Harga Emas Diprediksi Tembus Rp 800 Ribu per Gram di Akhir 2019

Harga emas diperkirakan terus naik hingga akhir tahun 2019.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Agu 2019, 19:44 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2019, 19:44 WIB
Ilustrasi Harga Emas (4)
Ilustrasi Harga Emas

Liputan6.com, Jakarta CEO dan Co Founder Tamasia Muhammad Assad memprediksi harga emas akan mengalami kenaikan signifikan. Dia sendiri memperkirakan harga emas pada akhir tahun 2019 dapat menembus Rp 800 ribu.

"Tahun lalu hanya Rp 680 ribu per gram, sekarang naik menjadi Rp 720 ribu. Kalau prediksi saya pribadi bisa sampai Rp 800 ribu per gram sampai akhir tahun," kata dia, di Plaza Indonesia, Jakarta, Kamis (15/8/2019).

Dia menuturkan, kenaikan harga emas tersebut didorong oleh ketidakpastian ekonomi global, seperti perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China yang tak kunjung mereda.

Selain itu, pemangkasan suku bunga acuan berbagai negara juga dipangkas dan devaluasi Yuan juga turut memberikan pengaruh.

"Capital market juga kita lihat agak goyang terdampak. Itu membuat harga emas melonjak tinggi karena orang enggak akan masukin uangnya ke bank karena bunga rendah," ucap Assad.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Persediaan Makin Terbatas

20161115-Harga-emas-turun-Rp-2000gram-AY4
Pegawai menunjukan emas batangan di Jakarta, Selasa (15/11). Untuk harga emas Batik dengan corak Parang Barong dengan ukuran 10 gram, Antam menjualnya di harga Rp 6.040.000 atau Rp 604 ribu per gram. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menurut dia, harga emas ke depan akan terus mengalami kenaikan lantaran persediaannya terbatas, sementara permintaannya terus naik. Selama 3 tahun terakhir, penjualan emas Antam naik cukup signifikan.

"Di tahun 2016 itu penjualan emas Antam sebesar 10,2 ton. Di 2017 sebesar 13,2 ton, dan di 2018 itu naik menjadi 25,3 ton emas," imbuhnya.

Direktur Utama Bursa Berjangka Jakarta, Stephanus Paulus menggunakan, kenaikan harga emas tidak akan menurunkan minat masyarakat untuk berinvestasi emas.

Sebab menurut dia, ada kebiasaan masyarakat Indonesia yang dapat dibilang unik, yakni tetap berinvestasi di saat harga tinggi.

"Investor di Indonesia ini lucu, ketika harga tinggi berbondong-bondong investasi. Selain itu juga persoalan perang dagang dan pemangkasan suku bunga mempengaruhi kenaikan harga emas sekarang ini," tegas Paulus.

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

Ekonomi Zona Eropa Memburuk, Harga Emas Naik Lagi

Ilustrasi Harga Emas Naik 1
Ilustrasi Harga Emas Naik (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Harga emas naik 1 persen pada perdagangan hari Rabu (14/8). Kenaikan karena kurva yield Treasury AS berbalik arah dan data ekonomi yang buruk dari zona euro memicu kekhawatiran resesi dan mendorong investor memilih ke safe-haven.

Dikutip dari laman CNBC, Kamis (15/4/2019), harga emas di pasar spot naik 0,8 persen menjadi USD 1,513,34 per ounce, setelah merosot sebanyak 2 persen pada hari Selasa. Sementara harga emas berjangka AS naik 0,75 persen pada USD 1.525,4.

Kurva imbal hasil keuangan AS berbalik arah untuk pertama kalinya sejak 2007, sebuah tanda bahwa ekonomi terbesar dunia itu mungkin menuju resesi.

“Dengan ekonomi utama di zona euro yang melaporkan pertumbuhan negatif, mungkin saja kita akan melihat resesi. Jadi, untuk emas khususnya, itu meningkatkan ekspektasi dari apa yang akan dilakukan Federal Reserve AS dalam hal pelonggaran suku bunga," kata Jeff Klearman, manajer portofolio di GraniteShares.

“Tidak ada yang bisa mengalahkan emas dalam waktu dekat ini. Mungkin ada kemungkinan dmana harga emas kembali naik," ucapnya lebih lanjut.

PDB zona eropa hampir tidak tumbuh pada kuartal kedua 2019 karena ekonomi di seluruh blok kehilangan kekuatan ekonomi. Sebut saja Jerman, ekonomi mereka terpengaruh karena perlambatan global yang didorong oleh konflik perdagangan dan ketidakpastian Brexit.

Ini terjadi setelah data menunjukkan pertumbuhan dalam output industri China pada bulan Juli naik paling lambat dalam lebih dari 17 tahun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya