Liputan6.com, Jakarta - Kabupaten Bandung melalui Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Raharja Air Minum menargetkan layanan air bersih melalui jaringan perpipaan 60 persen pada 2023 dari kondisi saat ini baru sebesar 24 persen.
"Ya benar, targetnya sebesar itu dan itu sesuai dengan rencana induk pengembangan sistem penyediaan Air minum (SPAM) di Kabupaten Bandung pada 2023," kata Direktur Utama Perumda Tirta Raharja Air Minum, Rudie Kusmayadi dikutip dari Antara, Kamis (8/8/2019).
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Menurut Rudie, nota kesepahaman tersebut merupakan langkah awal pengembangan SPAM di wilayah pelayanan Perumda Air Minum Tirta Raharja, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Dia mengatakan, pihaknya menggandeng Moya Indonesia untuk mengejar target realisasi cakupan pelayanan sebesar 60 persen pada 2023 itu.
"Gap-nya (celah) yang cukup besar. Nah kita pun untuk mengejar ini juga agak sulit, karena memang pembangunan SPAM ini memerlukan biaya yang cukup besar", ujarnya.
Oleh karena itu, lanjut dia, pihaknya menjajaki kerja sama dengan pihak swasta. "Dari hasil kajian, bila visibel, nanti dengan teknologi inovasi yang dimiliki Moya Indonesia dan Tirta Raharja, nanti sama-sama kita kembangkan dalam objek kerja sama," katanya.
Rudie optimistis prospek kerja sama ini karena Kabupaten Bandung memiliki potensi pengembangan SPAM yang masih besar, antara lain karena ketersediaan air baku yang mencukupi, yang bersumber dari empat sungai, salah satunya Sungai Citarum.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Peningkatan Pelayanan Air Bersih
Sementara itu Bupati Bandung, Dadang M. Nasser mengatakan, langkah itu sejalan dengan instruksi pemerintah pusat agar seluruh warga menggunakan 100 persen air perpipaan.
"Hari ini ada peminat dari pihak ketiga, tentu kami sangat wellcome dan dengan pakai koridor hukum yang baik, sehingga aturannya tetap terpenuhi," jelasnya.
Dadang menambahkan, walaupun pengembangan SPAM di wilayah Kabupaten Bandung ini berpeluang meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), namun pihaknya tidak akan mengabaikan fungsi sosial Tirta Raharja, yang akan direalisasikan dalam bentuk perbedaan tarif berdasarkan kemampuan kelompok pelanggan.
Senada dengan Dadang M Nasser, CEO Moya Indonesia Mohamad Selim mengatakan, peningkatan pelayanan air bersih perpipaan perlu terus ditingkatkan agar semakin banyak warga yang memiliki akses terhadap air bersih.
Selim menambahkan, jika hasil pra studi kelayakan tersebut menghasilkan potensi pengembangan yang baik, maka akan menjadi pedoman awal untuk melakukan studi kelayakan lebih lanjut untuk merealisasikan Rencana Induk Pengembangan SPAM di wilayah Kabupaten Bandung.
Perumda Air Minum Tata Raharja Kabupaten Bandung, saat ini melayani 99.400 pelanggan, dengan kapasitas produksi mencapai 981 liter per detik. Kapasitas sebesar itu sudah terserap hampir 100 persen, sehingga diperlukan upaya peningkatan produksi agar semakin banyak warga Kabupaten Bandung mendapatkan air bersih perpipaan.
Advertisement
Air PDAM Segera Mengalir ke Rumah-Rumah Pelanggan di Bandung
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandungmemastikan pipa transmisi Cisangkuy telah diperbaiki. Sehingga proses pengaliran air menuju pelanggan pasca mengalami kerusakan, sudah bisa dilakukan dengan normal.
"Semua perbaikan pipa yang kemarin bocor ini sudah dapat tersambung sejak Senin (26/11/218) malam. Jadi sekarang ini dalam progres pengaliran," ujar Direktur Utama PDAM Tirtawening Kota Bandung Sonny Salimi di Balai Kota Bandung, Selasa (27/11/2018).
Sonny mengatakan, masih perlu waktu untuk mengalirkan air sampai ke rumah-rumah pelanggan. Hal itu disebabkan adanya kekosongan pipa akibat tak dialiri air selama dua hari.
"Untuk sampai ke pelanggan mungkin butuh sampai Rabu, karena kan ketika kemarin berhenti dua hari, pipa distribusi se-Bandung kan pasti kosong. Berarti perlu waktu mengisi ulang. Walaupun hari ini sudah kita beroperasi normal tapi untuk menormalkan lagi ke masyarakat butuh satu hari lagi," paparnya.
Sebelumnya, pipa transmisi Cisangkuy sempat pecah pada Minggu (25/11/2018) dini hari lalu. Akibatnya, sebanyak 103.569 rumah terdampak pecahnya pipa transmisi Cisangkuy. Pipa berusia 28 tahun itu rusak diperkirakan karena tekanan air yang besar mengalir secara mendadak.
"Penyebabnya karena tekanan besar yang mendadak, karena di situ pipanya sengaja dibedakan. Ketika ada water hammer, atau tekanan air yang bertambah secara mendadak, pipa air di situ yang akan pecah," kata dia.
Pipa pecah tersebut berbahan Ductile Cast Iron Pipe (DCIP). Sementara pipa-pipa lainnya berbahan steel yang lebih kuat.
Sonny pun memastikan, sistem perawatan pipa sudah sesuai dengan prosedur, yakni dengan mengatur tekanan air dalam pipa. Soal usulan mengganti pipa keseluruhan, Sonny menilai, saat ini hal itu bukan solusi yang bijak. Pasalnya membutuhkan biaya sangat besar untuk mengganti pipa sepanjang 32 kilometer.
"Pilihan bijak saat ini adalah bagaimana kita tetap melakukan upaya preventif sehingga potensi untuk terjadinya bocor ini bisa kita tekan," ujar dia.
Sementara itu, Sonny menegaskan, pihaknya siap untuk mengganti kerugian lima rumah warga terdampak. Ia sudah menginventarisasi nilai kerugian termasuk untuk penggantian bagi warga.
"Untuk perbaikan pipa biasanya Rp200-300 juta. Untuk warga mungkin tidak lebih dari Rp100 juta," imbuhnya.