Jaringan Irigasi di Sumsel dan Lampung Mampu Genangi 124 Ribu Ha Sawah

Pembangunan bendungan, embung, jaringan irigasi baru, dan rehabilitasi jaringan irigasi eksisting bertujuan untuk mendukung ketahanan pangan nasional.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 20 Agu 2019, 09:00 WIB
Diterbitkan 20 Agu 2019, 09:00 WIB
Pada 2016-2019, Kementerian PUPR telah pembangunan Jaringan Irigasi Utama Bahuga Daerah Irigasi Komering bagian hilir di Kabupaten OKU Timur dengan luas 6.853 ha.
Pada 2016-2019, Kementerian PUPR telah pembangunan Jaringan Irigasi Utama Bahuga Daerah Irigasi Komering bagian hilir di Kabupaten OKU Timur dengan luas 6.853 ha.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) selama periode 2015–2018 telah membangun 865.393 ha jaringan irigasi dari target 1 juta ha jaringan irigasi baru. Sementara pada akhir 2019 ditargetkan ada tambahan 139.410 ha jaringan irigasi. Dengan begitu, total jaringan irigasi yang terbangun dari 2015–2019 mencapai 1.004.803 ha.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, program pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi merupakan salah satu program yang targetnya akan tercapai selain pemeliharaan jalan nasional, pembangunan jalan baru, jalan tol, waduk, kota baru, serta pelatihan dan sertifikasi konstruksi.

"Pembangunan bendungan, embung, jaringan irigasi baru, dan rehabilitasi jaringan irigasi eksisting bertujuan untuk mendukung ketahanan pangan nasional," ujar Menteri Basuki dalam keterangan tertulis, Selasa (20/8/2019).

Salah satu jaringan irigasi yang dikembangkan Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera VIII Ditjen Sumber Daya Air terletak di Sumatera Selatan (Sumsel) dan sebagian Lampung, melalui pembangunan Proyek Irigasi Komering dengan potensi mengairi lahan seluas 124 ribu ha.

Luas area irigasi terbagi sebanyak 74 ribu ha di Sumatera Selatan, yang mencakup Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) dan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Sementara sisa 50 ribu ha terletak di Kabupaten Way Kanan dan Kabupaten Tulang Bawang, Lampung.

Pada 2016-2019, Kementerian PUPR juga melaksanakan pembangunan Jaringan Irigasi Utama Bahuga Daerah Irigasi Komering bagian hilir di Kabupaten OKU Timur dengan luas 6.853 ha. Pekerjaan dibagi menjadi dua Paket, yakni Paket I seluas 3.741 ha dan Paket II seluas 3.112 ha.

Lingkup pekerjaan di Paket I antara lain pembangunan saluran sekunder 15,05 km dan sub sekunder 14,17 km. Konstruksi dilakukan oleh PT Wijaya Karya dan PT Tri Bhakti dengan anggaran Rp 288 miliar dan progress fisiknya sudah mencapai 94,7 persen.

Sementara pada Paket II dikerjakan pembangunan saluran sekunder 14,21 km dan saluran sub sekunder 30,17 km. Konstruksinya dilakukan oleh PT Adhi Karya dan PT Punggur dengan anggaran Rp 301 miliar dengan progres mencapai 90 persen.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Meningkatkan Standar Hidup Petani

Pada 2016-2019, Kementerian PUPR telah pembangunan Jaringan Irigasi Utama Bahuga Daerah Irigasi Komering bagian hilir di Kabupaten OKU Timur dengan luas 6.853 ha.
Pada 2016-2019, Kementerian PUPR telah pembangunan Jaringan Irigasi Utama Bahuga Daerah Irigasi Komering bagian hilir di Kabupaten OKU Timur dengan luas 6.853 ha.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera VIII Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Birendrajana, menyampaikan bahwa pada setiap paket juga turut dibangun bangunan pelengkap seperti bangunan bagi, sadap, ukur, pelimpah dan penguras, jembatan desa, gorong-gorong, bangunan terjun, dan bangunan akhir.

"Pembangunan Daerah Irigasi Komering dilakukan bertahap dengan mengembangkan sub daerah irigasinya sejak tahun 1990. Tujuannya untuk meningkatkan taraf hidup dan standar hidup petani melalui peningkatan areal tanaman dan produksi pertanian," ungkapnya.

Adapun sumber daya air yang dimanfaatkan berasal dari Danau Ranau yang merupakan danau alam dengan kapasitas sebesar 254 juta m3. Tantangan yang dihadapi dalam pengaturan irigasi adalah pada musim kemarau, dimana debit air sungai komering yang masuk ke saluran irigasi sangat kecil.

Sedangkan pada musim hujan, elevasi sungai komering naik mengakibatkan debit air sungai yang masuk ke saluran relatif cukup besar dan membawa cukup banyak kandungan lumpur yang mengendap di saluran.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya