Liputan6.com, Englewood Cliffs - Penulis Rafael Badziag menginvestasikan waktu selama enam tahun untuk menemui 21 miliarder dan mempelajari prinsip-prinsip mereka. Pengalaman itu ia tulis di bukunya berjudul The Billion Dollar Secret.
Semua miliarder yang ia wawancara adalah yang sukses berkat usaha sendiri (self-made). Dalam proses menulis buku tersebut, Badziag turut memerhatikan penyesalan yang dialami para miliarder.
Advertisement
Baca Juga
"Meski ada banyak penyesalan yang diceritakan pada miliarder ini ke saya, yang membuat saya terkejut adalah mereka tidak terlalu terpuruk pada hal yang gagal mereka lakukan. Malah faktanya, hampir mereka semua berkata bahwa kesalahan dan kegagalan tidaklah bisa dihindari," ujar Badziag seperti dikutip CNBC.
Dari berbagai penyesalan yang sang penulis dengar, ada lima jenis penyesalan miliarder yang paling umum. Berikut lima penyesalan dari 21 miliarder yang Badziag wawancara:
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
1. Tidak Ambil Peluang Hebat
"Dengan risiko besar, ada keuntungan besar. Tetapi, kamu akan kesulitan mendapat keuntungan besar jika tidak cepat mengambil tindakan. Banyak miliarder yang mempelajari itu dengan cara yang keras," ujar Badziag.
Miliarder Tim Draper bercerita ketika ia sempat tertarik investasi di Facebook ketika valuasi platform itu masih USD 20 juta. Pada akhirnya, Draper malah mundur dari investasi di Facebook. Kini, Facebook memiliki profit yang amat besar dan Mark Zuckerberg juga menjadi salah satu orang terkaya di dunia.
"Ketika kamu melihat sebuah peluang besar, janganlah ragu-ragu," ujar Draper.
Advertisement
2. Jangan Hidup di Masa Lalu
Miliarder Chip Wilson punya prinsip untuk hidup di saat ini (live in present), tetapi dulu ia sempat terjebak di masa lalu, atau kebanyakan berpikir tentang masa depan.
Wilson pun akhirnya sadar untuk lebih mengapresiasi kehidupan yang ia miliki saat ini.
"Saya dulu selalu berpikir, 'Apa yang akan kulakukan di masa depan?' Saya menyadari bahwa saya menghabiskan 40 tahun dalam hidup saya tanpa mengucapkan, 'Oh, bukankah hidup saat ini luar biasa?'" ujar Wilson.
Menurutnya itu membuatnya lebih termotivasi menjadi orang yang lebih baik dan membuat perubahan positif di dunia.
3. Tidak Memulai Lebih Awal
Meski sudah sukses, banyak miliarder menyesal karena tidak mengejar cita-cita mereka lebih awal. Peter Hargreaves, pendiri layanan keuangan terbesar di Inggris Raya, berkata ia ingin mulai merintis bisnis di usia yang lebih muda.
Miliarder Naveen Jain juga berkata ingin mulai berbisnis lebih awal. Ia mulai membuka perusahaan InfoSpace ketika usianya hampir 40 tahun dan berandai jika bisa langsung terjun di dunia bisnis ketika usianya 20 tahun.
"Kamu lebih banyak belajar dengan cara melakukannya sendiri ketimbang belajar dari orang lain," ujar Jain yang pernah bekerja di Microsoft.
Advertisement
4. Lebih Berani
Jika bisa kembali muda, miliarder Jack Cowin asal Asutralia akan berusaha lebih berani. "Saya akan menjadi lebih berani. Saya akan mengambil lebih banyak risiko," ujarnya.
Mengabil risiko pun bukan berarti sama dengan ceroboh. Cowin yang berasal dari industri makanan ini menyebut segalanya harus mengikuti prosedur yang baik agar tindakan tak membawa kerugian.
5. Takut Perubahan
"Setiap hari kamu harus berubah. Jika kamu tidak berubah, kamu mati," ujar miliarder Frank Hasenfratz, pendiri manufaktur kendaraan Linamar yang berbasis di Kanada.
Prinsip itu ia ambil ketika melihat banyaknya pabrik manufaktur di negaranya pada tahun 1964, yakni 100 pabrik. Kini hampir semuanya sudah tidak ada. Ia menyebut hal itu mendorongnya agar terus berinovasi.
"Saya berbisnis sudah 60 tahun. dan jika kamu tidak sedikit waspada, jika kamu tidak berpikir, 'Saya harus lebih baik besok, saya harus punya produk berbeda atau membuat produk yang lebih bagus' - jika kamu tidak seperti itu, maka kamu tidak akan bertahan lama," ujarnya.
Advertisement