mobil listrik pada tim kecil berisi empat orang terpilih.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, hingga saat ini sudah ada dua pabrikan besar yang menyatakan niatnya untuk investasi di mobil listrik. Kedua pabrikan tersebut yakni produsen mobil asal Jepang, Toyota dan Hyunday, produsen mobil asal Korea Selatan.

"Saat ini berdasar catatan saya sudah ada dua pabrikan besar yaitu Toyota dan Hyundai yang siap untuk berinvestasi di Indonesia khususnya di sektor kendaraan listrik," kata dia, di ICE BSD, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (18/7).

Total nilai investasi yang digelontorkan dua perusahaan tersebut, kata Airlangga mencapai Rp 50 triliun.

"Nilai total investasi mencapai 50 Triliun rupiah untuk 5 tahun yang akan datang," ungkapnya.   

Meskipun demikian, dia menegaskan, angka tersebut masih bisa bertambah. Sebab masih ada beberapa investor yang menyatakan minatnya di komponen mobil listrik, yakni baterai.

"Ini (Rp 50 triliun) hanya awal, saya sudah mendapat informasi untuk komponen penunjang seperti baterai juga akan ada investasi baru. Sehingga saya optimis bahwa dalam waktu 5 tahun yang akan datang saya menargetkan akan ada 100 Triliun investasi baru di sektor otomotif," jelas dia.

Terkait investasi untuk pembangunan pabrik baterai mobil listrik, saat ini sedang dilakukan penjajakan dengan sejumlah perusahaan. Meskipun demikian, dia belum menyampaikan perusahaan apa saja serta asal negara perusahaan tersebut.

"Kemarin ada beberapa industri berbasis baterai juga kami sudah bicara. Karena Indonesia sudah punya bahan baku baterai, tinggal kembangkan industri sel baterai," imbuhnya.

Terkait dengan target pengembangan kendaraan listrik di Indonesia, tambah dia, telah tercantum dalam roadmap pengembangan kendaraan bermotor nasional.

"Di mana pada tahun 2025 ditargetkan produksi kendaraan roda empat emisi karbon rendah dan kendaraan listrik mencapai sekitar 20 persen dari total produksi nasional," tandas dia.   


Pabrikan Mobil Listrik BYD dan JAC Ingin Investasi di Indonesia

Mobil Listrik GIIAS 2019
Mobil listrik DFSK Glory E3 dipamerkan dalam GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019 di ICE BSD, Tangerang, Jumat (19/7/2019). Mobil dengan panjang 4385 mm dan lebar 1850 mm ini memiliki kemampuan jarak tempuh hingga 405 kilometer. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Setelah Hyundai serius ingin berinvestasi di Indonesia, dua pabrikan mobil Cina rupanya melirik Indonesia untuk merelokasi bisnisnya. Dua pabrikan mobil tersebut adalah produsen mobil listrik BYD dan JAC, relokasi tersebut dilakukan karena perang dagang antara negeri tirai bambu dengan Amerika Serikat.

Deputi III Bidang Koordinasi Infrastruktur Kemenko Kemaritiman, Ridwan Djamaluddin di Jakarta, Rabu malam, menyebutkan minat tersebut terungkap dalam saat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan melakukan kunjungan kerja ke Cina pekan lalu.

"Mobil listrik mau relokasi, yaitu BYD dan JAC. BYD itu mobil yang kerja sama dengan Bluebird sedangkan JAC itu ukuran kelas mobilnya satu tingkat di bawah BYD, tapi itu besar (juga)," katanya yang turut mendampingi Luhut dalam kunjungan ke Cina, seperti dikutip dari bisnis Liputan6.com.

Menurut Ridwan, pembicaraan mengenai minat untuk relokasi telah beberapa kali dilakukan. BYD dan JAC, tambah dia, juga sudah masuk ke Indonesia bermitra dengan swasta.   

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya