Jokowi Larang Menteri Rini Rombak Direksi BUMN

Moeldoko menuturkan larangan tersebut dikeluarkan lantaran Jokowi tak ingin ada beban pada periode keduanya nanti.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 06 Agu 2019, 17:14 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2019, 17:14 WIB
Pimpin Ratas, Jokowi Pinta Pembangunan Infrastruktur Dipercepat
Presiden Joko Widodo saat memimpin rapat terbatas (ratas) di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (26/5/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melarang para menteri untuk merombak jabatan strategis di kementerian maupun jajaran di bawahnya, termasuk juga Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tak boleh merombak jajaran di direksi hingga Oktober 2019.

Dia menyebut arahan tersebut diberikan Jokowi dalam Sidang Kabinet pada Senin kemarin. "Para menteri diminta untuk tidak mengeluarkan kebijakan strategis dan juga penempatan atau penggantian jabatan-jabatan atau posisi tertentu," ujar Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (6/8/2019).

Menurut dia, para menteri tidak hanya dilarang merombak jabatan direktur jenderal dan setingkatnya tetapi juga Direksi BUMN. Imbauan ini berlaku hingga periode pemerintahan Jokowi-JK selesai.

Moeldoko menuturkan larangan tersebut dikeluarkan lantaran Jokowi tak ingin ada beban pada periode keduanya nanti.

"Ini kan saat-saat kritis ya. Relatif tinggal berapa bulan. Jadi jangan sampai nanti punya beban kedepannya. Itu aja sebenarnya," jelas mantan Panglima TNI itu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Dirut Definitif PLN Kemungkinan Baru Diputuskan Oktober

Jokowi Beri Arahan di Rakornas Pengendalian Karhutla 2019
Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberikan pengarahan dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan di Istana Negara, Jakarta, Selasa (6/8/2019). Jokowi menyampaikan tak mau kebakaran hutan dan lahan (karhutla) 2015 terulang kembali. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kejadian mati lampu total pada Minggu siang, membuat banyak pihak mempertanyakan kinerja PT PLN (Persero) yang menjadi pemasok listrik utama di Indonesia. Berkaitan dengan kinerja, tentu saja yang menjadi sorotan adalah pemimpin alias direktur utama (dirut) dari perusahaan listrik tersebut.

Sampai saat ini, PLN masih belum memiliki dirut definitif. Pimpinan tertinggi PLN saat ini diduduki oleh Sripeni Inten Cahyani yang merupakan pelaksana tugas (Plt) dirut. Dia ditetapkan menduduki jabatan tersebut pada Jumat pekan kemarin menggantikan Djoko Abumanan yang juga merupakan Plt dirut.

Lalu, kapan PLN memiliki dirut baru?  

Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, urusan penunjukan Dirut PLN merupakan kewenangan Menteri BUMN, Rini Soemarno. Cuma saat ini, Rini sedang menjalankan ibadah haji.

"Saya enggak tahu kalau ada khusus mengenai ini. Karena menterinya lagi haji, tunggu pulang haji juga," kata Luhut dikutip pada Selasa (6/8/2019).

Meskipun demikian, lanjut Luhut, Presiden Jokowi sudah memberi arahan kepada seluruh menteri untuk tidak membuat keputusan selama masa transisi hingga Oktober nanti.

"Presiden beri arahan kepada kami pada rapat untuk apa semua menteri-menteri jangan dulu membuat keputusan sampai Oktober," jelas dia.

Kecuali ada keputusan tertentu yang memang harus diambil dalam kurun waktu hingga Oktober. "Kecuali nanti ada hal khusus Pak Presiden kasih arahan, ya saya enggak tahu," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya